InfoMalangRaya, Indonesia – Luis Enrique angkat topi untuk FC Espaly, klub amatir dari Divisi V liga Prancis, yang mampu menyulitkan Paris Saint-Germain pada babak 32 besar Coupe de France 2024-25. Perlawanan keras Espaly membuat PSG harus menanti hingga menit-menit akhir untuk memastikan kemenangan dengan skor 4-2.
Bertandang ke markas lawan, PSG dikejutkan oleh gol Kevis Gjeci saat laga baru berjalan 3 menit. Les Parisiens kemudian mampu membalikkan keadaan dengan gol Warren Zaire-Emery pada menit ke-37 dan Desire Doue pada menit ke-67. Namun, 4 menit kemudian, Espaly menyamakan kedudukan berkat gol Maxence Fournel.
Para pendukung Les Parisiens dibuat ketar-ketir ketika upaya tim asuhan Luis Enrique terus menemui jalan buntu. Mereka baru dapat menarik napas lega setelah Bradley Barcola membuat kedudukan jadi 3-2 pada menit ke-88. Kemudian, Goncalo Ramos menutup skor jadi 4-2 dengan gol penalti pada injury time.
Selepas laga, Enrique mengaku sangat lega dan memuji sang lawan. “Saya mengucapkan selamat kepada pelatih Espaly, Lionel Vaillant. Mereka bermain bagus tanpa menggunakan senjata-senjata yang haram dan mampu menyulitkan kami,” urai dia seperti dikutip InfoMalangRaya dari Le Figaro.
Kritik Luis Enrique
Meskipun demikian, tetap ada hal yang mengganjal di hati Luis Enrique. Dia menilai Paris Saint-Germain kesulitan menang bukan hanya karena performa para pemain FC Espaly yang bagus. Namun juga karena ada faktor lain, yaitu kondisi lapangan yang tidak bagus. Para pemain Les Parisiens benar-benar kesulitan karena hal itu.
“Saya tak mau mencari-cari alasan, tapi kami bermain di lapangan rugby. Bola memantul terus-menerus. Kami memang harus dapat bermain di mana saja dan kami senang atas keberadaan kompetisi ini. Namun, untuk kebaikan semuanya, kondisi (lapangan) haruslah lebih baik,” ucap pelatih asal Spanyol itu tanpa tedeng aling-aling.
Lebih lanjut, Enrique menyebut kondisi lapangan adalah salah satu faktor yang membuat Coupe de France jadi ajang sulit. “Ini kompetisi yang sulit karena ketiadaan VAR dan lapangan-lapangan yang sulit. Ada banyak sekali situasi yang sulit,” kata eks pelatih Barcelona dan timnas Spanyol tersebut.
Sementara itu, Vaillant mengaku bangga atas performa Espaly. Dia berujar, “Ketika mereka melakukan 3 perubahan pada awal babak kedua, itu artinya kami telah merepotkan mereka. Hari ini, kami telah memberikan citra bagus bagi sepak bola amatir karena ini adalah David vs Goliath.”