Infomalangraya – MALANG KOTA – Tiga rak sepatu terpajang di rumah di Jalan Phospat, Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing kemarin (9/6). Rumah milik pasangan Ridwan-Sri Wagiati itu sekaligus menjadi rumah produksi sepatu ”Madocci”.
Pada rak pertama terpajang sepatu eco print yang ready stock. Lalu di rak kedua digunakan untuk menyimpan produk sepatu, topi, dan tas. Sementara rak ketiga menjadi tempat penyimpanan sepatu-sepatu berbagai warna.
Pemilik usaha sepatu eco print Ridwan mengungkapkan, dia sudah memulai bisnis sepatu rumahan sejak bujang. Tepatnya pada 1995 lalu. Namun baru melirik eco print lima tahun terakhir. ”Sebelumnya, saya memang bekerja di perusahaan sepatu. Lalu membesarkan usaha ini,” ujar Ridwan di sela-sela memproduksi sepatu eco print. ”Istri ikut membantu mempromosikan ke tetangga hingga dinas-dinas di Malang,” tambahnya.
Dalam pembuatannya, Ridwan menggunakan kulit hewan, seperti kulit kambing, sapi, dan domba. Kulit hewan tersebut lantas dibentangkan seperti membuat motif eco print pada kain. Selanjutnya ditempel aneka dedaunan. Antara lain daun kenikir, daun lanang, mawar, hingga paitan. Selanjutnya dilakukan pewarnaan.
Untuk pembuatan satu sepatu, dia membutuhkan waktu 2-3 hari. Harganya beragam, tergantung jenis dan kondisi sepatu. Untuk sepatu perempuan berkisar antara Rp 350 ribu sampai Rp 1 juta. Sedangkan sepatu laki-laki dibanderol Rp 400 ribu sampai Rp 1 juta.
”Biasanya dalam satu bulan yang dipesan bisa 40 sepatu. Tapi paling ramai saat Ramadan hingga menjelang Idul Fitri,” sebut dia.
Selain dipamerkan ke sejumlah hotel dan Malang Creative Center (MCC), produknya juga dipamerkan ke luar pulau, salah satunya Sulawesi.
Sang istri, Sri Wagiati menambahkan, perawatan sepatu eco print tak susah. “Untuk perawatannya pakai yang netral atau bening dan boleh dicuci. Kami garansi untuk lem. Cuma jangan dijemur,” tutur dia. (mel/dan)