InfoMalangRaya.com– Paus Fransiskus hari Jumat (12/5/2023) bersama dengan Perdana Menteri Giorgia Meloni mendesak orang Italia agar memiliki lebih banyak anak dan bukan hewan peliharaan, mengingatkan bahaya rendahnya tingkat kelahiran bagi perekonomian negara di masa mendatang.
Paus Fransiskus mendesak agar diambil tindakan politik nyata guna mengatasi “musim dingin demografi”, di mana penyusutan jumlah penduduk menyebabkan hilangnya jumlah warga setara dengan populasi Bari tahun lalu.
Pemimpin tertinggi Katolik Roma itu mengecam pasangan-pasangan yang lebih memilih untuk mengasuh hewan peliharaan dan bukannya memiliki anak. Namun, dia juga meminta agar diadakan anggaran khusus untuk membantu pasangan-pasangan membina keluarga mereka karena masalah ini penting bagi masa depan.
Biro statistik Italia ISTAT selama bertahun-tahun mengumandangkan peringatan demografis, mengingat angka kelahiran hidup di Italia secara bertahap menurun dari 576.659 pada tahun 2008 menjadi 392.598 pada tahun lalu – untuk pertama kalinya sejak unifikasi Italia angka kelahiran berada di bawah 400.000.
Dengan tren seperti itu, kepala ISTAT Gian Carlo Blangiardo mengatakan sangat masuk akal apabila Italia akan mengalami penurunan jumlah penduduk dari 59 juta saat ini menjadi 48 juta pada tahun 2070, lansir Associated Press.
Tingkat fertilitas Italia saat ini 1,24 anak per wanita, termasuk yang terendah di dunia.
Meloni, yang naik ke puncak kekuasaan tahun lalu lewat kampanye pro-keluarga, mengusulkan pemberian insentif bagi keluarga atau pasangan yang memiliki anak banyak, termasuk berupa pemotongan pajak guna menaikkan daya beli.
Berdasarkan sejumlah hasil penelitian, ada beberapa faktor gabungan yang menyebabkan perempuan Italia tidak bersemangat untuk memiliki anak, di antaranya kurangnya fasilitas penitipan anak yang terjangkau, gaji rendah dan kontrak kerja ketat, serta tradisi masyarakat Italia yang membebankan perawatan orang tua kepada anak perempuan atau kaum wanita.
Meloni, yang dikenal anti-migran, tidak melihat penambahan jumlah penduduk dengan cara menerima kedatangan imigran sebagai solusi. Pasalnya, jumlah imigran asing yang terlalu banyak dikhawatirkan akan menghilangkan tradisi dan identitas bangsa Italia.*