IMR – Emosional Manusia Belum Tergantikan Kecerdasan Buatan

MALANG RAYA25 Dilihat

IMR – Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, semakin banyak digunakan untuk membantu pekerjaan manusia. 

Sekalipun demikian, tetap dibutuhkan pengaman khusus untuk identitas. 

Kata Dosen S1 Teknik Informatika, Universitas Widyagama Malang, Rangga Pahlevi Putra, S.Pd., M.T., tujuan awalnya AI untuk meniru aktivitas dan pekerjaan manusia,  semakin banyak digunakan.

“Seperti dalam sektor industri, saat ini banyak menggunakan AI untuk automasi pekerjaan dan membantu. Contohnya, mempelajari perkembangan pasar, sampai schedule harian,” katanya saat menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk. Yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Jumat (24/1/2025).

Selain membantu, tambahnya, AI juga menjadi ancaman. Sehingga manusia atau pekerja dituntut untuk lebih kreatif yang tidak bisa dilakukan AI.

“Karena pada dasarnya AI juga punya batas. Seperti emosional manusia yang tidak bisa tergantikan mesin,” sebut Rangga. 

Selain itu, masih katanya, regulasi keamanan AI masih perlu dikembangkan. Untuk melindungi data dari personal agar tidak terjadi pelanggaran informasi. Karena sekarang juga ada video beredar orang dengan suara yang dibuat dengan AI.

Sementara itu, dalam kacamata dosen Sosiologi FISIP Universitas Brawijaya, Astrida Fitri Nuryani, AI sebagai dampak dari perkembangan masifnya teknologi, kemudian berpengaruh pada proses interaksi manusia. Akibatnya, adanya AI bisa membuat kelas sosial baru berbasis informasi.

“Karena struktur kapitalisme sekarang, tidak hanya didasarkan atas pemilikan aset.  Tapi juga seberapa banyak informasi yang bisa diakses,” jelas Astrida. 

Bahkan penguasaan seseorang terhadap AI, lanjutnya, bisa membedakan kelas sosialnya. Karena secara otomatis masyarakat punya aksesibilitas tinggi dengan AI akan beda , dengan mereka yang punya sedikit akses ke AI. (Nurul Fitriani/Ra Indrata)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *