InfoMalangRaya.com – Zionis “Israel” tak berhenti menyerang rumah sakit. Kali ini yang dibombardir adalah RS al-Awda di Jabaliya dan RS Kamal Adwan di Beit Lahiya. Keduanya berada di kawasan Gaza utara dan merupakan RS yang masih tersisa, setelah RS lainnya hancur dan tidak bisa difungsikan.
Dilaporkan oleh Middle East Eye (21/05/2024), RS Kamal Adwan dibom sehingga pasien yang terbaring di tempat tidur dan staf medis harus dievakuasi. Peluru juga mengjajar gerbang unit gawat darurat.
Tembakan artileri Zionis juga menghantam RS al-Awda, yang telah dikepung sejak akhir pekan. Tim medis di al-Awda mengatakan bahwa penembak jitu terus mengincar gedung RS. Sebuah roket artileri menghantam lantai lima, lokasi bagian administrasi.
“Kami sangat prihatin dengan keselamatan pasien dan staf rumah sakit yang tersisa. Kami memohon perlindungan untuk mereka, akses kemanusiaan dan gencatan senjata segera,” kata kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus di akun X.
Serdadu “Israel” terus merangsek lebih dalam ke kamp pengungsi Jabaliya. Serangan darat dimulai hampir dua pekan lalu. Tank-tank dan pemboman “Israel” telah merusak kawasan pemukiman, sementara buldoser militer merobohkan toko-toko dan properti.
“Israel menghancurkan kamp tersebut di atas kepala rakyat. Pengeboman tidak pernah berhenti,” kata Abu el-Nasser, warga kamp pengungsi Jabaliya.
“Dunia menyerukan lebih banyak makanan untuk masuk ke Gaza. Sementara kami ingin menyelamatkan nyawa, bukan makanan tambahan.”
Dalam waktu yang sama, Zionis “Israel” juga terus membombardir kawasan Jalur Gaza lainnya, utamanya wilayah di Rafah dan Khan Younis. Dilaporkan oleh Al Jazeera, hari Selasa kemarin serangan udara di kamp pengungsi Yabna yang padat di Rafah menewaskan tiga anak.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, sedikitnya 85 orang syahid dan 200 orang terluka dalam 24 jam terakhir. Jumlah total korban syahid sejak 7 Oktober 2023 menjadi 35.647 orang.
Blokade Bantuan
Zionis “Israel” mengintensifkan serangan ke Gaza awal bulan ini. Penjajah mengirimkan lebih banyak pasukan ke Rafah dan Gaza utara sambil memblokir masuknya bantuan kemanusiaan.
Pada hari Selasa, badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, mengatakan bahwa distribusi makanan di Rafah ditangguhkan karena kurangnya pasokan dan ketidakamanan. Juga tidak ada pasokan medis dalam 10 hari terakhir karena “penutupan/gangguan” di penyeberangan Rafah dan Kerem Shalom ke Gaza, yang diduduki oleh pasukan “Israel” awal bulan ini.
Berbicara pada konferensi pers di Jenewa, Direktur Jenderal WHO Ghebreyesus meminta “Israel” untuk mencabut blokade terhadap bantuan.
“Pada saat masyarakat Gaza menghadapi kelaparan, kami mendesak Israel untuk mencabut blokade dan membiarkan bantuan masuk,” katanya.
“Tanpa lebih banyak bantuan yang mengalir ke Gaza, kami tidak dapat mempertahankan dukungan rumah sakit yang menyelamatkan jiwa.”
Sementara itu, Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben Gvir, menyatakan niatnya untuk memukimkan kembali warga “Israel” di daerah kantong tersebut setelah perang berakhir. Katanya, “Israel” harus memiliki kendali penuh atas Jalur Gaza dan mengisinya kembali dengan pemukiman Yahudi di seluruh wilayah.*
Baca juga: Resmi Norwegia, Irlandia dan Spanyol Beruntun Mengakui Negara Palestina
Leave a Comment
Leave a Comment