InfoMalangRaya.com– Rusia hari Rabu (24/1/2024) mengeluarkan resolusi yang ditujukan kepada Prancis dengan tuduhan kehadiran tentara bayaran Prancis ikut berperang di Ukraina.
Rusia belum lama ini mengklaim telah membunuh 60 serdadu bayaran Prancis dalam serangan di Kharkiv, Ukraina, sebelum memanggil Duta Besar Prancis untuk Rusia Pierre Levy.
Klaim Rusia itu dikemukakan setelah Paris mengumumkan akan mengirimkan puluhan misil jarak jauh ke Ukraina.
Apabila tuduhan “tentara bayaran” itu memang benar, berarti pemerintah Prancis melanggar peraturan hukumnya sendiri yang melarang warga negaranya bekerja sebagai “senjata sewaan”, tindak pidana yang dapat diancam dengan hukuman lima tahun penjara dan denda €75.000, lapor RFI Kamis (25/1/2024).
Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan tidak ada tentara bayaran asal Prancis “di mana pun” dan menyebut klaim Rusia itu sebagai manipulasi dan justru menunjukkan kehadiran tentara bayaran Rusia sendiri di Ukraina, Timur Tengah dan Afrika.
Kremlin hari Rabu mengatakan pihaknya memiliki informasi yang dapat diandalkan bahwa tentara bayaran Prancis terkait kelompok neo-Nazi ikut berperang di Ukraina, tetapi tidak memberikan penjelasan lebih lanjut.
Kelompok-kelompok pro-Rusia yang berbasis di Prancis, seperti SOS Donbass, lewat kantor berita Ria Novosti hari Senin merilis daftar yang menyebut 13 tentara bayaran Prancis berada di Kharkiv pada saat Rusia menyerang kota itu.
Dakwah Media BCA – Green
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal InfoMalangRaya (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Nama-namanya, pangkat, status hidup atau mati mereka akan diungkap kemudian, kata pimpinan SOS Donbass Anna Novikova, yang memiliki kewarganegaraan ganda Rusia dan Prancis.
Daftar kedua berisi 30 terduga tentara bayaran Prancis juga dibagikan lewat platform Telegram.
Kedua daftar itu beredar di media sosial dan situs web kelompok-kelompok pro-Rusia, kata sebuah sumber Prancis yang mengetahui isu tersebut.*