Quo Vadis Sepak Bola di Kota Malang II

OLAHRAGA, KOTA MALANG194 Dilihat

Tulisan ini adalah bagian kedua, dari tulisan sebelumnya yang juga berjudul sama: Quo Vadis Sepak Bola di Kota Malang. Pada tulisan sebelumnya, sudah digambarkan betapa porak porandanya ekosistem olahraga sepak bola di Kota Malang. Mulai dari sebelum adanya Pandemi Virus Corona, lalu dihantam peristiwa jahanam Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang 1 Oktober 2022, hingga carut marutnya parah kondisi Askot PSSI Kota Malang.

Ketika pada awal tahun 2023 terjadi pergerakan untuk mengganti Ketua Askot PSSI Kota Malang, muncul sebuah harapan bahwa sepak bola di Kota Malang bisa segera menemukan momentum kebangkitannya. Namun harapan itu mulai diragukan. Ketika ada beberapa insan pecinta bola dan tokoh sepak bola Kota Malang, yang tergabung dalam Tim Malang Legends dan Badan Pekerja Revitalisasi Sepak Bola (BAJA RSB) Kota Malang, hendak membantu membangun ekosistem olah raga sepak bola di Kota Malang. Diawali dengan penyelenggaraan Event Pertandingan Sepak Bola Malang Legends, yang diselenggarakan pada tanggal 20 Mei 2023, di Stadion Gajayana Malang.

Proses awal dari event tersebut, yang mengambil tajuk utama Kebangkitan Sepak Bola Kota Malang, dimulai dari Silaturahmi dan Halal Bihalal Para Legenda Sepak Bola Malang Raya, yang dilaksanakan di Ruang Amphiteater Lantai 5 Gedung MCC Kota Malang. Kegiatan Silaturahmi dan Halal Bihalal tersebut, turut dihadiri beberapa Legenda Sepak Bola dari Malang Raya. Termasuk almarhum Coach Rohanda/ Om Kandut, saat itu juga hadir. Dari acara ini, tercetuslah aspirasi untuk mengadakan Event Pertandingan Sepak Bola Para Legenda Indonesia, khususnya yang berasal dan berdomisili di Malang Raya. Disepakati bersama, event tersebut dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 20 Mei 2023, di Stadion Gajayana Malang. Akhirnya, event tersebut terlaksana dengan baik, lancar dan sukses.

Pada prosesnya, pelaksanaan kegiatan Pertandingan Sepak Bola Para Legenda Indonesia/ Edisi Malang Legends, yang dilaksanakan tanggal 20 Mei 2023 di Stadion Gajayana Malang, sama sekali tidak mendapatkan respon dari Askot PSSI Kota Malang. Panitia sudah berkirim surat kepada Askot PSSI Kota Malang. Untuk melakukan audiensi dan komunikasi langsung. Sekaligus meminta arahan dan petunjuk dalam pelaksanaan event tersebut. Namun hingga pada hari H digelarnya acara tersebut, Askot PSSI Kota Malang tidak pernah memberikan waktu untuk beraudiensi dengan panitia pelaksana. Askot PSSI Kota Malang justru hanya muncul pada saat hari H pelaksanaan. Tapi itu tidak menjadi persoalan bagi panitia pelaksana. Yang peting kegiatan sudah terlaksana dengan baik, lancar dan sukses.

Setelah acara Pertandingan Sepak Bola Para Legenda Indonesia I/ Malang Legends, yang sukses digelar pada tanggal 20 Mei 2023 di Stadion Gajayana Malang, panitia pelaksana terus bergerak membangun ekosistem olahraga sepak bola di Kota Malang. Terus berproses hingga melahirkan wadah Badan Pekerja Revitalisasi Sepak Bola (BAJA RSB) Kota Malang. Namun, keberadaan wadah tersebut justru disalah pahami sebagai oragnisasi tandingan bagi Askot PSSI Kota Malang. Anehnya, justru dari salah satu Exco Askot PSSI Kota Malang sendiri yang menyampaikan bahwa keberadaan BAJA RSB Kota Malang ini nantinya akan menggantikan peran Askot PSSI Kota Malang. Sungguh konyol pemikiran tersebut.

BAJA RSB Kota Malang terus berproses masih aktif mengadakan pertemuan dan diskusi. Diantaranya yang paling intens adalah membahas Museum Sepak Bola Indonesia, Organisasi yang mampu menjadi penolong bagi pengembangan Sekolah Sepak Bola (SSB) di Malang Raya, hingga rencana membangun Sekolah Atlit Malangkucecwara (SAM). Sama sekali tidak pernah ada pembahasan untuk menggantikan peran Askot PSSI Kota Malang. Justru BAJA RSB Kota Malang hendak membantu dan memperkuat kerja-kerja yang akan dilakukan oleh Askot PSSI Kota Malang. Namun, akibat “Bisikan Sengkuni” di dalam Tubuh Askot PSSI Kota Malang, akhirnya justru Askot PSSI Kota Malang tidak pernah mau menerima keberadaan BAJA RSB Kota Malang. Karena BAJA RSB Kota Malang dipandang sebagai musuh utama oleh Askot PSSI Kota Malang.

BAJA RSB Kota Malang terus bergerak dan berkembang. Masih pada rencana kerja yang sudah disepakati bersama, yaitu: (1) Membangun organisasi yang mampu menjadi penolong dan penguatan dalam ekosistem olahraga sepak bola, terutama membantu SSB yang ada di Malang Raya. Hingga akhirnya, pada bulan Februari 2024, terbentuklah Koperasi Jasa Bola Gajayana Indonesia; (2) Membangun Museum Sepak Bola Indonesia, yang kemudian diawal dengan Mendirikan Museum Sepak Bola Malang. Saat ini, sudah mulai dijajaki kerjasama bersama Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang. Rencananya, Museum Sepak Bola Malang akan menempati salah satu ruang di Stadion Gajayana Malang; dan (3) Membangun Sekolah Atlit Malangkucecwara. Rencana ini terus dikerjakan dan digerakkan oleh Coach Imam SAR. Meskipun masih dengan berbagai keterbatasan yang ada, tetapi tetap maju progresif.

Ketika Koperasi Jasa Bola Gajayana Indonesia hendak didirikan, para pendirinya selalu mengundang Ketua Askot PSSI Kota Malang untuk hadir ikut bermusyawarah. Agar ada dialog dan komunikasi yang baik. Agar tidak terjadi kesalah pahaman. Yang paling utama, adalah agar Ketua Askot PSSI Kota Malang mengetahui dengan sebenar-benarnya apa yang sedang dikerjakan oleh Insan Pecinta Sepak Bola Kota Malang dan Malang Legends. Khususnya untuk bersama-sama membangun ekosistem olahraga sepak bola di Kota Malang. Namun, dari lima kali undangan yang disampaikan secara langsung kepada Ketua Askot PSSI Kota Malang, tidak satu kali pun Ketua Askot PSSI Kota Malang hadir. Entah kenapa Ketua Askot PSSI Kota Malang tidak mau menghadiri undangan tersebut. Sama sekali tidak ada konfirmasi.

Lantas, ketika pada awal bulan Februari 2024, kembali akan diselenggarakan Sepak Bola Para Legenda Indonesia, tahun 2024 kali ini yang kedua kalinya. Dengan berupaya menghadirkan Pertandingan Sepak Bola antara Malang Legends VS Surabaya Legends. Yang membawa Misi Utama: Indonesia Damai dan Kemanusiaan. Yang akan dilaksanakan pada tanggal 19 Mei 2024, di Stadion Gajayana Malang. Masih mengambil semangat momentum Hari Kebangkitan Nasional. Dibentuklah Panitia Pelaksana Kegiatan, yang komposisinya tidak jauh berbeda dari tahun 2023 sebelumnya.

Terkait dengan rencana penyelenggaraan Event Charity Game Sepak Bola Para Legenda Indonesia II, yang akan mempertemukan Malang Legends dan Surabaya Legends, yang akan digelar pada tanggal 19 Mei 2024, di Stadion Gajayana Malang, Panitia Pelaksana sudah berkirim surat kepada Askot PSSI Kota Malang. Surat permohonan audiensi tersebut dikirimkan langsung ke sekretariat Askot PSSI Kota Malang, sekitar tanggal 15 Februari 2024. Namun hingga tanggal 15 Maret 2024, belum juga mendapat tanggapan dari Askot PSSI Kota Malang. Hingga akhirnya, Panitia Pelaksana berinisiatif untuk menemui Ketua Harian KONI Kota Malang. Untuk menyampaikan perihal yang ada sebenarnya. Akhirnya, Ketua Harian KONI Kota Malang melakukan fasilitasi untuk mempertemukan anatara Koperasi Jasa Bola Gajayana Indonesia selaku Promotor dari Panitia Pelaksana, dengan Askot PSSI Kota Malang.

Pertemuan yang difasilitasi oleh Ketua Harian KONI Kota Malang tersebut akhirnya dilakukan pada tanggal 20 Maret 2024, di Ruang Rapat KONI Kota Malang. Pertemuan tersebut dihadiri oleh Waris selaku Ketua Asktot PSSI Kota Malang, Agus Yuwono selaku salah satu Exco PSSI Kota Malang, dan Daniar selaku Sekretaris Askot PSSI Kota Malang. Juga dihadiri langsung oleh Wasto selaku Ketua Harian KONI Kota Malang beserta beberapa jajaran pengurus KONI Kota Malang. Sedangkan dari Panitia Pelaksana dihadiri langsung oleh Imam SAR, Choirul Anam dan Zaenal Abidin Abimanyu. Wahyu Eko Setiawan (Sam WES) hadir selaku Ketua Koperasi Jasa Bola Gajayana Indonesia.

Pada pertemuan tersebut, Waris selaku Ketua Askot PSSI Kota Malang menyatakan tidak pernah menerima surat permohonan audiensi dari Panitia Pelaksana. Waris juga secara gamblang mengakui bahwa oragnisasi internal Askot PSSI Kota Malang sedang berantakan dan mengalami banyak pergolakan. Hal tersebut dijadikan alasannya bahwa mungkin surat permohonan audiensi dari Panitia Pelaksana tidak diterima dirinya. Pada saat itu juga, langsung ditindak lanjuti oleh Panitia Pelaksana, dengan kembali mengirimkan surat permohonan audiensi kepada Askot PSSI Kota Malang. Surat tersebut langsung diterima oleh Daniar selaku Sekretaris Askot PSSI Kota Malang dan Waris selaku Ketua Askot PSSI Kota Malang juga mengetahui secara langsung.

Namun setelah surat yang tertanggal terkirim dan diterima oleh Askot PSSI Kota Malang pada tanggal 21 Maret 2024, sampai sekarang juga belum mendapatkan tanggapan dari Askot PSSI Kota Malang. Ya, sampai detik ini surat tersebut belum mendapatkan tanggapan dari Askot PSSI Kota Malang. Berarti ada dua surat yang dikirimkan kepada Askot PSSI Kota Malang, yang tidak mendapatkan tanggapan. Padahal, isi surat tersebut sudah secara gamblang disampaikan pada pertemuan yang difasilitasi oleh KONI Kota Malang. Ada apa dengan Askot PSSI Kota Malang?

Padahal, dengan surat permohonan audiensi yang isinya sama, yaitu perihal penyelenggaraan Event Charity Game Sepak Bola Para Legenda Indonesia II, Pj. Gubernur Jawa Timur, Kapolda Jawa Timur, Walikota Malang, Pj. Walikota Malang, Bupati Malang dan beberapa pihak yang terkait, telah merespon dan menanggapi dengan sangat baik. Ada apa Askot PSSI Kota Malang?

Malah, justru dua bulan ke belakang santer terdengar kabar bahwa Ketua Askot PSSI Kota Malang hendak mengundurkan diri. Kabar tersebut banyak disampaikan dan dibahas oleh banyak pihak di Kota Malang. Mungkin karena hal ini, jadinya roda organisasi di internal Askot PSSI Kota Malang tidak bisa bergerak. Justru menghambat dan menghalangi kinerja dari berbagai pihak yang terkait dengan ekosistem olahraga sepak bola di Kota Malang. Kalau memang Ketua Askot PSSI Kota Malang mau mengundurkan diri, sebaiknya segera saja mengundurkan diri. Agar tidak menghambat dan menghalangi perkembangan ekosistem olahraga sepak bola di Kota Malang. Jangan malah bikin isu yang bisa membuat gaduh. Apalagi Kota Malang tahun 2025 akan menjadi Tuan Rumah Porprov Jawa Timur. Tentu saja, persiapannya harus dimulai dari kemarin. Jangan sampai karena roda organisasi Askot PSSI Kota Malang tidak berjalan, yang menjadi penyebab hancurnya prestasi dan ekosistem olahraga sepak bola di Kota Malang.

Banyak yang harus segera dibenahi, agar kita bersama-sama mampu membangun ekosistem olahraga sepak bola di Kota Malang menjadi semakin maju, berkembang dan penuh prestasi. Semoga, Askot PSSI Kota Malang tidak menjadi penghalang bagi siapa saja yang mau bekerja, bergerak dan berkorban untuk bersama-sama membangun ekosistem olahraga sepak bola di Kota Malang.

Bersambung….

Wahyu Eko Setiawan/ Sam WES
Insan Pecinta Sepak Bola Kota Malang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *