InfoMalangRaya.com—Kementerian Zionis menyetujui keputusan yang akan memungkinkan mereka menutup sementara saluran berita Al Jazeera selama “keadaan darurat” berperang dengan pejuang kemerdekaan Palestina. Menurut pejabat Israel mempercayai, saluran tersebut bisa merusak keamanan nasional, demikian dikutip laman timesofisrael.com, Jumat (20/10/2023).
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal InfoMalangRaya (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Menteri Komunikasi Shlomo Karhi memimpin usulan untuk mengesahkan penutupan saluran berita Al Jazeera, yang menurutnya telah merusak keamanan nasional sejak perang dimulai.
Peraturan tersebut berlaku surut, kata kantor Karhi, yang berarti siaran Al Jazeera milik Qatar sejak Operasi Badai Al-Aqsha diluncurkan Al-Qassam Sabtu, 7 Oktober 2023, kini dapat digunakan sebagai dasar keputusan untuk menutup program tersebut.
Proposal untuk menutup Al Jazeera akan dibawa ke pertemuan kabinet keamanan zionis, kata kantor Karhi. “Israel sedang berperang di darat, di udara, di laut, dan di bidang diplomasi publik. Kami tidak akan membiarkan siaran apa pun yang membahayakan keamanan negara,” kata Karhi saat mengumumkan persetujuan aturan tersebut.
Kantor Karhi mengatakan bahwa upaya untuk menutup Al Jazeera di ‘Israel’ didasarkan pada bukti media itu membantu pejuang kemerdekaan Palestina, “menyiarkan propaganda untuk kepentingan Hamas dalam bahasa Arab dan Inggris, kepada pemirsa di seluruh dunia, bahkan menyampaikan informasi sensitif kepada musuh Israel” kata menteri yang merupakan anggota sayap garis keras dari Partai Likud, pimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Sebelumnya, Karhi telah mengusulkan kepada Rezim Zionis memerintahkan penyedia TV itu berhenti menyiarkan berita; menutup kantornya di Israel; menyita peralatannya; dan menutup situs webnya atau membatasi akses ke situs webnya, bergantung pada lokasi servernya.
Sebuah laporan di The Marker mengatakan bahwa peraturan versi baru akan memberikan kekuasan menteri komunikasi atas semua media, termasuk media dalam negeri, memungkinkan untuk memerintahkan penangkapan sang wartawan dan pihak lain yang terlibat dalam siaran yang dianggap “membahayakan keamanan” penjajah ‘Israel’.
Al Jazeera dan pemerintah di Doha belum memberikan komentar mengenai hal ini. Dr Anastasia Maria Loupis, seorang dokter yang tinggal di Kopenhagen, Denmark, dan dikenal memiliki banyak pengikuti di akun X mengomentari rencana pemerintah zionis ini.
“Pihak berwenang Israel memerintahkan saluran berita Qatar Al-Jazeera untuk BERHENTI menyiarkan siaran di seluruh ‘Israel’. Mereka tidak ingin dunia tahu tentang KEJAHATAN PERANG mereka! Gaya NAZI sejati, “ tulis wanita yang terus mengikuti perkembangan serangan dan pembantaian penjajah ke Jalur Gaza ini.*