Marak Penculikan Anak, Psikolog Ingatkan Hal Ini pada Orang Tua

NASIONAL171 Dilihat

InfoMalangRaya.com—Maraknya kasus anak hilang atau yang pergi meninggalkan rumah belakangan ini perlu menjadi perhatian semua pihak. Menurut Psikolog Perkembangan Anak dan Keluarga Asteria R Saroinsong di antara salah satu faktor kejadian ini adalah kurangnya komunikasi dalam keluarga, serta minimnya pengawasan akses internet pada anak.
“Contoh kalau jaman dulu kita tidak boleh main sama temen, masuk kamar, sudah selesai. Tapi kalau sekarang, anak masuk kamar, ada tamu yang tanpa permisi ngobrol sama mereka kita lewat gadget dan kita tidak tahu. Sehingga, kalau orang tua menanamkan nilai, anak tadi akan cerita ke temannya dan kemudian membanding-bandingkan,” jelas Asteria saat mengudara di program Semanggi Suroboyo, Radi Suara Surabaya,Jumat (12/5/2023).
Dia menyebut, kalau masalah keluarga sejatinya sudah ada sejak dulu. Namun, makin diperparah dengan penggunaan gadget kepada anak yang pengawasannya justru minim.
Terkait keterbukaan penggunaan gadget, lanjutnya, orang tua tentu harus jadi role model, tidak sekedar memberi aturan. Jika melarang penggunaan password, maka orang tua harus ikut memberikan pemahaman dan contoh.
Belajar keterbukaan dan komunikasi itu, kata dia, penting untuk menghindari konflik sehingga anak mencari figur orang tua lain. Apalagi, saat memasuki usia remaja, pengawasan dan komunikasi harus tetap dijaga.
Dalam kesempatan itu, Yusuf Masruh Kepala Dispendik Kota Surabaya turut menambahkan kalau pihaknya sudah meminta agar guru agama dan bimbingan konseling (BK) lebih memperhatikan siswa. Contohnya kalau ada siswa yang tiba-tiba mengalami perubahan sikap.
“Saya ingin teman-teman guru waktu anak-anak istirahat tetap dipantau, karena setiap perbuatan pelanggaran pasti ada rencana (kemungkinan besar saat istirahat). Kalau misalkan ada siswa yang berkelompok, cobalah guru membaur,” terangnya.
Dengan guru berbaur dan menyesuaikan, Dispendik berharap agar sekolah khususnya di Surabaya, bisa menjadi tempat yang nyaman untuk anak.
Tugas Bersama
Namun seorang warganet membantah Kepala Dispendik Surabaya yang seolah-olah menyalahkan guru. Menurut seorang warganet, sekolah dan guru bukan penitipan anak, sehingga semua kesalahan harus diarahkan kepada guru.
“Gurune maneh sing salah (guru lagi yang disalahkan). Padahal waktu anak lebih banyak dengan orang tua drpd guru. Sekolah bukan penitipan anak, lantas orang tua lepas tangan. Pendidikan itu dari 3 aspek, keluarga, sekolah, masyarakat, “ kata pemilik akun @ellenwanodya.
“Jangan semua tanggung jawab sekolah. Orang tua juga harus terlibat, jangan waktu ada pembagian bantuan aja terlibatnya. Jadikan rumah tempat yang nyaman buat anak pulang. Gurunya sudah berusaha memberikan pendidikan karakter kalau di rumah di umbar ya sama saja. Contoh nih, d sekolah sudah d ajarin sholat, sampe rumah orang tuanya aja nggak sholat, anaknya juga ikutan ortunya dong,” tambah dia.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *