InfoMalangRaya – Beberapa minggu terakhir, di Malang Raya ramai terjadinya sejumlah kasus bunuh diri. Bahkan ada yang dilakukan oleh satu keluarga.
Dr. Nur Eva, M.Psi., Psikolog dari Universitas Negeri Malang (UM) berpendapat, bunuh diri merupakan tindakan melukai diri sendiri dengan maksud untuk menghilangkan nyawa.
Menurut Dr. Eva, perilaku bunuh diri merupakan bagian dari masalah kesehatan mental, yang perlu mendapatkan perhatian dan harus diatasi. Apalagi pelakunya adalah generasi Z yang masih labil.
“Seseorang yang ingin melakukan bunuh diri, disebabkan berbagai faktor yang sangat kompleks. Baik dari aspek biologis, psikologis dan sosial kultural yang terakumulasi dalam bentuk stressor, yang tidak mampu ditangani lagi secara adaptif oleh penderita,” jelasnya
Ditambahkan Nur Eva, Gen Z adalah generasi yang lahir pada tahun 1997 – 2012. Gen Z memiliki sifat dan karakteristik yang sangat berbeda dengan generasi sebelumnya. Generasi ini dilabeli sebagai generasi yang minim batasan (boundary-less generation).
Gen Z memiliki harapan, preferensi dan perspektif kerja yang berbeda, serta dinilai menantang bagi organisasi. Karakter Gen Z lebih beragam, bersifat global, serta memberikan pengaruh pada budaya dan sikap masyarakat kebanyakan.
“Hal yang paling menonjol pada Gen Z adalah, mampu memanfaatkan perubahan teknologi dalam berbagai sendi kehidupan mereka. Teknologi mereka gunakan sama alaminya layaknya mereka bernafas,” tuturnya.
Namun kekurangan dari Gen Z adalah, mereka belum memiliki keterampilan dan kepercayaan diri yang mumpuni. Untuk mengelola ketidakpastian lingkungan yang seringkali terjadi sehingga cenderung menjadi lebih cemas.
Gen Z dilahirkan dan dibesarkan dalam pengasuhan yang terlalu protektif (overprotective), di tengah kondisi dunia yang serba tidak menentu.
“Resesi ekonomi, transformasi digital, invasi di beberapa negara, bencana alam dan juga wabah penyakit. Ini yang kemudian menyebabkan di masa dewasa, Gen Z menjadi kurang toleran terhadap ambiguitas lingkungan, karena masa kanak-kanak yang terlalu terlindungi,” jelas Dr. Nur Eva.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementerian Kesehatan RI, dapat dilihat terdapat peningkatan gangguan mental emosional dari tahun 2013 ke tahun 2018 dari provinsi di Indonesia. Termasuk di Jawa Timur dan di Malang.
Gangguan mental seperti, depresi, kecemasan, self harm dan gangguan makan, merupakan masalah kesehatan mental yang paling sering dialami oleh generasi Z.
“Salah satu penyebab penyakit mental yang dialami generasi Z adalah penggunaan media sosial yang berlebihan,” urainya
Hal ini disebabkan paparan media sosial yang sangat massif dan pola asuh orang tua yang overprotective. Penggunaan media sosial yang normal hanya 30 menit saja setiap hari.
“Penggunaan lebih dari 30 menit, akan berdampak negatif karena media sosial mempunyai logika yang berbeda dengan realitas kehidupan,” jelasnya.
Selain itu, orang tua menjadi salah faktor yang menyebabkan terbentuknya karakter yang rapuh pada Gen Z.
Memang secara alami, orang tua sebagai generasi X, tidak berharap anaknya mengalami pengasuhan yang otoriter sebagaimana diri mereka masa kecil.
“Sebaiknya, orang tua mempelajari pengasuhan yang lebih tepat untuk Gen Z. Pengasuhan yang lebih mengutamakan komunikasi, pengasuhan yang tegas, namun tetap hangat. Jenis pengasuhan ini dikenal dengan authoritative parenting,” harapnya.
Selain itu, diharapkan orang tua menambah wawasan terkait dengan kesehatan mental. Dengan pemahaman kesehatan mental yang lebih baik orang tua akan lebih peka ketika mendampingi anak.
Orang tua saat ini, tambahnya hendaklah berempati terhadap situasi yang sedang dihadapi anak, ikut merasa yang dirasakan anak. “
“Orang tua hendaklah tidak memilih sebagai kritikus dan menuntut anak. Namun berperan sebagai sahabat dan pendengar yang baik bagi anak. Kuncinya adalah pengetahuan dan komunikasi,” papar Dr. Eva
“Orang tua yang overprotective, menciptakan karakter yang rapuh pada anak. Berilah anak tantangan sesuai dengan tahap perkembangannya. Jadi faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap kesehatan mental Gen Z,” pungkasnya. (M. Abd. Rahman Rozzi)
The post Generasi Z Rentan Terhadap Penyakit Mental. Berpeluang untuk Bunuh Diri appeared first on infomalangraya.com.