InfoMalangRaya.com—Militer penjajah ‘Israel’ kembali melancarkan serangan udara dan dibalas oleh kelompok pejuang di Gaza, menyusul kematian seorang tahanan Palestina yang melakukan mogok makan saat berada dalam tahanan penjajah.
Pada hari Selasa (2/5/2023) malam, pesawat tempur ‘Israel’ melancarkan serangkaian serangan ke berbagai sasaran di Jalur Gaza. Ledakan besar terdengar, dengan kepulan api dan di lokasi yang ditarget.
Koresponden Palestine Information Centren (PIC) mengatakan, pesawat tempur ‘Israel’ membom beberapa lokasi di Jalur Gaza utara dan Kota Gaza, dan sebuah lokasi di barat Khan Yunis.
Menurut sumber lokal, pesawat tak berawak ‘Israel’ menembakkan 3 rudal ke daerah sekitar lokasi kapal, barat laut Gaza, diikuti oleh 3 rudal lainnya dari pesawat tempur.
Zionis mengatakan mereka juga menembaki Gaza menggunakan sejumlah tank sebagai tanggapan atas serangan roket dari wilayah Palestina yang disaksikan oleh wartawan AFP.
Sumber tersebut menyatakan bahwa pesawat tak berawak ‘Israel’ membom sebuah lahan di daerah al-Baydar, selatan kampung al-Zaitun, dan pos perlawanan di barat Khan Yunis, sebelum membomnya dengan rudal dari pesawat tempur.
Pesawat pendudukan Zionis ‘Israel’ juga membom pos perlawanan Badr, sebelah barat kamp pengungsi Al-Shati, dan lahan pertanian di sebelah timur Khan Yunis.
Pada Rabu (3/5/2023) pagi, pesawat-pesawat ‘Israel’ kembali melancarkan lebih banyak serangan. Mereka membom sebuah lokasi dengan setidaknya empat rudal di timur Rafah.
Para saksi mata menyatakan bahwa perlawanan menghadang pesawat tempur ‘Israel’ dengan rudal anti-pesawat, dan menembakkan lebih banyak retentan roket ke arah permukiman ‘Israel’ di sekitar Jalur Gaza.
Dalam sebuah pernyataan, penjajah mengklaim telah menargetkan 8 lokasi militer dan kompleks pelatihan pejuang Hamas, dan terowongan di seluruh Jalur Gaza.
Balasan Perlawanan
Sementara itu para pejuang Palestina membalasnya dengan menembakkan lebih banyak roket ke permukiman ‘Israel’ di sekitar Jalur Gaza. Sayap bersenjata Hamas, Brigade Izzudin al-Qassam, mengatakan pihaknya menanggapi dengan meluncurkan rudal darat-ke-udara.
Tembakan pecah setelah tahanan Palestina berusia 45 tahun Khader Adnan meninggal, hampir tiga bulan setelah ia ditahan di Tepi Barat yang diduduki ‘Israel’ karena hubungannya dengan kelompok pejuang Jihad Islam.
Perdana Menteri Otoritas Palestina (OP) Mohammad Shtayyeh menggambarkan kematian tahanan itu sebagai pembunuhan yang disengaja. Dia mengklaim penjajah telah membunuh Khader dengan menolak permintaannya untuk dibebaskan, secara medis mengabaikannya dan ditahan di sel meskipun kondisi kesehatannya buruk.*