InfoMalangRaya.com β Pesawat tempur zionis Israel pada pagi ini melancarkan serangan yang menarget Jihad Islam di Gaza dan menewaskan tiga anggota senior kelompok tersebut beserta keluarganya.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan bahwa setidaknya sembilan orang telah terbunuh dalam serangan udara pada Selasa dini hari. Sementara pihak rumah sakit setempat hingga kini telah menerima 10 korban tewas.
Childhood under the lsraeli occupation. Photos for a Palestinian child killed in the latest lsraeli aggression on Gaza Strip. pic.twitter.com/aa6LXHUkTiβ TIMES OF GAZA (@Timesofgaza) May 9, 2023
Militer Israel mengatakan serangan udara diarahkan ke kediaman tiga komandan senior kelompok bersenjata Jihad Islam.
Saksi mata mengatakan sebuah ledakan menghantam lantai atas sebuah gedung apartemen di Gaza dan sebuah rumah di selatan kota Rafah.
Tentara Israel mengatakan serangan udara, dengan nama sandi βOperasi Perisai dan Panah,β menargetkan Khalil Bahtini, komandan Jihad Islam untuk Gaza utara; Tareq Izzeldeen, perantara kelompok itu antara anggota Gaza dan Tepi Barat; dan Jihad Ghannam, sekretaris dewan Jihad Islam.
Zionis menambahkan ketiganya bertanggung jawab atas tembakan roket baru-baru ini ke Israel.
Salah satu korban terbunuh, Tareq Izzeldeen, dilaporkan sedang bersama keluarganya. Dia beserta istri dan ketiga anaknya syahid dalam serangan Israel.
BREAKING: An entire family including 3 CHILDREN were killed in a targeted Israeli airstrike on their house in Gaza earlier tonight, bringing the death toll of the Israeli aggression to 9. pic.twitter.com/ut2m0gWahGβ Quds News Network (@QudsNen) May 9, 2023
Saling Serang
Jihad Islam, merupakan kelompok perlawanan Palestina yang lebih kecil dari Hamas, memastikan bahwa ketiga anggotanya tewas dalam serangan Israel.
Serangan udara terjadi saat ketegangan meningkat antara Israel dan Palestina di Gaza, yang diperintah oleh Hamas.
Ketegangan itu terkait dengan meningkatnya kekerasan di Tepi Barat yang diduduki, di mana Israel telah melakukan serangan hampir setiap hari selama beberapa bulan terakhir untuk menahan warga Palestina yang diduga merencanakan atau melakukan serangan terhadap warga Israel.
Untuk mengantisipasi serangan roket Palestina sebagai tanggapan atas serangan udara tersebut, militer Israel mengeluarkan instruksi yang menyarankan pemukim Yahudi dalam jarak 25 mil (40 kilometer) dari Gaza untuk tetap dekat dengan tempat perlindungan bom yang telah ditentukan.
Pekan lalu, beberapa roket ditembakkan dari Gaza ke Israel selatan, dan militer Israel membalasnya dengan serangan udara. Roket tersebut menyusul kematian seorang anggota senior Jihad Islam yang mogok makan dalam tahanan Israel.
Saling tukar serangan itu lantas berakhir dengan gencatan senjata yang dimediasi oleh Mesir, PBB, dan Qatar.
Serangan udara serupa dengan yang terjadi pada tahun 2022 di mana Israel mengebom tempat-tempat yang menampung komandan kelompok Jihad Islam, memicu serangan tiga hari yang membuat kelompok tersebut kehilangan dua komandan utamanya dan lusinan militan lainnya.
Israel mengatakan penyerbuan di Tepi Barat dimaksudkan untuk membongkar jaringan kelompok bersenjata dan menggagalkan serangan di masa depan. Orang-orang Palestina melihat serangan itu sebagai kubu lebih lanjut dari 56 tahun Israel, pendudukan terbuka atas tanah yang mereka cari untuk negara merdeka di masa depan.
Sejauh ini, 105 warga Palestina tewas oleh tembakan Israel di Tepi Barat yang diduduki dan Yerusalem timur sejak awal 2023, menurut penghitungan Associated Press.*