InfoMalangRaya, Indonesia – Akhir pekan lalu, PSSI melalui Ketum Erick Thohir memastikan Indra Sjafri akan dipertahankan sebagai pelatih timnas U-23 Indonesia. Hal itu tak terlepas dari kesuksesan meraih medali emas di SEA Games XXXII lalu.
Putusan itu tidaklah aneh. Memang sudah sepantasnya Indra tetap diberi kepercayaan. Anggaplah itu sebagai hadiah atau ganjaran atas kesuksesannya mengakhiri dahaga medali emas di SEA Games selama 32 tahun.
Akan tetapi, putusan itu juga menunjukkan sikap plintat-plantut PSSI soal pelatih timnas U-23. Masih segar dalam ingatan, Ketum PSSI pada akhir April menegaskan hanya timnas U-20 yang tak lagi ditangani Shin Tae-yong.
Seperti diketahui, sejak 2020, STY dipercaya PSSI menangani tiga tim sekaligus. Selain timnas senior dan timnas U-23, timnas U-20 juga jadi tanggung jawabnya karena akan bertarung di Piala Dunia U-20.
Memasuki 2023, timnas U-23 dipercayakan kepada Indra karena STY fokus menangani timnas U-20. Apa lacur, karena urung jadi tuan rumah, timnas U-20 tak jadi berlaga di Piala Dunia U-20 2023.
Beri Indra Sjafri Kepercayaan Penuh
Awalnya, selepas SEA Games XXXII, timnas U-23 akan dikembalikan kepada STY. Namun, seiring kesuksesan meraih medali emas di Kamboja, ada desakan untuk tetap memercayakan tim kepada Indra. Itu pula yang akhirnya diputuskan PSSI.
Pertanyaannya kemudian, jika hanya didasarkan pada emas SEA Games itu, apa yang akan terjadi jika nanti Indra gagal meloloskan timnas U-23 ke Piala Asia U-23 2024 dan jeblok di Asian Games?
Melihat sikap plin-plan yang ditunjukkan PSSI dalam sebulan terakhir, publik sepak bola Indonesia tak perlu heran jika STY kembali mengambil alih tim jika Indra gagal. Skenario itu sangat mungkin ada di benak Ketum PSSI.
Itu sah-sah saja, tapi tidaklah baik karena membuktikan bahwa penunjukan Indra sebagai pelatih timnas U-23 tidak didasarkan pada perencanaan matang. Perlu diingat, ada tiga agenda penting yang dijalani timnas U-23 pada sisa tahun ini.
Sudah sepatutnya Indra Sjafri memang benar-benar diberi kepercayaan penuh. Jangan kemudian evaluasi dilakukan pada setiap akhir event yang diikuti. Setidaknya, biarkan Indra bekerja secara penuh hingga akhir tahun.
Pelatih Timnas U-23 Jangan Dirangkap
Sesungguhnya, putusan PSSI memercayakan timnas U-23 kepada Indra Sjafri adalah langkah positif. Apalagi, pada September nanti, timnas U-23 dan timnas senior akan sama-sama berlaga. Akan dilematis jika kedua tim tetap ditangani Shin Tae-yong.
Dilema itu pun sempat diutarakan Erick Thohir. Pasalnya, ada irisan yang terlalu besar di antara kedua tim. Tak bisa dimungkiri, timnas Indonesia saat ini sebetulnya adalah timnas U-23 plus.
Artinya, pada September nanti akan terjadi rebutan pemain. Di satu sisi, karena berlaga di kualifikasi Piala Asia U-23 2024, timnas U-23 butuh kekuatan terbaik. Di sisi lain, timnas senior akan melakoni FIFA matchday yang tak kalah penting.
Ke depan, dilema seperti ini harus dihindari. Langkah pertamanya sudah benar, yaitu menunjuk pelatih berbeda. Jabatan pelatih timnas U-23 jangan lagi dirangkap. Berikutnya, pengurangan irisan di antara kedua tim.
Patut diingat, timnas U-23 sejatinya adalah jembatan akhir untuk menuju timnas senior. Tim ini pada hakikatnya adalah kawah candradimuka akhir sekaligus pool dan feeder pemain untuk timnas senior yang jadi terminal akhir.
PR Besar STY dan Indra Sjafri
Itulah yang bisa kita lihat di negara-negara maju. Seberapa muda pun seorang pemain, dia tak lagi memperkuat tim kelompok umur jika sudah memperkuat timnas senior. Lihat saja Jude Bellingham dan Jamal Musiala saat ini. Lionel Messi pun seperti itu.
Timnas U-23 juga seharusnya menjadi semacam cermin untuk timnas senior. Di tim inilah seharusnya ditempa pemain-pemain yang sesuai dengan kebutuhan timnas senior. Untuk itu, sistem permainan pun idealnya harus sama.
Hal ini penting dilakukan untuk memudahkan pelatih timnas senior dalam mencari pemain-pemain alternatif. Bukankah STY berkali-kali mengaku tak punya alternatif untuk Pratama Arhan dan Asnawi Mangkualam?
Menipiskan atau bahkan menghapus irisan inilah yang akan jadi PR besar Indra Sjafri selaku pelatih timnas U-23 dan Shin Tae-yong sebagai pelatih timnas senior, terutama pada September nanti. Harus ada yang mau mengalah.
Memang benar, putusan bisa diambil atas dasar kepentingan yang lebih besar saat itu. Namun, patut diingat, sejatinya timnas senior adalah yang terpenting. Bagaimanapun, tolok ukur tetaplah kesuksesan timnas senior. Peringkat FIFA pun didasarkan pada hasil laga timnas senior.