Maurice Steijn Ingin seperti Erik ten Hag

OLAHRAGA253 Dilihat

InfoMalangRaya, Indonesia – Rabu (14/6/2023), Maurice Steijn resmi diperkenalkan kepada publik sebagai pelatih baru AFC Ajax. Pada konferensi pers pertamanya, dia antara lain menjawab pertanyaan soal keraguan beberapa pihak kepada dirinya. Secara lugas, dia menyebut ingin seperti Erik ten Hag.

Banyak orang mengernyitkan dahi dan bertanya-tanya ketika Ajax pada akhirnya memilih Steijn sebagai pelatih baru. Sebelumnya, klub raksasa Belanda itu dikait-kaitkan dengan beberapa sosok yang lebih populer. Sebut saja Kasper Hjulmand, Kjetil Knutsen, dan Peter Bosz. Mengenai hal itu, Steijn sangat maklum.

Getty Images

“Saya sebetulnya juga terkejut. Saya sama sekali tak mengira Ajax akan merekrut saya,” urai Maurice Steijn seperti dikutip InfoMalangRaya dari Nederlandse Omroep Stichting. “Saya lahir di Den Haag, tak punya DNA Ajax, dan medioker saja sebagai pesepak bola, tak berpengalaman di Liga Champion.”

Dia lantas mengungkapkan sosok yang coba diteladaninya di Ajax. Dia adalah Erik ten Hag. Seperti Steijn saat ini, Ten Hag juga tak punya reputasi gemilang saat didapuk sebagai pelatih Ajax pada akhir 2017. “Saya berpegang pada contoh seperti Ten Hag,” ucap dia.

Maurice Steijn Tetap Percaya Diri

Erik ten Hag memang datang tanpa reputasi mentereng saat direkrut AFC Ajax dari FC Utrecht pada akhir Desember 2017. Sebelumnya, dia hanya pernah melatih Bayern Munich II dan Go Ahead Eagles Deventer. Adapun sebegai asisten pelatih, dia pernah bekerja di PSV Eindhoven dan FC Twente Enschede.

Toh, Ten Hag tetap dapat membawa Ajax berprestasi. Dia merebut 3 gelar juara Eredivisie, 2 kali juara KNVB Beker, dan sekali mengangkat trofi Johan Cruijff Schaal. Kesuksesan itu membuat dia lantas didapuk sebagai manajer baru Manchester United pada musim lalu.

Getty Images

Jejak Ten Hag itulah yang dijadikan referensi oleh Maurice Steijn. Dia yakin dapat menapaki jejak emas sang pendahulu. “Saya berharap ini akan jadi ‘perkawinan’ yang bagus. Di klub seperti Ajax, Anda selalu dituntut menang dan menunjukkan sepak bola indah,” ujar dia lagi.

Lebih lanjut, pelatih berumur 49 tahun itu mengungkapkan ambisi besarnya. “Saya ingin menjadi juara dan bergabung dengan klub papan atas Eropa,” kata dia. Adapun soal pemain muda, dia berujar, “Di Jong Sparta dan Jong NAC, tak ada talenta yang cukup bagus. Di Ajax, akademinya level tinggi. Jorrel Hato, misalnya, sudah sanngat bagus. Gila saja jika saya tak memainkan dia.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *