Opini
Penulis : Rosalina Yuri Ang (Sertifikasi BPK untuk KAP tingkat Pemeriksa)
Menindaklanjuti fenomena kenaikan BBM perlu sebuah pendalaman tentang kelompok
masyarakat mampu dan kelompok masyarakat kurang mampu yang mendapatkan subsidi.
Selanjutnya apakah menjadi sebuah jaminan bahwa pemilik mobil pribadi dapat dikelompokkan sebagai masyarakat mampu? Mengapa?
Perlu disadari saat ini terdapat pergeseran pemahaman tentang kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Perubahan lifestyle dapat menggeser perubahan pola pikir masyarakat. Salah satu contohnya, kepemilikan kendaraan bermotor/mobil pribadi bukan lagi menjadi kebutuhan
sekunder namun bergeser pada kebutuhan primer.
Terlebih didukung oleh kemudahan yang
ditawarkan penjual untuk dapat memilikinya. Sayangnya, pergeseran lifestyle yang tidak
diikuti oleh perubahan pola pikir dan mental akan berpengaruh terhadap perilaku masyarakat. Sehingga dapat dikatakan bahwa, secara lifestyle menempatkan diri pada kelompok masyarakat mampu, namun secara mental tetap menempatkan pada kelompok masyarakat kurang mampu.
Sekali lagi, apakah terdapat klasifikasi yang jelas untuk dapat menggolongkan orang tersebut tepat atau tidak tepat untuk memanfaatkan BBM subsidi? Ketika klasifikasi tersebut muncul berdasarkan persepsi individu itu sendiri.
Pemerintah menuntut kesadaran diri kelompok masyarakat mampu untuk tidak membeli BBM bersubsidi, namun di sisi lain pemerintah tidak pula membantu menumbuhkan kesadaran tersebut.
Dimana control terhadap perilaku individu bukanlah suatu hal yang dapat dengan mudah dilakukan, terlebih individu tersebut memiliki kebebasan untuk menentukan perilakunya.
Maka apakah menjadi sebuah kesalahan
apabila masyarakat dari segala golongan memanfaatkan fasilitas yang ditawarkan oleh
pemerintah terkait konsumsi BBM bersubsidi? Perlu pengkajian mendalam serta pembahasan dampak dan solusi secara jelas.
Tidak seperti yang selama ini berjalan bahwa fenomena ini muncul namun lama-kelamaan akan menjadi sebuah gaya hidup baru dan menjadi kebiasaan (suatu hal yang normal).
Pergeseran paradigma/lifestyle perlu pula dipahami dan diperhatikan oleh pemerintah, agar dapat mendalami karakterisktik masyarakat Indonesia yang tentu berbeda dengan negara lain.
Komentar bahwa dengan kenaikan BBM agar subsidi dapat diberikan lebih tepat sasaran
bukan lagi menjadi sebuah kalimat penghibur bagi masyarakat, namun seperti apa aksi yang berdampak nyata lebih ditunggu oleh masyarakat untuk dapat mendukung kebijakan pemerintah.