[KOLOM] Menentramkan Sepak Bola Indonesia Harus Bagaimana Lagi?

OLAHRAGA239 Dilihat

InfoMalangRaya, Indonesia – Lelah rasanya melihat situasi sepak bola Indonesia yang begini-begini saja. Yang satu ribut, yang lainnya melontarkan ujian kebencian, bahkan ada yang sampai menuliskan kata-kata rasialisme.

Sebenarnya, sepak bola Indonesia sempat mendapatkan momentum terbaiknya ketika peristiwa Tragedi Kanjuruhan. Banyak suporter yang akhirnya bersatu, tak sedikit pula yang sampai rekonsiliasi untuk damai. Semua dilakukan demi satu kalimat, Usut Tuntas!

Akan tetapi seiring waktu berjalan, nyatanya kata damai itu menguap begitu saja. Nyaris setiap pekannya, ada saja berita yang tentang keributan suporter. Mulai dari ricuh di Stadion BJ Habibie, keributan di markas Persis Solo, pertengkaran di Semarang, sampai klimaksnya, rusuh-rusuh pascapertandingan Persija vs Persib.

Inilah Jateng

“Mereka yang tidak mengambil pelajaran dari sejarah, maka mereka ditakdirkan untuk mengulanginya,” begitu kata George Santayana (1863-1952), seorang filsuf dari Spanyol-Amerika. Apa benar kita termasuk orang-orang seperti itu?

Padahal Nabi Muhammad SAW melalui Hadist Riwayat Al-Bukhari pun telah mengingatkan. “Seorang mukmin itu tidak akan terperosok ke dalam lubang yang sama dua kali.”

Harus Bagaimana Lagi Mendamaikan Sepak Bola Indonesia?

Sejatinya, segala upaya telah dilakukan oleh pihak-pihak yang peduli dengan perdamaian. Mulai dari petinggi Jakmania yang beberapa kali berkomunikasi dengan pentolan Viking Persib Club (VPC). Malahan, sebelum pertarungan Persija vs Persib, Diky Soemarno dan Tobias Ginanjar sempat video call bareng.

Tak cuma itu, Diky bahkan mengawal keberangkatan dan kepulangan para pemain Persib usai lawan Persija. Hal itu pula yang dilakukan oleh Diky dan teman-teman Jakmania lain yang mengawal Persib ketika usai lawan Persija, 31 Maret 2023 lalu. Bahkan, Diky pun jua mengawal bus Persebaya Surabaya yang musim lalu habis lawan Bhayangkara FC di PTIK.

Vivagoal

“Polda Metro Jaya mengucapkan terima kasih kepada penyelenggaraan dan kedua kesebelasan serta suporter dan seluruh masyarakat yang turut serta menjaga situasi aman tertib dan kondusif,” ujar kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko dilansir dari detikNews, Maret lalu.

Apa yang dilakukan Diky dan rekan-rekan jadi pemantik. Persija yang sempat bertandang ke Gresik pun hanya menggunakan bus, tanpa rantis. Perjalanan pemain Persija pun dikawal oleh para suporter Persebaya, baik saat berangkat maupun kepulangannya.

Kendati begitu, ternyata cerita indah itu malah dirusak oleh oknum suporter tak bertanggung jawab. Malahan, yang mau damai diadu dengan yang menolak damai, seperti yang belakangan ramai di media sosial. Entahlah, mau bagaimana lagi.

Ego yang tinggi, ditambah hadirnya media sosial menjadi dua sisi mata pisau tersendiri. PSSI sebenarnya harus hadir soal ini. Mereka bukan cuma mau menghakimi satu sisi saja dengan hukuman denda sebesar-besarnya kepada klub, atau menutup tribune stadion.

PSSI harusnya bisa benar-benar menjadi penengah. Hukuman berat malah bikin mereka yang terhukum merasa diperlakukan tak adil, dan justru cenderung membanding-bandingkan kepada yang lain, yang ujungnya memantik perdebatan. Anggota Exco PSSI, Arya Sinulingga, sudah memulai hal itu. Dia mengaku sedang berkoordinasi dengan sejumlah pihak pascalaga Persija vs Persib.

“Kami sudah berkoordinasi dengan Viking dan Bomber dengan The Jakmania. Kami meminta supaya dilakukan pertemuan dan rekonsiliasi secepatnya di akar rumput. Rekonsiliasi sampai di level akar rumput, khususnya di daerah korwil perbatasan antara suporter Persib dengan Persija. Langkah ini dilakukan sebab kami percaya bahwa teman-teman di elitenya suporter itu oke. Bahkan sebelum pertandingan, Tobias dan Diky live Instagram bersama-sama. Tapi ternyata, di bawah kejadian seperti kemarin. Jadi saya sudah dorong mereka untuk melakukan pertemuan,” kata Arya.

Semoga, komentar Arya itu benar-benar terbukti kalau PSSI serius hadir menengahi persoalan suporter Indonesia. Bukan hanya retorika semata saja.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *