InfoMalangRaya.com– Ratusan orang berduyun-duyun menuju sebuah kota kecil di Missouri, Amerika Serikat, pekan ini untuk menyentuh terakhir kalinya jasad seorang biarawati Katolik yang mengalami hanya sedikit pembusukan sejak meninggal pada 2019.
Sebagian kalangan mengatakan itu adalah tanda kekudusan dalam agama Katolik, sementara sebagian lain mengatakan pembusukan yang lambat seperti itu sebenarnya tidak jarang terjadi.
Jasad suster Wilhelmina Lancaster dikeluarkan dari liang kuburnya pada bulan April, menurut pernyataan dari biara Benedictines of Mary, Queen of Apostles, di Gower, Missouri.
Para biarawati sedang mempersiapkan penambahan tempat suci St. Joseph, dan itu melibatkan penguburan ulang jasad pendiri tercinta kami, Suster Wilhelmina,” kata pernyataan itu seperti dilansir Associated Press Selasa (30/5/2023).
Ketika mereka menggali kuburan Lancaster, mereka diberitahu kemungkinan hanya akan menemukan tulang-belulangnya, karena dia telah dikubur dalam peti kayu sederhana tanpa proses pembalseman empat tahun lalu.
Namun, mereka justru mendapati jasad yang utuh layaknya “jasad orang religius yang terpelihara dengan sempurna,” kata pernyataan itu.
Para biarawati tidak bermaksud mempublikasikan keanehan tersebut, tetapi seseorang mempublikasikan email pribadi ke publik sehingga “beritanya mulai menyebar cepat seperti api.”
Relawan dan penegak hukum setempat membantu mengatur keramaian di kota kecil yang hanya berpenduduk sekitar 1.800 orang itu, karena orang-orang dari seluruh penjuru negeri datang untuk melihat dan menyentuh jasad Lancaster.
“Sungguh menakjubkan,” kata Samuel Dawson, penganut Katolik yang datang dari Kansas City bersama putranya pekan lalu. “Jasad itu tampak sangat damai. Sangat terhormat.”
Dawson mengatakan ada beberapa ratus orang yang datang ketika dia berkunjung ke tempat itu dan dia melihat banyak mobil dari luar negara bagian.
Para pengunjung diperbolehkan untuk menyentuh jasadnya, kata Dawson, menambah bahwa para biarawati di sana ingin masyarakat dapat menyentuhnya sebab semasa hidup Suster Wilhelmina selalu mudah ditemui banyak orang.
Dalam sebuah pernyataan pihak biara mengatakan bahwa jasad Lancaster akan ditempatkan di peti kaca di dalam gereja pada hari Senin. Pengunjung masih akan dapat melihat jasadnya dan mengambil tanah dari liang kuburnya, tetapi mereka tidak dapat lagi menyentuhnya.
“Kondisi jasad Suster Wilhelmina Lancaster sebagaimana dimaklumi telah membangkitkan minat khalayak luas dan menimbulkan pertanyaan penting,” kata Diocese of Kansas City-St. Joseph dalam pernyataannya. “Pada saat yang sama, penting untuk melindungi keutuhan jasad fana Suster Wilhelmina guna memungkinkan dilakukannya pemeriksaan menyeluruh.”
“Kondisi di mana mayat tidak rusak telah diverifikasi pernah terjadi di masa lalu, tetapi sangat jarang. Ada proses yang yang harus dipatuhi untuk seseorang menuju kekudusan, tapi dalam kasus ini hal tersebut belum dimulai,” imbuh keuskupan tersebut.
Biara Benedictines of Mary, Queen of Apostles, juga mengatakan bahwa Lancaster belum mencapai persyaratan minimum lima tahun sejak kematian untuk dapat memulai proses pengkudusan.
Rebecca George, seorang instruktur antropologi di Western Carolina University di North Carolina, mengatakan perlambatan pembusukan tidak selangka yang dikira orang.
“Mumifikasi” jasad yang tidak dibalsem (tidak diawetkan) merupakan peristiwa yang umum terjadi di fasilitas universitas dan jasad orang mati bisa awet (tidak lekas membusuk), bila kondisinya memungkinkan. Peti mati dan pakaian yang dikenakan pada mayat juga ikut andil mengawetkan jasadnya, kata ilmuwan wanita itu.
“Biasanya, ketika kita menguburkan orang, kita tidak membongkar lagi kuburnya. Kita tidak melihat kondisi mereka selama beberapa tahun,” kata George. “Bila sudah 100 tahun, kemungkinan tidak ada lagi yang tersisa. Namun, jika hanya beberapa tahun saja, kondisi seperti ini mungkin terjadi,” paparnya.*
Membusuk Sedikit Sejak Meninggal 2019 Jasad Biarawati Dibanjiri Peziarah
