Masjid Sultan Hasan, dulunya madrasah paling megah di Mesir, mengajarkan empat mahzab pemikiran Sunni; Syafi’i, Hanbali, Hanafi, dan Maliki
InfoMalangRaya.com | MASJID ini terletak di bundaran Sholahuddin berhadapan dengan Bab Al ‘Izb, belakang Benteng Shalahuddin, di situs Istana Yalbugha al-Yahawws.
Masjid ini dahulunya madrasah yang paling megah dan besar di Mesir, mencakup sekolah-sekolah untuk empat mahzab pemikiran Sunni; Syafi’i, Hanbali, Hanafi, dan Maliki,yang menampung lebih dari empat ratus siswa.
Madrasah terbesar adalah Madrasah Hanafiyah yang luasnya diperkirakan sekitar 898 meter persegi.
Jikalau mesir pada zaman Fira’un boleh bangga dengan piramidnya, maka Mesir pada era-Islam berbangga dan tajub dengan Masjid Sultan Hasan.
Sultan Nasir Hasan
Pendiri madrasah ini adalah Sultan Nasir Hasan Bin Sultan Nasir Muhammad Bin Sultan Qalawun. Beliau dilahirkan pada tahun 730 H/135 M.
Mulanya, beliau bernama Qommari. Namun ketika duduk di atas singgasana kerajaan, namanya diubah menjadi Nasir Muhammad.
Kala itu, umurnya baru 13 Tahun. Ia adalah ketua konsultan di Daulah Mamalik dan pengurus gubernur-gubernurnya.Pada tahun 752 H/1352 M, beliau ditangkap dan dimasukkan penjara. Setelah tiga tahun beliau bebas dan menduduki lagi singgasana kerajaan di tahun 755 H/1354 M.
Waktu itu beliau menghilang pada tahun 762 H/1361 M. Kemungkinan karena pergolakan politik ketika itu antara gubernur-gubernur Mamalik menuntut beliau untuk menghilang dari kerajaan dan urusan kemesiran.Raja Nasir Hasan memerintah untuk membangun madrasah ini pada tahun 747 H/1356 M. Beliaulah yang memilih lokasi ini setelah merobohkan bangunan lama yang berada di atasnya.
Beliau berkeinginan untuk menjadikan masjid dan madrasah ini sebagai tempat pengajaran fiqih empat madzab. Pembangunan madrasah berlangsung selama 3 tahun tanpa henti sampai pada akhirnya Sultan Hasan mendirikan upacara pembukaaan masjid dan mendirikan sholat Jumat untuk pertama kalinya dan memberikan upahi kepada para pembangun dan arsitekturnya.
Kegiatan belajar mengajar pun dilangsukan selama hayatnya. Dipilihlah para pekerja masjid dan para qori, dihamparkan pula karpet, digantungkan diatasnya lampu-lampu yang indah dan dipilih juga seorang imam masjid.
Sohn, bagian tengah yang terbuka di Masjid Sultan Hasan (flickr.com: camelkw)
Namun pembangunan madrasah belum rampung dibawah pengawasan Gubernurnya Thowasy Basyir al Jamdar sampai menghilangnya Sultan Hasan tahun 762 H/1361 M.Pembangunan dibawah pengawasan gubernur Thowasy basyir al-Jamdar adalah kubah besar yang terletak di belakang dinding qiblah di Madrasah dengan termaktub tanggal penyelesaiannya tahun 764 H/1363 M.
Penutup batu pualam di pintu-pintu madrasah sepanjang bagian tengah masjid yang terbuka (Sohn) dengan termaktub tanggal penyelesaiannya tahun 764 H/1363 M.
Telah rampung pula kubah tempat air mancur/kran yang terdapat di tengah-tengah bagian tengah masjid yang terbuka (Sohn). Kubah ini terbuat dari kayu ditopang oleh delapan tiang batu pualam dengan termaktub tanggal penyelesaiannya pada tahun 766 H/1375 M.
Sultan Hasan masih berada di kerajaan sampai beliau menghilang entah kemana. Sampai sekarang riwayat beliau tidak diketahui secara pasti, termasuk jenazah dan kuburannya tidak diketahui.
Meski demikian, ada rumor yang mengatakan bahwa Sultan Hassan telah dimakamkan di tempat itu.Khulafaurrosyidin
Madrasah dan masjid ini memiliki ukuran yang sangat luas sekali hampir mencapai 7906 meter persegi. Berbentuk persegi panjang melengkung.Pintu masuk utama terletak di ujung barat berhadapan dengan arah selatan. tingginya mencapai 37,70 sisi-sisi pintu utama ini dihiasi dengan aneka ragam ornamen yang membentang ke atas.
Kebanyakan masih belum sempurna sampai sekarang. Pintu utama ini dilapisi oleh batu marmer termaktub diatasnya dengan Khot Kufi bermotif bunga firman Allah ta’ala :إنا فتحنا لك فتحا مبينا ليغفرلك اللهDi atasnya lagi terdapat dua persegi termaktub pada salah satu dari keduanya dengan khot Kufi persegi empat (( لا إله إلا الله )), satunya lagi tertulis nama-nama Khulafaurrosyidin ( أبو بكر. عمر . عثمان . علي )Denah madrasah ini sama dengan model bangunan pada Daulah Mamalik yang mempunyai empat ruangan besar (hall) bersudut tegak lurus ditengah-tengahi oleh Sohn (bagian tengah masjid yang terbuka) hingga pada akhirnya menjadi seperti bentuk salib.
Ia terdiri dari Sohn (bagian tengah masjid yang terbuka ) luasnya sekitar 32×34,60 Meter persegi. Di tengan-tengahnya terdapat tempat wudhu yang tertutup oleh kubah kayu tertopang oleh 8 tiang dari batu pualam.
Beberapa ruangan besar tersebut memuat untaian tulisan yang mengelilingi Sohn (bagian tengah masjid yang terbuka) dan diakhiri dengan arsitektur tulisan ini yang mengontrol pembangunan Masjid Sultan Hasan.
Dia adalah Muhammad Bin Bilik Al-Muhsini. Orang yang pertama kali mendeteksi nama ini adalah Almarhum Hasan Abdul Wahhab tahun 1944 M.Ruangan yang paling besar adalah ruangan sebelah timur. Dindingnya terlapisi oleh batu pualam dan batu mulia dikelilingi dari atas sebuah bingkai dari batu kapur termaktub diatasnya ayat-ayat dari Surat Al Fath dengan model khot Kufi bermotif bunga, atapnya melengkung 60 derajat.
Lengkungan bangunan hall tersebut adalah yang paling besar se-Mesir. Di dalam hall ini terdapat dikkah muballigh (tempat yang dahulunya digunakan adzan dan iqamat) terbuat dari batu pualam ditopang dengan 8 tiang.
Demikian juga mimbar yang terletak di sebelah kanan mihrab. Mimbar ini terbuat dari batu pualam putih.
Pintunya dari kayu dilapisi dengan tembaga dalam bentuk ornament yang beraneka ragam. Banyak sekali rusuknya tersusun dalam bentuk bintang.
Di tengah-tengah dinding qiblat terdapat mihrab berceruk. Ia termasuk mihrab paling besar dan banyak terhiasi dengan ornament batu pualam yang berwarna-warni. Di sampingnya terdapat dua lempengan batu yang terpahat diatasnya tulisan :(( جدد هذا المكان المبارك حسن أغا خزيندار الوزير إبراهيم باشا بيد الفقير محمد سنة 1082 هـ ))Artinya :”Tempat yang berbarokah ini ini direnovasi oleh Hasan Agha Khazindar menteri Ibrahim Pasha oleh Al Faqir Muhammad tahun 1082 H”.Mihrab ini terdapat dua pintu yang tembus ke kubah, terdapat di belakang mihrob. Mempunyai dua daun pintu terlapisi oleh tembaga yang tercampur oleh emas dan perak.Adapun kubah belakang dinding qiblat bentuknya persegi empat tinggi rusuknya sekitar 21 m dan ketinggiannya hingga mencapai akhir kubah sekitar 48 m. Persegi empat kubah dihiasi dengan untaian ayat kursi dengan Khot Naskhi di cat diatas kayu dan diakhiri dengan tanggal penyelesaian kubah ini pada tahun 764 H/1363 M.
Dahulu kubah asli ini terbuat dari kayu dan tertutupi dari luarnya semacam bentuk pena sama persis dengan Kubah Imam Syafi’i dan Masjid Beybers Adz-Dhohiri dan kubah Qalawun.
Sebagian besar jendelanya tertutupi oleh batu kapur dan phospat kaca berwarna yang telah d renovasi oleh Badan Urusan Penjagaan Peninggalan Sejarah Arab.Kegiatan Masjid Masa Sekarang
Pada zaman modern ini, Masjid Sultan Hasan masih tetap dijadikan sebagai tempat ibadah berupa sholat lima waktu, dan sholat Jumat dan sebagai khotib tetap masjid ini dahulunya Syekh Ali Jum’ah, Mufti Mesir dan sekarang diganti dengan murid beliau Syekh Usamah Al Azhari.
Dan setelah sholat Jumat biasanya terdapat pengajian tafsir Al-Quran yang diisi oleh Syekh Ali Jum’ah. Masjid ini salah satu dari obyek kunjungan para turis mancanegara, mantan Presiden Obama pernah menginjakkan kakinya di masjid ini ketika ia berkuasa.*/Imam Hasanuddin, masisir