Infomalangraya.com –
GUBERNUR Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkapkan, Gerakan Nasional Pengendali Inflasi Pangan (GNPIP) terbukti berhasil mengendalikan laju inflasi pangan dalam negeri. Itu terlihat dari tingkat inflasi pangan di akhir 2022 yang ada di angka 5,61% (year on year/yoy), jauh lebih rendah dari kondisi Agustus 2022 di angka 11,47% (yoy).
“Kalau tidak ada GNPIP, Agustus, September 2022 inflasi pangan 11,47%, bagaimana rakyatnya? Tetapi alhamdulillah dengan instruksi Presiden, koordinasi oleh Pak Menko, dari yang seharsunya 11,47% turun jadi 5,6%,” ujarnya dalam forum GNPIP bertema Sinergi dan Inovasi untuk Ketahanan Pangan Nasional Melalui Digitalisasi dan Hilirisasi Pertanian di Jawa, Rabu (5/4).
GNPIP, lanjut Perry, dibentuk untuk mengendalikan harga bahan pangan dalam negeri. Itu dilakukan agar tingkat inflasi makanan tak terlampau tinggi dan menambah beban tingkat inflasi umum.
Baca juga: Pedagang Benarkan Klaim Presiden Soal Harga Telur Turun
Upaya yang dilakukan GNPIP untuk mengendalikan harga sekaligus inflasi ialah melalui penyelenggaraan pasar murah, hingga memberikan subsidi ongkos angkutan yang membawa bahan-bahan pangan.
Perry menambahkan, pengendalian inflasi menjadi penting untuk menjaga perekonomian domestik. Jangan sampai, Indonesia memiliki tingkat inflasi yang cukup tinggi dan memberatkan pergerakan ekonomi.
Baca juga: Pengendalian Inflasi di Ramadan Pacu Pertumbuhan Ekonomi
Pentingnya pengendalian inflasi juga dapat dilakukan melalui pemanfaatan teknologi digital untuk mendukung agri farming. Bila itu tercapai, maka ketahanan pangan dapat terwujud dan terealisasi. Pengendalian inflasi juga disebut ditentukan oleh faktor musiman.
“Sekarang akan menghadapi Lebaran dan Idulfitri yang punya barang ojo disimpan. Rakyat membutuhkan beras, minyak goreng, telur ayam apapun buat opor harus ada di pasar-pasar sehingga ini betul-betul suplainya ada, jelas Perry. (Mir/Z-7)