InfoMalangRaya, Indonesia – Pelatih Chelsea, Mauricio Pochettino geram dengan permainan timnya di laga lawan Newcastle dimana The Blues dibantai 4-1. Pochettino menyebut bahwa Newcastle padahal tidak bermain terlalu bagus.
Chelsea masih menunjukkan inkonsistensi mereka setelah dibantai Newcastle 1-4 (25/11/23). Pochettino yang harus menonton laga dari bangku penonton karena sanksi frustrasi melihat permainan timnya.
“Pertandingan ini membuat saya sangat marah. Kami harus menunjukkan kepribadian dan karakter. Kami tidak bisa memainkan sepak bola seperti ini,” kata Pochettino seperti dilansir InfoMalangRaya dari Football.london.
“Newcastle tidak hebat, namun meraih kemenangan dengan mudah. Kami harus menunjukkan bahwa ini sulit bagi mereka. Namun cara kami kebobolan sangat mudah dan sangat lembut dalam setiap tantangan.
“Kami tidak menunjukkan bahwa kami bermain untuk sesuatu. Kami masih muda dan harus belajar. Kami harus lebih solid. Secara mental atau tentu saja. Siap bersaing. Saya bisa bermain sepak bola, semua orang bisa, tapi Anda harus siap untuk bersaing dan hari ini kami tidak melakukannya.
“Ini bukan soal saya berada di sana (di pinggir lapangan) atau tidak. Ini soal kedewasaan. Kami harus menunjukkan energi dan kapasitas untuk bersaing. Tim-tim besar tampil setiap minggu, setiap tiga hari dengan cara ini.
“Itu sangat membuat frustrasi. Itu sangat sulit. Saya tidak bisa menunjukkan emosi saya. Saya sangat kecewa dengan penampilan saya. Kami tidak terhubung dengan permainan. Kami mencetak gol dan itu adalah momen yang harus dilalui. Namun tim tidak memiliki energi yang tepat.”
Mauricio Pochettino Tak Mau Menyalahkan Thiago Silva
Gol ketiga Newcastle yang membuat skor menjadi 3-1 datang dari kesalahan fatal Thiago Silva. Pochettino tak mau menyalahkan bek senior asal Brasil itu.
“Saya tidak berbicara tentang kesalahan. Saya berbicara tentang energi. Kami tidak mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk bersaing hari ini,” ujar Pochettino.
“Saya pikir kami sudah siap tetapi kami tidak bersaing sesuai tuntutan kompetisi. Itu adalah permainan terburuk kami. Kami bisa menyalahkan diri kami sendiri.”
