InfoMalangRaya.com– Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma Paus Fransiskus hari Senin (9/9/2024) mendarat di Timor-Leste usai mengunjungi Papua Nugini dalam rangkaian kunjungan 12 hari ke kawasan Asia-Pasifik, sementara kasus-kasus skandal seks di lingkungan gereja kembali diangkat ke permukaan supaya mendapatkan perhatian Vatikan.
Antusiasme terhadap kunjungan Paus sangat besar, tetapi pemimpin tertinggi Katolik Roma itu didesak oleh para aktivis untuk menangani skandal pelecehan yang mencoreng Gereja di Timor-Leste, yang sebelumnya dikenal sebagai Timor Timur.
Seorang juru bicara Vatikan mengatakan gereja telah mengetahui kasus seksual berkaitan rohaniwan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Uskup Carlos Ximenes Belo pada tahun 2019 dan telah menerapkan tindakan disiplin pada tahun 2020, termasuk dengan memberlakukan pembatasan pergerakan Belo dan larangan kontak dengan anak di bawah umur, lasir BBC.
Dalam sebuah surat terbuka, Survivors Network of those Abused by Priests in Oceania mengatakan “masih belum ada ganti rugi bagi para korban” dan kelompok tersebut meminta Paus Fransiskus untuk menggunakan uang Gereja untuk membayar kompensasi kepada mereka yang merupakan korban kebejatan rohaniwan Katolik.
Menurut jadwal resminya, Paus tidak akan bertemu dengan para korban, tetapi tidak jelas apakah ia akan meminta maaf atas skandal tersebut atau bahkan apakah Uskup Belo akan muncul bersamanya di ibu kota Dili.
Sekitar 700.000 orang – lebih dari setengah keseluruhan populasi Timor-Leste – diperkirakan akan menghadiri misa di tempat terbuka yang akan digelar Paus Fransiskus pada hari Selasa 10 September.
Pihak berwenang juga telah menghancurkan rumah-rumah dan mengusir puluhan orang di area di mana misa akan digelar, tindakan yang telah menuai kritik keras dari penduduk setempat.
“Mereka bahkan menghancurkan barang-barang kami yang ada di dalam rumah. Sekarang kami harus menyewa rumah di dekat sini karena anak-anak saya masih bersekolah di daerah ini,” kata Zerita Correia kepada BBC News.
Rumah-rumah tersebut terletak di Tasitolu, daerah lahan basah di luar ibu kota. Selama satu dekade terakhir, ratusan orang pindah ke sana dari berbagai daerah pedesaan di penjuru Timor-Leste.
Banyak dari mereka mencari pekerjaan di ibu kota dan membangun rumah sederhana di daerah tersebut. Pemerintah mengatakan mereka menempati tanah kosong dan tidak punya hak untuk tinggal di tanah tersebut.
Berbicara kepada BBC, seorang menteri di pemerintahan mengatakan bahwa penduduk telah diberitahu tentang rencana untuk membersihkan area tersebut pada bulan September 2023.
Para kritikus di Timor-Leste juga mempertanyakan keputusan untuk menghabiskan uang dalam jumlah besar untuk acara selama kunjungan Paus Fransiskus ke Timor-Leste – termasuk US$1 juta untuk memasang sebuah altar baru.
Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa, hampir separuh penduduk Timor Leste saat ini hidup di bawah garis kemiskinan nasional.
Ini adalah kunjungan pertama seorang pemimpin tertinggi Katolik Roma ke Timor-Leste sejak Paus Yohanes Paulus II berkunjung pada tahun 1989, ketika negara itu masih di bergabung dengan Indonesia.
Ketika Indonesia menginvasi bekas koloni Portugis itu pada tahun 1975, hanya sekitar 20% penduduk Timor Timur beragama Katolik. Angka itu sekarang mencapai 97%.
Paus Fransiskus memulai lawatannya ke Asia-Pasifik dengan mengunjungi Indonesia kemudian Papua Nugini. Lawatannya tersebut akan diakhiri di Singapura akhir pekan ini.*
Leave a comment
Leave a comment