InfoMalangRaya.com– Kota terbesar di Turki menghadapi salah satu kekeringan paling parah dengan temperatur udara mencatat rekor tertinggi. Para pakar memperingatkan Istanbul akan mengalami kekurangan air dalam beberapa pekan ke depan apabila hujan tidak turun sementara banyak waduk airnya hampir habis.
Dursun Yildiz, ketua Asosiasi Hidropolitik Turki, memperingatkan waktu akan segera habis bagi kota itu jika hujan tidak segera turun. Rumput sekarang tumbuh di banyak area waduk yang sebelumnya terendam.
Hari Rabu (23/8/2023), badan urusan air dan limbah di Istanbul ISKI mengumumkan upaya darurat dan jangka panjang untuk mengatasi krisis air.
Air sekarang dipompa dari Sungai Melen, 200 kilometer jauhnya, untuk memenuhi kebutuhan air Istanbul yang berpenduduk sekitar 16 juta jiwa. Kondisi geografis unik kota itu mempersulit upaya tersebut. Selat Bosphorus membelah Istanbul menjadi dua, sebagian besar di Asia dan sebagian kecil di Eropa.
“Kami memiliki pengelolaan air yang terintegrasi dan sedang melakukan studi-studi optimalisasi,” kata Tugba Olmez-Hanci, kepala pengembangan strategi di ISKI.
“Di bagian Asia, jumlah penduduknya 35 persen, sedangkan di Istanbul sisi Eropa jumlah penduduknya 65 persen. Sumber air lebih banyak di bagian Asia dan lebih rendah sekitar 30 persen di sisi Eropa,” papar Hanci seperti dilansir RFI.
Otoritas air telah membuat video yang mengimbau para konsumen untuk mengurangi konsumsi air, sementara konsumen yang pemakainya tinggi menerima pesan teks yang memperingatkan konsumsi mereka. Konsumen ditawari untuk memasang katup air khusus guna mengurangi tekanan semburan air.*
Leave a Comment
Leave a Comment