Info Malang Raya – Pemerintah memiliki peran yang sangat penting, dalam menyeimbangkan perekonomian yang ada.
Ketika terjadi gejolak perekonomian, seharusnya pemerintah tidak terburu buru dalam mengambil kebijakan khususnya dalam peningkatan pajak.
Hal itu disampaikan dosen Ekonomi Universitas Merdeka Malang, Prof Boge Triatmanto. Saat menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk. Yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Rabu (11/9/2024).
Kata Prof Boge, ketika kondisi perekonomian sudah stabil. Dengan daya beli masyarakat sudah mulai naik, maka tidak masalah kalau mau naikkan pajak.
Tetapi melihat kondisi perekonomian, tambahnya, bukan hanya dengan melihat pergerakan masyarakat yang sudah terlihat.
“Karena fakta di lapangan, saat ini kondisi ritel belum sepenuhnya kembali. Di tengah menuju bangkit, kebijakan pemerintah soal pajak justru menambah beban,” tandasnya.
Prof Boge juga menjelaskan, ketika pajak mengalami peningkatan, secara tidak langsung mempengaruhi harga beli yang ikut naik. Hal ini juga membuat konsumen banyak pertimbangan ketika mau belanja.
“Majunya teknologi saat ini, juga mempengaruhi pola belanja masyarakat. Sehingga banyak sekali tantangan yang dihadapi pengusaha ritel,” sebutnya.
Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Perbelanjaan indonesia (APPBI) DPC Malang, Suwanto menambahkan, sampai saat ini sektor retail di Kota Malang, masih belum sepenuhnya kembali pasca pandemi. Termasuk kondisi beberapa mall, yang tidak kunjung naik. Bahkan semakin turun.
“Tapi hal itu juga terjadi, karena pengelola mall sendiri yang tidak mau berinovasi secara konsep. Beda dengan pengelola mall yang mau berkreasi, maka masih memiliki daya saing,” jelasnya.
Suwanto menambahkan, saat ini pola masyarakat yang belanja ke mall itu berbeda dengan dulu.
Untuk bisa meramaikan mall, sebutnya, pengelola mall harus lebih banyak menggandeng komunitas, dengan memberikan ruang untuk bisa dimanfaatkan. Seperti billiard, zumba dan lain lain.
Selain itu, tegas Suwanto, pemanfaatan teknologi memang tidak bisa dihindari dan mutlak. Sehingga konsep saat ini yang bisa dilakukan, dengan membuka ruang belanja secara online dan offline.
“Dengan adanya barang barang impor yang masuk ke Indonesia saat ini, ada yang justru membantu tenant. Karena kualitasnya yang bagus dan diminati banyak orang.”
“Tapi disisi lain, memang ada barang impor yang mengancam barang lokal, seperti baju,” tegasnya.
Padahal saat ini di sektor ritel, kata Suwanto, yang masih mengalami penurunan di bidang fashion. Hal ini karena pola konsumen yang belanja beralih ke teknologi, jadi tidak perlu datang ke mall. (Wulan Indriyani-Ra Indrata)