Khutbah Jumat kali ini mengulas cara berpuasa yang sempurna, dengan menjaga dan hati dari perbuatan sia-sia dan tidak berguna
Oleh: Ali Akbar bin Muhammad bin Aqil
InfoMalangRaya.com | RAMADHAN harusnya menjaga lisan dan hati kita dari perbiatan sia-sia dan tidak berguna. Di bawah naskah lengkah khutbah Jumat kali ini;
Khutbah Jumat Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
Hadirin Jamaah Jumat yang Dimuliakan Allah SWT
Melaksanakan ibadah selain harus didasari keikhlasan semata-mata karena Allah SWT juga harus sesuai petunjuk yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ.
Ibadah yang kita tunaikan selain harus mengikuti aturan yang tertera dalam syariat yang tertuang dalam kitab-kitab fikih karya para ulama yang ahli di bidangnya, juga harus memperhatikan sikap dan perilaku dalam melaksanakannya.
Oleh karena itu, Nabi Muhammad ﷺ jauh-jauh hari telah memberikan peringatan keras kepada siapa saja yang melaksanakan ibadah, khususnya ibadah puasa, tapi dia tidak mendapatkan pahala sama sekali, kecuali hanya mendapatkan rasa lapar dan haus.
Puasanya sah dari segi fikih, tapi dari segi pahala, dia tidak mendapatkannya. Nabi ﷺ bersabda,
رب صائم حظه من صيامه الجوع والعطش
Artinya, “Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya kecuali lapar dan dahaga.” (HR. Ahmad).
Ada beberapa hal yang harus kita ketahui supaya ibadah puasa kita diterima oleh Allah SWT dan mendapatkan pahala.
Pertama, menahan pandangan. Jangan kita biarkan mata kita melihat hal-hal yang tercela di dunia nyata atau di dunia maya seperti di media sosial. Terkadang kita bisa menampik godaan dari memandang sesuatu yang tidak terpuji.
Namun kita menyaksikan tayangan-tayangan yang membatalkan pahala puasa kita dengan menonton video-video yang beredar di dunia maya.
Kita jaga mata kita dari segala perkara yang bisa membuat kita lalai kepada Allah SWT dan menyibukkan hati, terlebih yang bisa memicu syahwat. Rasul ﷺ bersabda :
النظرة سهم مسموم من سهام إبليس لعنه الله فمن تركها خوفاً من الله آتاه الله عز وجل إيماناً يجد حلاوته في قلبه
“Pandangan adalah anak panah yang beracun dari Iblis terkutuk. Barangsiapa yang menjauhinya karena takut kepada Allah, maka Allah akan menganugerahi manisnya keimanan dalam hatinya.” (HR. Hakim)
Ada lima kemuliaan bagi orang yang menjaga pandangannya, seperti disampaikan oleh Dr. Aid Abdullah al-Qarni : (1) ia merasa nyaman dan nikmat dalam melakukan ketaatan di jalan Allah SWT (2) hati terasa tenang, jiwanya tenteram, dan kehidupannya selalu terasa damai dan bahagia (3) ia akan jauh dari fitnah, aman dari ujian, dan terjaga dari kesalahan (4) akan terbuka baginya jalan-jalan ilmu, pengetahuan, taufik, dan pertolongan dari Allah SWT (5) hati dan firasatnya menjadi lurus dan tajam sehingga mampu membedakan antara yang hak dan yang batil.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Kedua, menjaga lisan
Kita jaga lisan kita dari perkataan yang tidak berguna, termasuk bicara yang mengandung unsur menggunjing, berdusta, dan adu domba.
Tidak kalah pentingnya, kita jaga lisan kita dari ucapan-ucapan yang kotor, mengandung permusuhan, provokasi, dan debat kusir.
Mari kita biasakan lisan ini untuk diam seribu bahasa dari segala bentuk ucapan seperti contoh di atas. Kita jadikan lisan ini basah dengan lantunan zikir kepada Allah SWT, membaca Al-Quran, atau mengucapkan kata-kata yang baik.
Rasullullah ﷺ bersabda :
إن الصوم أمانة فليحفظ أحدكم أمانته.
“Sesungguhnya puasa ini adalah amanah. Maka jagalah dengan sebaik-baiknya amanah oleh setiap kalian.”
Mujahid berkata, “Ada dua perkara yang merusak (pahala) puasa : menggunjing dan berdusta.”
Ibnu Mas’ud mengatakan, “Demi Allah! Tidak ada yang lebih berhak untuk dikurung lebih lama di bumi ini selain lisan.”
Wahai kita yang tengah berpuasa, bagaimana mungkin kita layak dikategorikan sebagai orang yang berpuasa sementara lisan kita melaknat orang lain, mengeluarkan kata-kata kasar dan seronok, berbohong, bergunjing, mencela, dan memaki?
Bagaimana mungkin kita dianggap berpuasa jika lisan kita menimbulkan fitnah bagi orang lain? Bagaimana mungkin kita menganggap diri kita sedang berpuasa, sementara lisan kita lupa akan adanya hari perhitungan?
JamaahShalat Jumat Hafidzakumullah
Ketiga, menjaga telinga
Kita jaga kedua telinga dari mendengarkan suara-suara yang dibenci. Setiap sesuatu yang diharamkan bagi kita untuk mengucapkannya, maka hukumnya juga haram mendengarkannya.
Karena itu, Allah SWT menyamakan dosa antara orang yang menggunjing dengan orang yang mendengarkan gunjingan.
Allah SWT berfirman :
سَمَّاعُونَ لِلْكَذِبِ أَكَّالُونَ لِلسُّحْتِ ۚ
“Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong, banyak memakan yang haram.” (QS. Al-Ma’idah : 42).
Sebagian orang menjejali telinganya dengan lagu-lagu yang membuat lalai kepada Allah SWT dan kata-kata yang mengandung dosa. Di sisi lain, ia menutupi telinganya dari bacaan-bacaan Al-Quran yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah ﷺ untuk didengarkan.
Telinga orang yang tengah berpuasa sudah sepatutnya terjaga untuk mendengarkan yang baik-baik agar membuahkan keimanan, petunjuk, cahaya, dan ketenangan dalam hati.
Jangan sampai menjadi telinga yang mendengarkan kebatilan sehingga meninggalkan bekas yang batil pula di dalam hati.
Keempat, menahan anggota badan lainnya dari perbuatan dosa
Kita jaga anggota badan yang Allah SWT anugerahkan kepada kita, seperti tangan dan kaki, dari hal-hal yang tercela.
Begitu pula kita jaga perut dari makanan-makanan yang syubhat apalagi haram. Apa artinya menjaga diri dengan puasa dari hal-hal yang dihalalkan seperti makan dan minum, tapi kita isi setelahnya dengan makan dan minum yang syubhat atau yang haram.
Puasa perut tidak hanya dari makanan dan minuman di siang hari, tapi juga dari makanan dan minuman yang haram, di siang dan malamnya.
Bagaimana seseorang digolongkan berpuasa jika saat berbuka, dia isi perutnya dengan makanan yang berasal dari hasil riba, menipu, merampas, atau dari harta anak yatim.
Jika makanan didapatkan dengan cara-cara yang haram, maka pikiran menjadi rusak, hati menjadi kasar, dan cahaya kebenaran dalam hati menjadi redup.
Kaum Muslimin yang Dirahmati Allah SWT
Kelima, supaya pahala puasa tidak hilang hendaknya kita kondisikan hati kita antara perasaan khauf (takut) dan raja’ (pengharapan). Tidak ada seorang pun yang bisa mengetahui apakah Allah SWT berkenan menerima ibadah puasa kita atau menolaknya. Kita takut puasa termasuk yang ditolak.
Tapi di sisi lain, kita harus punya harapan kepada Allah SWT disertai husnudzan (prasangka baik) puasa kita diterima oleh Allah SWT.
Inilah lima perkara yang harus kita jaga dengan serius khususnya dalam kaitan ibadah puasa di bulan Ramadan.
Ketika kita berpuasa sejak fajar sampai terbenamnya matahari, tidak makan dan minum, menahan rasa lapar dan haus, maka di saat yang sama kita harus mempuasakan mata, lisan, pendengaran, dan anggota badan lainnya.
Jangan sampai kita berpuasa, tapi kita biarkan begitu saja pandangan, pendengaran, lisan, dan anggota badan melakukan maksiat yang bisa menjadikan puasa kita sia-sia belaka. Sahabat Jabir bin Abdullah berkata;
إذا صمت فليصم سمعك وبصرك ولسانك عن الكذب والمحارم ودع أذى الجار، وليكن عليك وقار وسكينة يوم صومك، ولا تجعل يوم صومك ويوم فطرك سواء
“Seandainya kamu berpuasa maka hendaknya pendengaranmu, penglihatanmu dan lisanmu turut berpuasa dari dusta dan hal-hal haram dan janganlah kamu menyakiti tetangga. Bersikap tenang dan berwibawalah di hari puasamu. Janganlah kamu jadikan hari puasamu dan hari tidak berpuasamu itu sama.”
Semoga Allah SWT menerima ibadah puasa kita dan ibadah lainnya, puasa dan ibadah yang padat dengan pahala serta mendapatkan balasan yang terbaik di sisi Allah SWT.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ َإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْليِ هذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Dakwah Media BCA – Green
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal InfoMalangRaya (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Khutbah Jumat Kedua
اَلْحَمْدُ للّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ
أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هٰذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْن
Arsip lain terkait Khutbah Jumat bisa diklik di SINI. Artikel lain tentang keislaman bisa dibuka www.hidayatullah.com. Khutbah Jumat ini kerjasama dengan Rabithah Alawiyah Kota Malang