Infomalangraya.com –
Share
Tweet
Share
Share
Email
Mengusung teknik pemasaran film yang inkonvensional, “Sound of Freedom” berhasil meraup lebih dari $100 juta di jajaran Box Office Amerika. Sebuah pencapaian yang sangat luar biasa bagi film independen yang diakuisisi oleh Angel Studios tersebut.
Disutradarai dan ditulis oleh filmmaker Alejandro Monteverde “Little Boy” yang berdarah Mexico, film berdurasi 2 jam 15 menit ini diangkat dari kisah nyata heroik seorang mantan agen Homeland Security bernama Tim Ballard yang berhasil menyelamatkan puluhan korban perdagangan anak di Amerika Selatan. Seperti apa?
Sebagai agen Homeland Security Amerika, sudah menjadi tugas Tim Ballard (Jim Caviezel, “The Passion of the Christ“) untuk meringkus dan memenjarakan berbagai jenis penjahat, terutama para pedofil. Sudah ratusan pedofil berhasil ia penjarakan, namun belum ada satupun korban yang ia bisa selamatkan.
Namun semua itu berubah ketika ia berhasil menipu salah seorang pedofil yang akhirnya menghantarkan Ballard ke misi penyelamatan seorang bocah laki-laki bernama Miguel (Lucás Ávila, “Nurses“). Ketika Ballard mengetahui bahwa kakak perempuannya Rocío (Cristal Aparicio, “The Stolen Daughter“) juga terjerat gembong yang sama, Ballard pun melacaknya hingga ke Cartagena.
Disana ia bekerja sama dengan polisi setempat dan mantan akuntan kartel bernama Vampiro (Bill Camp, “12 Years a Slave“) untuk merancang sebuah rencana penyelamatan 50 anak yang telah menjadi korban child trafficking. Berhasilkah mereka?
Yang membedakan “Sound of Freedom” dengan film serupa adalah bagaimana ia menekankan bahwa film ini bukan fiksi semata, namun hal yang benar-benar telah dan sedang terjadi di dunia. Seolah mengingatkan penonton bahwa ada jutaan anak-anak kecil yang menjadi korban child trafficking dan harus hidup dalam kondisi mengenaskan sejak belia.
Banyak emosi yang bakal terpancing sepanjang menonton film ini, mulai dari marah, sedih, pasrah, semua bercampuraduk. Jika kamu merasakan beragam emosi tersebut, maka “Sound of Freedom” berhasil melaksanakan misinya. Dengan pacing yang ciamik dan bumbu ketegangan di beberapa adegan, penonton turut dibawa terombang-ambing dalam rollercoaster emosi tersebut.
Yang menarik, meski film ini mengangkat tema pelecehan anak, “Sound of Freedom” mampu menahan penggambaran yang berlebihan ataupun eksploitatif. Alih-alih, tim produksi menampilkan beberapa hint of violence saja. Hal ini membuat penonton bisa mengikuti alur cerita yang coba disampaikan, tanpa harus menyaksikan hal-hal sensasional yang menimpa para korban.
Ada banyak hal yang bisa dipelajari dari film ini, terutama oleh para orang tua yang memiliki anak-anak kecil. Bisa jadi, “Sound of Freedom” adalah sebuah tontonan wajib yang harus ditonton oleh orang tua di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Saksikan “Sound of Fredom” di bioskop mulai hari Rabu, 24 Januari 2024.
Jangan lupa untuk LIKE kita di Facebook, Follow Twitter dan Instagram TipsPintar.com. Ditambah lagi, biar gak ketinggalan video-video menarik dari kita, jangan lupa Subcribe YouTube Channel TipsPintar.com