InfoMalangRaya –
Mendorong Pesantren sebagai Pusat Wirausaha Digital
Tidak hanya mengisi bidang dakwah, santri juga disiapkan untuk menjadi wirausaha bagi wilayah di sekitar pesantren maupun nasional.
Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia juga memiliki sekira 36 ribu pesantren yang tersebar di seluruh tanah air. Tentunya, hal ini merupakan kekuatan besar penentu masa depan bangsa, penentu lompatan kemajuan bangsa, dan juga penentu keberhasilan cita-cita bangsa.
Oleh sebab itu, pemerintah selalu menegaskan santri adalah pilar kekuatan bangsa dan fondasi kekokohan bangsa. Hal itu sudah terbukti sejak zaman perjuangan untuk meraih kemerdekaan. Dalam momentum Peringatan Hari Santri 2023, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta agar semangat hari santri selalu dipegang teguh sesuai dengan konteks saat ini untuk menghadapi krisis ekonomi, pangan dan energi di dunia yang dipicu perang di berbagai negara.
“Semangat hari santri ini harus terus kita pegang teguh sesuai dengan konteks saat ini di mana ada krisis ekonomi akibat perang. Setelah perang Ukraina dan Rusia, kini dunia dihadapkan pada tantangan geopolitik akibat perang Palestina dan Israel,” ungkap Presiden Jokowi, saat menghadiri apel Hari Santri di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (22/10/2023).
Satu hal, Presiden mengingatkan, peringatan Hari Santri Nasional merujuk pada seruan jihad dari KH Hasyim Asy’ari sebagai Rais Akbar PBNU pada 22 Oktober 1945. KH Hasyim Asy’ari dalam seruan jihadnya menyampaikan bahwa melawan penjajah itu wajib, melawan penjajah itu fardu ain, dan tewas meninggal berperang melawan musuh itu hukumnya mati syahid. Hal itu diterjemahkan oleh para santri untuk berjuang bagi kepentingan bangsa, negara, dan umat.
Setelah menerima usulan dari kalangan pesantren di Kabupaten Malang serta terinspirasi seruan jihad KH Hasyim Asy’ari, maka Presiden Jokowi menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri melalui Keputusan Presiden nomor 22 tahun 2015.
Sejak itu, pemerintah mendorong perkembangan santri tidak hanya mengisi bidang dakwah, melainkan juga menjadi wirausaha bagi wilayah sekitar pesantren maupun nasional. Hal itu dibuktikan dengan adanya Undang-Undang nomor 18 tahun 2019 tentang Pesantren yang memberikan rekognisi terhadap pendidikan keagamaan khas pesantren, afirmasi fasilitas pendidikan, dakwah dan pengembangan masyarakat. Dalam hal ini, pengembangan pesantren seiring dengan peningkatan ekonomi lokal maupun karier santri itu sendiri.
Seturut demikian, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), sebagai salah satu kementerian/lembaga, telah melaksanakan berbagai program untuk mengembangkan kecakapan digital masyarakat Indonesia. Salah satunya fasilitasi bagi usaha rintisan atau startup digital dan pelatihan keterampilan digital di pesantren.
Pada kesempatan menghadiri Parade Budaya dan Festival Santri 2023 di Indramayu, Jawa Barat, Jumat (20/10/2023), Wamenkominfo Nezar Patria mendorong santri menjadi wirausaha digital dengan memanfaatkan program yang disediakan Kementerian Kominfo. “Saya berharap santri juga bisa terlibat aktif, agar mengambil bagian dalam program yang ada dan Kominfo akan memberikan dukungan-dukungan untuk ini,” ujar Wamenkominfo Nezar Patria.
Kementerian Kominfo memiliki program Gerakan Nasional Literasi Digital yang sudah berlangsung hampir satu dekade terakhir. Program tersebut sudah diikuti 50 juta orang, baik pelajar sekolah atau komunitas yang terkoneksi oleh jaringan literasi digital.
Program Gerakan Nasional Literasi Digital ini memiliki sejumlah program, yakni digital talent scholarship. Kemudian Kominfo menyediakan beasiswa-beasiswa khusus yang diberikan kepada mereka yang ingin belajar internet atau dunia digital, digital bisnis, digital marketing, kecakapan digital yang lain secara serius.
Kementerian Kominfo juga memiliki Program 1.000 Startup Digital dan sudah melahirkan banyak perusahaan rintisan (startup) digital karya anak bangsa. Mereka ada yang bergerak di artificial inteligence maupun sosio-enterpreneurship.
Wamen Nezar berharap, melalui fasilitasi dari Kominfo, para santri di pesantren bisa menjadi wirausaha digital. Dicontohkan seperti cerita sukses startup Evermos yang digerakkan kaum muda untuk menghubungkan antara pelaku UMKM dengan reseller atau agen. Saat ini jaringan mereka sekarang ada 600 ribu reseller yang menjalin kerja sama dengan 1.200 UMKM.
Ada juga eFishery yang bergerak di bidang perikanan bermula dari gagasan sederhana bagaimana memberi makan ikan lele supaya bertumbuh dan berkembang lebih cepat dan hasil panen yang besar. “Kuncinya cuma satu, diberi makan dengan teratur oleh satu mesin. Dan mesin inilah yang diciptakan dan lalu diberikan kepada para petambak ikan dan ternyata hasilnya luar biasa dan sekarang punya 200 ribu jaringan petambak ikan,” imbuh Nezar Patria.
Perkembangan internet memungkinkan santri yang tinggal di desa memiliki peluang sama dengan orang di perkotaan. Berkat koneksi internet, ia meyakini banyak santri cukup cakap dalam menggunakan platform digital.
“Saya ingin mengatakan yang menjadi juara e-sport di ASEAN Games itu seorang anak Aceh. Medali emas. Tinggalnya di Banda Aceh. Tapi karena dia cukup intens mempelajari yang namanya dunia digital ini, dia bisa berkembang,” ujar Wamenkominfo kepada para santri.
Dari situ program Pesantren Go Digital (PGD) PT Telkom melahirkan lebih dari 2.000 santri digital, serta 2.615 pengguna kartu santri dari 13 pesantren se-Indonesia.
Program PGD utamanya terdiri dari layanan kartu santri, website builder, e-commerce, dakwah digital, dan konektivitas serta pengembangan sistem manajemen pesantren.
Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari