Close Menu

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

    What's Hot

    Melawan Hujan, Bupati Blitar Pimpin Larung Sesaji di Tengah Ombak Suro

    28 Juni 2025

    AI mungkin merusak salah satu alternatif yang lebih baik untuk Kindle

    28 Juni 2025

    Cover Harian IMR – Sabtu, 28 Juni 2025

    28 Juni 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    Trending
    • Melawan Hujan, Bupati Blitar Pimpin Larung Sesaji di Tengah Ombak Suro
    • AI mungkin merusak salah satu alternatif yang lebih baik untuk Kindle
    • Cover Harian IMR – Sabtu, 28 Juni 2025
    • Cover Harian IMR – Sabtu, 28 Juni 2025
    • Cover Harian IMR – Sabtu, 28 Juni 2025
    • Cover Harian IMR – Sabtu, 28 Juni 2025
    • Cover Harian IMR – Sabtu, 28 Juni 2025
    • Daniel Svensson Main bak Kuda, Niko Kovac Geleng-geleng
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    Info Malang RayaInfo Malang Raya
    • LIPUTAN KHUSUS
    • MALANG RAYA
      • KOTA MALANG
      • KABUPATEN MALANG
      • KOTA BATU
    • JAWA TIMUR
    • NASIONAL
    • OLAHRAGA
    • RAGAM
      • TEKNOLOGI
      • UNDANG-UNDANG
      • WISATA & KULINER
      • KOMUNITAS
      • IMR ENGLISH
    • OPINI
    • COVER HARIAN IMR
    • LOGIN
    Info Malang RayaInfo Malang Raya
    • LIPUTAN KHUSUS
    • MALANG RAYA
    • KOTA MALANG
    • KABUPATEN MALANG
    • KOTA BATU
    • JAWA TIMUR
    • NASIONAL
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
    • OPINI
    • RAGAM
    • KOMUNITAS
    • WISATA & KULINER
    • KAJIAN ISLAM
    • TEKNOLOGI
    • UNDANG-UNDANG
    • INFO PROPERTI & LOWONGAN KERJA
    • TIPS & TRIK
    • COVER HARIAN IMR
    • IMR TV
    • LOGIN
    Home»MALANG RAYA»Kisah Letkol Susdaryanto, Pengkhianat yang Jual Data ke Rusia 
    MALANG RAYA

    Kisah Letkol Susdaryanto, Pengkhianat yang Jual Data ke Rusia 

    By admin24 Februari 2024
    Facebook Twitter WhatsApp Telegram Email Copy Link
    Kiri posisi berdiri Letnan Kolonel Johannes Baptista Soesdarjanto red Sujatimtimes Pde463b6e648c4afa.md

    InfoMalangRaya – Letnan Kolonel Johannes Baptista Soesdarjanto (Susdaryanto) lahir di Ambarawa, Jawa Tengah pada 27 Juni 1934. Setelah lulus dari Akademi IImu Pelayaran pada 1958, 4 tahun kemudian ia bergabung dengan Angkatan Laut Indonesia dan diberangkatkan ke Maryland, Amerika Serikat untuk mengenyam pendidikan lanjutan bidang hidrografi.  Sepulang dari Amerika, ia ditempatkan pada jabatan-jabatan yang mentereng. Susdaryanto sempat menjadi komandan beberapa kapal TNI AL dan menjabat Kadis Pemetaan pada 1979. Namun siapa sangka, sekalipun berstatus tentara, Letkol Susdaryanto ternyata berkhianat pada bangsanya sendiri. 
    Lewat posisinya sebagai Kadis Pemetaan, Susdaryanto berkenalan dengan Vladimir seorang agen mata-mata rahasia KGB (Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti) Rusia. Susdaryanto menjual pada Vladimir peta kelautan Indonesia, laporan dan perjanjian survey Selat Malaka antara Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Jepang (Memorandum of Procedure Survey Operation); rencana kerja Janhidros (Jawatan Hidro Oseanografi) TNI AL, dan laporan bulanan operasi/survey Hidros untuk setahun.  Untuk dokumen dokumen tersebut, Sang Letkol menerima imbalan sebesar Rp600.000. Nominal yang sangat banyak untuk masa itu. Praktik jual beli dokumen penting dan rahasia ini terus berlangsung sejak selama bertahun tahun. Agen-agen Rusia yang berhubungan kontak dengan Susdaryanto juga sudah silih berganti. Mereka diantaranya menggunakan nama samaran Yuri, Robert dan Wito.  Belakangan, diketahui Robert bernama asli Alexander Finenko, seorang agen KGB yang menyamar sebagai Manager kantor perwakilan maskapai Aeroflot, maskapai penerbangan Rusia yang dulu sempat mengudara di Indonesia. Sementara Wito adalah seorang Letkol Angkatan Laut Rusia bernama asli Sergei Egorov.  Kepada para agen tersebut, Susdaryanto menyerahkan dokumen rahasia lainnya. Diantaranya laporan internal TNI AL, seperti laporan tahunan Jahindros, juklak (petunjuk pelaksanaan) anggaran, laporan bulanan intelejen Spam (Staf Umum Pengamanan), Kasal (dalam dan luar negeri), dan laporan bulanan staf operasi Kasal.  Susdaryanto juga menyerahkan laporan hasil survei Selat Malaka yang merupakan kerja sama antara Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Jepang. Termasuk perjanjian dan laporan survei di Selat Makassar kerja sama Indonesia dan Amerika Serikat; program kerja Jahindros TNI AL; dan laporan surveil Amindo Jaya II Join-Survey. Agen yang terakhir kali berhubungan dengan Susdaryanto adalah Robert dan Wito. Keduanya meminta untuk disediakan data fisik arus, temperatur, kadar garam air laut Selat Makassar dan laut Ambon. Keduanya juga menanyakan apakah Amerika Serikat telah memasang Early Warning System (EWS) di laut Indonesia.  Belakangan diketahui data-data ini akan digunakan untuk pemetaan jalur rute kapal selam Rusia di perairan Indonesia. Sekaligus ingin mengetahui seberapa besar kekuatan Amerika Serikat yang sudah ada di Indonesia. Karena saat itu persaingan antara AS dengan Russia untuk menjadi negara terkuat memang sedang panas-panasnya.
    Sebuah operasi tangkap tangan dibuat dengan sandi “Pantai”. Para intel menyusup di restoran itu sebagai pelanggan, beberapa diantaranya bahkan membawa anak istri mereka untuk penyamaran. Kemudian para intel tersebut menangkap basah transaksi yang akan dilakukan oleh Susdaryanto dan Wito. Sayang Robert saat itu tidak hadir dalam pertemuan tersebut  Walaupun tertangkap basah, Letkol Egorov alias Wito tidak bisa ditahan. la hanya diusir dari Indonesia karena memiliki kekebalan diplomatik. Sebab posisinya sebagai asisten atase pertahanan Rusia di Indonesia.  Susdaryanto diminta untuk angat kaki maksimal 2×24 jam sejak ia dilepas. Sedangkan Alexander Finenko ditangkap di Bandara Halim Perdanakusuma pada 6 Februari 1982 saat mencoba kabur pasca Susdaryanto ditangkap. Namun ia kemudian juga dilepas tanpa sempat diadili. Tetapi imbas terbuktinya Finenko terlibat pada spionase tersebut membuat maskapai Aeroflot ditutup. Pada 1984, dalam sidang di Mahkamah Militer Tinggi Il Barat (Jakarta-Banten) Susdaryanto mengakui semua perbuatannya.  “Alasan dia melakukan tindakan itu karena kebutuhan ekonomi, iri kepada teman-teman sekantor yang lebih baik keadaan ekonominya, kepangkatan yang tidak naik-naik, dan keadaan hukum yang tidak menentu sebagaimana sering dibacanya di koran-koran,” kata majelis hakim, dikutip akun TikTok @mwv.mystic.  Akibat pengkhianatannya itu, Susdaryanto pun otomatis dipecat dari TNI AL dan mendapat hukuman penjara 10 tahun. Uang senilai 300.000 rupiah yang rencananya menjadi bayarannya juga disita oleh negara. 

    Jumlah Pembaca: 535

    Share. Facebook Twitter WhatsApp Telegram Email Copy Link

    Berita Terkait

    IMR – Dukung Ketangguhan Linmas, Babinsa Kebonsari Berikan Pelatihan

    28 Juni 2025

    IMR – Panen Padi Lancar Berkat Dukungan Babinsa Tasikmadu

    28 Juni 2025

    IMR – Terminal Angkot Perlu Perbaikan Agar Tak Ngetem di Luar

    28 Juni 2025
    Leave A Reply Cancel Reply

    banner 300250
    banner 300250
    banner 250250
    Search
    BERITA POPULER

    Bupati Malang Hadiri Kanjuruhan Street Race Edisi 13

    30 Maret 20240

    Ironi Psywar: Arema FC yang Dulu Dilecehkan, Kini Justru Menendang PSS Sleman

    24 Mei 20250

    10 Aplikasi Musik Tanpa Iklan Terbaik, Diunduh Jutaan Pengguna!

    25 April 202416

    Pantun Pj. Walikota Malang Bikin Suasana Meriah di Acara Malang Raya Shopping Adventure 2024

    1 April 20241
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    • DISCLAIMER
    • INDEX BERITA
    • PEDOMAN MEDIA SIBER
    • REDAKSI
    © 2016 Infomalangraya. Designed by Mohenk.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.