Pisau Tidak Boleh Dijual ke Anak-anak di Prancis
INTERNASIONAL NASIONAL

Pisau Tidak Boleh Dijual ke Anak-anak di Prancis

ilustrasi hoodie pisau

InfoMalangRaya.com– Menyusul kematian seorang asisten guru yang ditikam oleh siswa berusia 14 tahun saat pemeriksaan tas di sebuah sekolah menengah di Prancis timur pada hari Selasa, Perdana Menteri François Bayrou mengumumkan pengetatan aturan penjualan pisau kepada anak-anak yang akan berlaku efektif segera.

Bayrou mengatakan tragedi hari Selasa (10/6/2025) itu menunjukkan “rusaknya masyarakat tempat kita hidup,” seraya mengingatkan bahwa insiden seperti itu bekan yang pertama kali dan satu-satunya.

Berbicara di saluran televisi TF1 pada Selasa malam, Bayrou mengisyaratkan bahwa larangan penjualan pisau jenis apa pun yang dapat digunakan sebagai senjata kepada anak di bawah umur akan berlaku segera.

Dia juga meminta supaya diadakan detektor logam di sekolah-sekolah – sebuah usulan yang menghadapi skeptisisme para politisi, termasuk dari kubu Presiden Macron.

Laporan penemuan senjata tajam di sekolah meningkat sebesar 15 persen tahun lalu, menurut angka pemerintah yang dirilis pada bulan Februari.

Kementerian pendidikan mengatakan 6.000 pemeriksaan di sekolah menghasilkan penyitaan 186 pisau antara 26 Maret dan 23 Mei.

Menteri Pendidikan Elisabeth Borne, ketika ditanya soal pemasangan detektor logam, mengatakan bahwa pihaknya terbuka untuk apa saja yang dapat mencegah senjata dibawa masuk ke sekolah.

Namun dia juga menambahkan, “Semua orang tahu bahwa gerbang keamanan bukanlah solusi terbaik, karena kami juga memiliki pisau keramik yang tidak akan terdeteksi.”

Dia menegaskan, “Kita harus bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk memastikan keamanan maksimum di lingkungan sekolah, memastikan lingkungan tersebut tetap menjadi tempat perlindungan tanpa mengubahnya menjadi bunker.”

Di tengah kenaikan tindak kejahatan remaja, Prancis belakangan ini dikejutkan dengan rentetan serangan terhadap guru dan murid oleh peserta didik.

Pada bulan April, seorang siswa membunuh seorang remaja putri dan melukai beberapa siswa lainnya dalam aksi penusukan di kota Nantes, Prancis barat.

Pada bulan Mei, wakil ketua parlemen nasional Prancis, Naima Moutchou, mengatakan bahwa membawa pisau telah menjadi “sebuah fenomena” yang merebak di seluruh negeri.”Itu berarti 3.000 anak muda yang ditangkap dalam setahun ketahuan memiliki senjata tajam,” kata Moutchou.

Kementerian pendidikan Prancis melaporkan pada bulan April bahwa mereka menerima hampir 5.000 permintaan perlindungan, yang diajukan atas nama staf pendidikan.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *