InfoMalangRaya.com– Pengadilan di Amerika Serikat menyatakan bersalah seorang bekas menteri keuangan Mozambik yang dituduh melakukan konspirasi sehingga menyebabkan krisis ekonomi terparah di negara itu sejak kemerdekaannya.
Manuel Chang dinyatakan terbukti telah menerima suap melalui sejumlah bank Amerika Serikat atas jasanya menyetujui sejumlah pinjaman rahasia yang kemudian diselewengkan, kasus yang terjadi sepuluh tahun lalu.
Pinjaman itu diberikan oleh Credit Suisse dan bank asal Rusia VTB dan dijamin oleh pemerintah Mozambik. Namun, sebagian pinjaman ini tidak diungkapkan dan ditandatangani oleh Chang selama masa jabatannya sebagai menteri keuangan antara tahun 2005 dan 2015.
Pinjaman itu dimaksudkan untuk mendanai pengadaan armada kapal penangkap ikan tuna dan proyek-proyek lainnya, yang karenanya kasus ini kemudian dijuluki skandal “obligasi tuna”. Namun, kredit bank tersebut selewengkan, sehingga Mozambik terlilit utang sebesar $2 miliar (£1,5 miliar).
Chang ditangkap di Afrika Selatan pada tahun 2018, dan diekstradisi ke AS tahun berikutnya untuk menghadapi dakwaan penipuan dan pencucian uang. Vonis hukuman akan diputuskan kemudian, dia terancam hukuman penjara 20 tahun.
Chang membantah tuduhan-tuduhan tersebut dan pengacaranya mengatakan bahwa ia berencana untuk mengajukan banding atas putusan pengadilan itu.
Para analis mengatakan ini adalah salah satu kasus korupsi terbesar yang pernah terjadi di benua Afrika, lansir BBC Jumat (9/8/2024).
Sepuluh orang lainnya telah dipenjara di Mozambik karena terkait skandal tersebut, termasuk putra Presiden Armando Guebuza.
Di pengadilan New York diungkapkan bahwa Chang mengantongi $7 juta suap dari pabrik pembuatan kapal Privinvest. Namun, tim pengacaranya mengatakan tidak ada bukti bahwa Chang menerima uang suap walaupun “satu sen” dan bahwa proyek itu kala itu sudah mendapatkan persetujuan Presiden Guebuza dan sejumlah menteri lain.
Namun dalam argumen penutupnya pada hari Senin pekan lalu, asisten jaksa penuntut umum AS Genny Ngai mengatakan Chang secara pribadi telah “menandatangani semua jaminan pinjaman… dan dia berperan sangat penting dalam persetujuan pinjaman tersebut.”
“Dia lebih mementingkan uang daripada jabatannya,” kata jaksa di persidangan.
Sebelumnya, di pengadilan AS tiga bekas bankir Credit Suisse menyatakan diri bersalah atas dakwaan pencucian uang dalam kasus “obligasi tuna” itu. Pada akhir 2021 pihak berwenang di Inggris menjatuhkan denda terhadap bank investasi itu sebesar $178 juta terkait skandal itu.
Denda tersebut merupakan bagian dari kesepakatan penyelesaian perkara senilai $475 juta dengan regulator Inggris, Swiss, dan AS.
Dana yang hilang sebesar £500 juta telah digelapkan, menurut audit independen yang diperintahkan oleh Dana Moneter Internasional (IMF) yang kemudian menarik dukungan mereka dari Mozambik. Masih belum diketahui apa yang terjadi dengan uang itu.
Akibat dari mega korupsi itu, “beberapa juta orang terjerumus ke dalam kemiskinan” dan “beberapa miliar dolar lenyap dari pertumbuhan ekonomi,” kata Richard Messick, penulis Global Anti-Corruption Blog, kepada BBC.
Dalam pernyataan yang dirilis hari Kamis pekan lalu (8/8/2024), kepala kejaksaan wilayah Eastern District of New York, Breon Peace, “Putusan hari ini adalah sebuah kemenangan yang menginspirasi bagi keadilan dan rakyat Mozambik yang dikhianati oleh terdakwa, seorang pejabat pemerintah yang korup dan berpangkat tinggi yang keserakahan dan kepentingan pribadinya mengkhianati salah satu negara termiskin di dunia.”
Mozambik sebenarnya kaya akan sumber daya alam – termasuk cadangan gas lepas pantai yang besar, tambang batu permata rubi, dan banyak lagi. Perekonomiannya tumbuh dengan stabil dalam beberapa tahun terakhir, tetapi masih menempati peringkat sebagai salah satu negara termiskin di dunia.*