InfoMalangRaya.com– Sekitar 8.000 pasien perlu dievakuasi keluar dari Jalur Gaza, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
WHO mengatakan memindahkan pasien-pasien itu ke luar Gaza akan meringankan sebagian beban yang ditanggung tenaga medis dan rumah sakit, yang sudah kewalahan untuk bertahan di zona perang.
“Kami memperkirakan 8.000 warga Gaza perlu dirujuk ke luar Gaza,” kata Rik Peeperkorn, perwakilan WHO di Palestina, dalam penjelasan pers di Jenewa yang dilakukan lewat sambungan video dari Yerusalem hari Rabu (6/3/2024).
Dari jumlah tersebut, sekitar 6.000 merupakan pasien korban serangan Zionis, yang mengalami beragam masalah kesehatan seperti luka-luka, luka bakar dan amputasi.
Sebanyak 2.000 pasien lainnya merupakan pasien reguler, kata Rik Peeperkorn, seraya menggarisbawahi bahwa sebelum perang 50 sampai 100 pasien dalam sehari dirujuk dari Gaza ke Yerusalem Timur dan Barat Barat, yang setengahnya merupakan pasien kanker.
Antara 7 Oktober 2023 sampai 20 Februari 2024, hanya 2.293 pasien yang dirujuk ke luar Gaza untuk mendapatkan perawatan medis.
Peeperkorn menjelaskan proses itu tidak hanya melibatkan WHO, tetapi juga otoritas Pelestina di Gaza, pihak Israel dan Mesir, ditambah direktur-direktur rumah sakit.
Dia mengatakan bahwa WHO sudah mengupayakan evakuasi medis sejak November tahun lalu, dan “kami tidak paham… mengapa ini tidak dapat dilakukan”.
Rik Peeperkorn mengatakan Mesir dan negara-negara Timur Tengah dan serta beberapa di Eropa sudah menawarkan untuk menerima pasien dari Gaza dan pendampingnya.
“Kami ingin melihat, dan memdorong, evakuasi medis terorganisir dan berkesinambungan. Terutama bagi pasien yang membutuhkannya, dan berhak untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik,” kata staf WHO untuk wilayah Palestina itu, seperti dilansir AFP.
Dakwah Media BCA – Green
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal InfoMalangRaya (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Peeperkorn mengatakan bahwa 23 dari 36 rumah sakit di Jalur Gaza tidak berfungsi, sementara sisanya beroperasi hanya sebagian dengan kapabilitas minimal.
Sejak awal konflik, sebanyak 1.500 amputasi dilakukan, kata Peeperkorn mengutip catatan Kementerian Kesehatan Gaza.
Mundur ke awal November, setelah pasien pertama dievakuasi, WHO mengatakan Al-Arish Hospital yang jaraknya paling dekat dengan perbatasan Mesir-Gaza, akan menjadi rumah sakit rujukan pertama yang kemudian akan merujuk pasien ke rumah sakit lain di Mesir.*