Potret Indah Pribadi Nabi ﷺ

Seorang penyair berkata, Muhammad ﷺ bukan seperti manusia biasa ia bagaikan batu mulia merah Rubi (merah delima) itulah sosok pribadi Nabi kita. Inilah petikan khutbah Jumat
Oleh: Ali Akbar bin Muhammad bin Aqil
InfoMalangRaya.com | BAGINDA NABI ﷺ adalah guru besar dari semua pendidik di dunia, pedagang yang jujur, seorang petempur hebat, dan juga seorang diplomat ulung. Di bawah ini petikan naskah Khubtah Jumat lengkapnya;
Khutbah Jumat Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jumat Rahimakumullah
Mencari manusia yang memiliki beragam talenta seperti Rasul ﷺ bukan perkara mudah, kalau tidak kita katakan mustahil akan dijumpai. Ada di antara manusia yang hebat tapi kehebatannya sangat terbatas.
Mungkin dia hebat di rumah tapi lemah saat keluar dari rumah. Atau ada orang yang tampak hebat dan berwibawa di kantor depan anak buahnya, tapi lemah tak berdaya saat kembali ke keluarganya.
Tidak sama halnya dengan Rasul ﷺ. Segala hal beliau kuasai. Rasul adalah pribadi yang indah dalam berbagai medan. Beliau sosok yang hebat saat duduk, berjalan, dan tidurnya.
Beliau sosok pribadi yang sempurna di tengah keluarga, sahabat, anak-anak kecil, bahkan musuh-musuhnya.  Seorang penyair berkata dalam syairnya :
محمد بشر لا كالبشر  بل هو كالياقوت بين الحجر
“Muhammad adalah manusia biasa, namun bukan seperti manusia biasa lainnya, karena ia bagaikan batu mulia merah Rubi (merah delima) dibanding sembarang batu lainnya.”
Sumber kemuliaan pribadi ini tentu dari Allah SWT, seperti difirmankan dalam surah ad-Dhuha ayat 5 :
وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرْضٰىۗ
“Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas.” Karena itu, layak dan pantas ketika kita jadikan beliau uswah Hasanah (teladan yang baik) dalam berbagai kehidupan kita sehari-hari.”
Ada sejumlah kepribadian mulia yang patut kita garisbawahi lalu kita amalkan. Semoga kita termasuk golongan yang setia dalam meniru beliau.
Pertama, Rasul ﷺ sebagai seorang pendidik. Beliau adalah guru besar dari semua guru besar di atas muka bumi. Setiap pendidik yang di kala mendidik, meniru beliau, pasti akan mendapatkan kesuksesan  dan keberhasilan dalam proses belajar mengajarnya. Rasul ﷺ bersabda :
وإنما بعثت معلِّما
“Maka (ketahuilah) sesungguhnya aku pun diutus untuk menjadi seorang pengajar (guru).” (HR. Ibnu Majah).
Terkadang Nabi ﷺ memberikan pelajaran dengan cara menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya. Ada kalanya beliau mengajar dengan cara mengajukan pertanyaan yang beliau jawab sendiri.
Ada pula beliau mendidik umat kala itu dengan menyampaikan pertanyaan untuk menguji kecerdasan dan pengetahuan para muridnya.
Kedua, Rasul  ﷺ sebagai pedagang. Catatan sejarah menguraikan jejak perdagangan yang dijalaninya.
Di usia 12 tahun beliau bersama pamannya, Abu Thalib, bepergian ke negeri Syam. Di sana keduanya melakukan aktivitas perdagangan. Di usia 25 tahun untuk kali kedua beliau berangkat ke negeri Syam.
Kali ini membawa barang dagangan milik Sayidah Khadijah yang di kemudian hari dinikahinya. Beliau berangkat berdagang ditemani budak Khadijah, Maisarah.
Dari beliau kita bisa belajar cara menjadi seorang pebisnis. Kunci utamanya adalah kejujuran. Sabdanya :
التَّاجِرُ الأَمِينُ الصَّدُوقُ الْمُسْلِمُ مَعَ الشُّهَدَاءِ – وفي رواية: مع النبيين و الصديقين و الشهداء –  يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Seorang pedagang Muslim yang jujur dan amanah (terpercaya) akan (dikumpulkan) bersama para Nabi, orang-orang shiddiq dan orang-orang yang syahid pada hari kiamat (di Surga).” (HR. Ibnu Majah)
Kepribadian Rasul yang ketiga adalah sebagai panglima perang. Sepanjang hidupnya sejak diangkat sebagai nabi dan rasul, beliau berperang secara langsung sebanyak 27 kali dan 56 kali mengirim satuan-satuan pasukan di berbagai medan konflik militer.
Dalam menjalani aktivitas perang, beliau selalu menekankan kepada para pasukan untuk tidak melakukan perbuatan yang mengarah kepada penganiayaan, pemerkosaan, pembumihangusan atau menyerbu sebuah daerah tanpa sebab. Perang yang beliau lakukan dan ajarkan bersifat mempertahankan dan membela diri.
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jumat Rahimakumullah
Keempat, Rasul ﷺ sebagai dai. Menyebarkan Islam dan mengajarkannya membutuhkan cara yang benar. Beliau selalu berpedoman dengan cara yang digariskan oleh Allah SWT dalam menyampaikan dakwah kepada umat :
اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ 
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.” (QS. an-Nahl : 125)
Dalam melakoni aktivitas dakwah, beliau dengan kecerdasannya terlebih dahulu melakukan pemetaan. Beliau menyampaikan dakwah sesuai dengan daya tangkap sasaran dakwahnya.
Sebelum berdakwah, beliau terlebih dahulu melihat apa dan siapa yang akan dihadapinya. Menggunakan tutur kata yang mudah dipahami sehingga semua ucapannya selalu berkenan di hati penyimak dan didengar secara seksama.
Al-Qadhi Iyadh berkata, “Allah telah menyelubungi segala yang diucapkan Nabi ﷺ dengan rasa cinta dan mudah diterima, indah dan sedap didengar telinga. Oleh karena itu tidak selalu diulang beberapa kali.
Sebab tidak sekata pun yang tergelincir. Tidak pernah kekurangan argumentasi yang diperlukan.”
Kelima, Rasul sebagai diplomat. Salah satu cara berdiplomasi Rasul ﷺ adalah dengan mengirim utusan yang membawa surat kepada para raja dan kepala suku. Isinya singkat, padat, ringkas, dan jelas. Tidak panjang dan bertele-tele.
Contoh diplomasi beliau kala mengirim surat kepada penduduk Najran yang dibawa oleh Amir bin ‘Ash. Isinya antara lain : “Aku mengajak kalian menyembah hanya kepada Allah semata dan membebaskan diri dari kekuasaan manusia menuju kekuasaan Allah. Kalau kalian menolaknya, hendaklah membayar upeti.”
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jumat Rahimakumullah
Keenam, Rasul ﷺ sebagai kepala rumah tangga. Beliau adalah sosok yang memiliki perhatian kepada keluarganya. Sikap rahmat beliau ini kentara sekali pada bantuan yang beliau lakukan dalam mengurus dan membantu istri yang berkaitan dengan rumah tangga.
خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِى
“Sebaik-baik kalian adalah (suami) yang paling baik terhadap keluarganya dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku.” (HR. Tirmidzi)
Al-Aswad pernah bertanya kepada Aisyah RA tentang apa yang Rasul lakukan saat di tengah keluarganya di rumah? Aisyah menjawab dengan apa adanya, “Dia membantu istrinya, hingga jika datang waktu shalat, maka ditinggalkannya apa yang dikerjakan. Dia bukan orang laki yang congkak. Bahkan beliau mengerjakan sendiri apa yang diperlukan.”
Inilah secuil kepribadian sempurna Nabi kita Sayiduna wa Maulana Muhammad ﷺ. Mari kita tiru dan teladani. Sebagai apa pun diri kita, sudah ada sebaik-baik teladan di hadapan kita. Lengkap dan sempurna dalam berbagai aspek kehidupan. Allahummaa Shalli a’la sayyidina Muhammad wa a’la Aali Sayyidina Muhammad.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ َإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْليِ هذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Jumat Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. اَمَّا بَعْدُ :
فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ تَعَالىَ وَذَرُوا الْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَ وَمَا بَطَنْ، وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ.
وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ، فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ،
اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ وَالجُنُونِ والجُذَامِ وَسَيِّيءِ الأسْقَامِ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا, اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى والتُّقَى والعَفَافَ والغِنَى، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Arsip lain terkait Khutbah Jumat bisa diklik di SINI. Artikel lain tentang keislaman bisa dibuka www.hidayatullah.com. Khutbah Jumat ini kerjasama dengan Rabithah Alawiyah Kota Malang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *