Kebijakan Impor Beras Dinilai Kontraproduktif

NASIONAL179 Dilihat

Infomalangraya.com –

PENGAMAT ekonomi sekaligus Direktur Eksekutif Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) Herry Mendrofa menyoroti kebijakan pemerintah yang melakukan impor pada beberapa komoditas seperti beras, gula dan daging kerbau jelang Ramadan ini.

 

Herry menilai kebijakan ini jelas kontraproduktif dengan data cadangan pangan nasional khususnya beras yang menyatakan surplus.

 

“Sesuai data di BPS Januari sampai April kita surplus bahkan produksinya hingga 13 juta ton artinya telah memenuhi kebutuhan pangan nasional perbulannya yakni 2,5 juta ton, jelas ini kontraproduktif,” ungkap Herry dalam keterangan tertulis (2/4).

Baca juga: Keterlambatan Impor Dorong Kenaikan Harga Beras

 

Lebih lanjut Herry mengatakan bahwa kebijakan impor beras ini justru memperlihatkan ketidaksiapan pemerintah dalam hal menyerap beras dalam negeri.

“Ini sepertinya bentuk ketidaksiapan pemerintah harusnya serapan beras dalam negeri dimaksimalkan dulu jangan hanya mengandalkan impor, yang ada beras dalam negeri justru tak bisa berkutik di pasaran jika beras impor menguasai,” ujarnya.

Baca juga: Bulog Harus Antisipasi Gejolak Harga Beras

 

Selain itu kebijakan ini juga bisa memicu ketidakpercayaan pemerintah dan pasar terhadap beras dalam negeri.

“Tentunya efek dari kebijakan tersebut, produsen dalam negeri ya kurang dipercayai pasar dan ini mengancam,” tutur Herry.

Padahal pemerintah sedang menggalakkan stop impor misalnya pada kebijakan larangan thrifting.

“Ya kita bisa ambil contoh bahwa pemerintah di sisi lain melarang impor seperti larangan thrifting, lalu kenapa beras, gula hingga daging sapi jadinya impor kan bisa rusak pasar dalam negeri dan tentunya tidak akan selaras dengan pertumbuhan ekonomi,” pungkasnya. (Zuq/Z-7

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *