InfoMalangRaya.com– Paus Fransiskus akan memulai perjalanan terpanjang, terjauh dan mungkin paling menantang selama masa kepausannya berupa kunjungan ke sejumlah negara di kawasan Asia-Pasifik selama 12 hari.
Rohaniwan Katolik Roma itu berusia 87 tahun itu akan berangkat pada hari Senin (2/9/2024) untuk melakukan perjalanan ke Indonesia, Papua Nugini, Timor Timur, dan Singapura, sebuah perjalanan yang akan menempuh jarak lebih dari 20.000 mil melalui udara, lansir The Guardian Ahad.
Lawatan tersebut awalnya direncanakan untuk dilaksanakan pada 2020, tetapi tertunda disebabkan pandemi Covid-19.
Paus Fransiskus dijadwalkan menjadi bintang utama pada lebih dari 40 acara selama tur ambisius tersebut. “Ini merupakan unjuk kekuatan bagi Paus Fransiskus,” kata Massimo Faggioli, seorang akademisi Italia, kepada Reuters.
Shihoko Goto, direktur Program Indo-Pasifik di Wilson Center di Washington, mengatakan kunjungan tersebut, yang dilakukan saat Paus sedang mengalami banyak masalah kesehatan, “menunjukkan banyak hal tentang kepentingan strategis Asia bagi gereja”.
Sebagaimana dimaklumi, beberapa tahun terakhir jumlah pengikut Katolik Roma hengkang dari gereja terutama di negara-negara Barat.
Pemberhentian pertama Paus Fransiskus dalam tur ini adalah Indonesia, negara dengan penduduk mayoritas Muslim terbanyak di dunia. Dia akan mengunjungi “Terowongan Persahabatan” yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral yang dibangun oleh pemerintah pada 2020 sebagai simbol kerukunan umat beragama.
Dia akan didampingi oleh imam besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar, dan keduanya dijadwalkan akan mengikuti pertemuan lintasagama.
Paus Fransiskus, yang pada tahun 2019 menjadi pemimpin Katolik Roma pertama yang mengunjungi jazirah Arab, sejak lama menilai bahwa dialog Katolik-Muslim sebagai prioritas.
Paus Fransiskus juga dijadwalkan bertemu dengan Presiden Indonesia Joko Widodo, dan mengadakan misa untuk sekitar 80.000 orang di sebuah stadion di Jakarta, kata seorang pejabat gereja Indonesia kepada Associated Press.
Di Papua Nugini, Paus Fransiskus akan bertemu dengan para misionaris dari negara asalnya, Argentina. Dia diyakini akan memanfaatkan kunjungannya tersebut untuk membahas ancaman-ancaman terkait perubahan iklim.
Dia kemudian akan menuju Timor-Leste untuk menghadiri misa di lapangan terbuka di tepi pantai yang sama di mana Paus Yohanes Paulus II mempersembahkan liturgi pada tahun 1989. Kala itu Paus Yohanes Paulus II menyoroti tentang “penjajahan oleh Indonesia” atas Timor-Leste yang mayoritas penduduknya penganut Katolik.
Timor-Leste mungkin akan menekan Paus Fransiskus untuk menanggapi kasus-kasus seksual pendeta. Pada tahun 2022, Vatikan mengonfirmasi bahwa mereka telah menjatuhkan sanksi kepada uskup Carlos Ximenes Belo, seorang aktivis kemerdekaan Timor-Leste menyusul tuduhan bahwa ia melakukan pelecehan seksual terhadap banyak anak laki-laki pada tahun 1990-an.
Tidak diketahui apakah Paus Fransiskus akan mengunjungi Belo, yang pada masa jayanya dihormati sebagai pemuka Katolik dan pahlawan pejuang kemerdekaan Timor-Leste dari penjajahan Indonesia.
Perhentian terakhir Paus adalah Singapura, di mana tiga perempat penduduknya berlatar belakang etnis dari Tiongkok. Para pengamat melihat perhentian ini sebagai bagian dari upaya Vatikan untuk meningkatkan hubungannya dengan China, negara berpenduduk lebih dari 1 miliar yang sekitar 12 juta di antaranya menganut Katolik.
Pekan lalu, Vatikan dikabarkan “lega” atas pengakuan resmi China atas Melchior Shi Hongzhen, uskup yang ditunjuk Vatikan pada 2019 untuk memimpin umat Katolik di Tianjin. Sebagaimana diketahui, Beijing ikut menentukan siapa yang dianggap layak untuk menduduki jabatan di lingkungan gereja di seantero China.*
Paus Fransiskus Memulai Tur 12 Hari Asia-Pasifik Pertama ke Indonesia
