Infomalangraya –
MALANG KOTA – Setelah pandemi Covid-19 berakhir, produksi keramik di Kampung Keramik Dinoyo mulai menggeliat lagi. Setidaknya, hal itu dirasakan oleh Siono Nur Riski.
Mulai awal 2023 ini, produksinya kembali meningkat. Untuk pasokan ke Bali saja, rata-rata dia mengirim 1.350 hingga 4.000 kerajinan per Minggu. “Saat ini sedang mengerjakan pesanan tempat sesaji untuk ibadah orang Hindu,” tuturnya kemarin.
“Orang sana (Bali) kan banyak yang menggunakan tempat saji ini sekali pakai, setelah itu dibuang. Jadi permintaannya selalu banyak,” tambahnya pria yang mendirikan perusahaan kerajinan keramik sejak tahun 1990 itu.
Selain memasok ke Bali, Siono juga kerap kali melayani pelanggannya di daerah lain di luar Jawa. Termasuk Kalimantan. ”Kalau di Jawa ya kiriman terbanyak ke Solo, Jawa Tengah,” katanya.
Bentuk kerajinan yang diproduksi beragam. Mulai dari wadah keramik ukuran kecil hingga ukuran besar. Harga yang dibanderol juga beragam, sesuai ukuran dan tingkat kesulitan.
Meski sudah menggeliat, dia mengatakan, produksinya belum bisa normal seperti sebelum pandemi. Namun dia sudah bersyukur lantaran mulai bisa menggeliat lagi. “Sebelum pandemi, kami mengirimkannya pakai truk. Kalau sekarang ini ya cukup menggunakan ekspedisi,” terangnya.
Sementara terkait proses pembakaran keramik, dia memilih memakai oven dengan bahan bakar LPG. Satu kali oven dengan diisi 2000- an keramik membutuhkan waktu pembakaran sekitar sembilan jam. Tujuannya agar proses pembakaran benar- benar sempurna. “Kalau dulu pakai tungku, proses pembakaran lebih lama,” tuturnya.(dur/dan)