Rindang Pohon Jalan IKN

NASIONAL141 Dilihat

InfoMalangRaya –

Rindang Pohon Jalan IKN

Aspek lingkungan menjadi perhatian utama dalam pembangunan jalan tol di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara demi mendukung konsep green forest.

Pohon aneka jenis, rindang, dan berderet rapi di bagian pinggir kiri dan kanan jalan. Selain terlihat rindang, juga enak dipandang. Walhasil, perjalanan sepanjang 50 kilometer di jalan selebar 60 meter itu pun terasa relatif singkat. Ke mana pun mata melihat, tampak hijau dan asri, nyaman.

Begitulah gambaran besar yang ada di benak Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) saat memulai membangun jalan itu. Jalan yang dirancang bebas hambatan (jalan tol) itu merupakan alur utama masuk ke Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur.

Pintu awal jalan bebas hambatan itu ada di KM 11 jalan tol Balikpapan-Samarinda. Melalui jalan yang terbagi dalam sembilan ruas itu, waktu tempuh perjalanan dari Balikpapan ke IKN, akan lebih singkat. Dari semula diperlukan waktu setidaknya dua jam menjadi sekitar 30–40 menit saja.

Merujuk informasi dari situs Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kementerian PUPR, jalan tol IKN itu senilai sekitar Rp27 triliun. Sejak awal 2023 pembangunannya dikebut. Jalan tersebut terbagi dalam  beberapa trase;  jalan tol IKN segmen KKT Kariangau-Simpang Tempadung; jalan tol IKN segmen Simpang Tempadung-Jembatan Pulau Balang; dan jalan tol IKN segmen Karangjoang-KKT Kariangau

Sekalipun dikejar target selesai pada akhir 2024, Kementerian PUPR yang mendapat mandat untuk memujudkan jalan tersebut, menaruh konsen besar pada aspek lingkungan jalan agar tetap terjaga. Hal ini sejalan dengan konsep besar IKN sebagai kota hutan dan kota pintar (smart forest city).

Oleh karena itu, dalam berbagai kesempatan, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mewanti-wanti kepada pelaksana lapangan agar pembangunan infrastruktur IKN ini bukan hanya pekerjaan teknik (civil works), tapi juga art works. “Jangan sembarangan memotong pohon, karena waktu pekerjaannya pendek. Lahan yang terbuka dan tidak tersentuh konstruksi lagi harus segera ditanami kembali,” katanya.

 

Persemaian Mentawir

Mendukung penghijauan di jalan tol dan juga lingkungan kota IKN Nusantara, Pemerintah telah menyiapkan pusat pembibitan besar; Persemaian Mentawir. Ini merupakan hasil kerja sama dan kolaborasi antara KLHK, PUPR, PLN, Telkom dan perusahaan ITM, serta Indominco group. Lokasinya ada di  Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Di atas lahan persemaian seluas 120 hektare itu, per September 2023, telah melakukan pembibitan sekitar 3,8 juta bibit dari rencana total 15 juta kapasitasnya. Bibit yang telah ada, antara lain, tanaman kayu seperti belangeran, ulin, meranti, balsa, gaharu, nyatoh, nyamplung, tengkawang, dan jabon.

Selain itu juga ada bibit tanaman hasil hutan bukan kayu, seperti aren, cempedak, duren, jengkol, petai, mangga, manggis, alpukat, dan sirsak. Tidak ketinggalan pula tanaman estetika seperti tanjung, flamboyan, tabebuya, dan pucuk merah.

“Persemaian Mentawir ini punya arti sangat penting dan saya kontrol langsung sebagai penanda bahwa kita membangun IKN dengan orientasi hijau. Saya telah menegaskan ini sejak awal 2021 persiapan, dan mulai konstruksi persemaian di 2022 hingga sekarang kita melakukan konstruksi untuk IKN,” tegas Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya, usai mendampingi Presiden Joko Widodo berkunjung ke Mentawir, Kamis (21/9/2023).

Adapun pemilihan jenis pohon yang ditanam di IKN telah melalui kajian para ahli dari Institut Pertanian Bogor (IPB University). Jenisnya menyesuaikan geografi lingkungan di Kalimantan. Salah satu kriterianya, pohon berkarakter keras, berakar kuat, dan langka.

Adanya pepohonan, IKN nantinya diharapkan menjadi kota yang asri dan menyelamatkan warganya dari ancaman kerusakan lingkungan. Hal ini sejalan dengan urban desain IKN, di mana sebanyak 75 persen diperuntukkan ruang terbuka hijau. Keanekaragaman pohon yang ada di Mentawir dan siap di lahan IKN, maupun pinggir jalan-jalan (termasuk Jalan Tol IKN), tidak hanya untuk membangun ekosistem lingkungan dan mengembalikan flora dan fauna, juga untuk mendukung kelestarian alam serta menjadikan kota ramah lingkungan.

 

Agar keberadaan jalan tol IKN dan juga jalan tol Balikpapan-Samarinda (Balsam) terjaga kualitasnya, Kementerian PUPR secara rutin melakukan penilaian. Aspek yang dinilai antara lain masalah kualitas layanan jalan tol dan rest area.

Untuk jalan tol Balsam, penilaian dilakukan pada Kamis-Jumat, (21-22/9/2023). Penilaian dilakukan dalam rangka mendorong transformasi, inovasi, dan modernisasi jalan tol, salah satunya tol Balsam sebagai bagian jaringan jalan bebas hambatan menuju kawasan IKN Nusantara.

Peningkatan kualitas layanan jalan tol, demikian alasan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, akan berdampak terhadap kenyamanan dan keselamatan pengguna jalan tol. “Kami meyakini dengan lingkungan jalan tol yang lebih baik akan berkontribusi terhadap kenyamanan dan keselamatan dalam mengemudi di jalan tol, khususnya tidak hanya jalannya tetapi juga rest area-nya,” kata Menteri Basuki. 

Merujuk situs pu.go.id yang dipantau indonesia.go.id, Senin (25/9/2023), Tim Penilai Johny P Kusumo menyampaikan, jalan tol Balikpapan-Samarinda diibaratkan wajah infrastruktur jalan IKN Nusantara yang yang mengusung konsep smart forest city. Untuk itu, Tim Penilai Jalan Tol Berkelanjutan menekankan, perlu peningkatan pada aspek penghijauan di sepanjang ruas tol maupun rest area.

Menurut Johny, selain sebagai estetika, penghijauan penting juga untuk menghalau silau di malam hari dan yang terpenting mampu mengurangi emisi karbon yang dihasilkan oleh kendaraan. “Saat ini begitu kita turun dari bandara menuju IKN Nusantara melewati tol Balikpapan-Samarinda, jadi bisa dikatakan tol ini wajah Ibu Kota Nusantara. Dengan konsep yang diusung IKN, kami tekankan kerapian, kebersihan, beautifikasi, penghijauan, lereng-lereng tol yang kering diurus juga, termasuk pohon-pohon di rest area,” kata Johny P Kusumo.

Ruas tol dan rest area merupakan sebuah kesatuan pelayanan yang bertujuan untuk memberikan kenyamanan bagi para pengguna jalan tol. Ada tiga aspek penilaian jalan tol berkelanjutan yaitu fungsi utama jalan tol, fungsi pendukung di rest area, serta fungsi pelengkap di rest area.

Fungsi utama jalan tol mencakup aspek kelancaran, keselamatan, dan kenyamanan pengguna ruas jalan tol. Fungsi pendukung jalan tol berupa penerapan regulasi tentang tempat istirahat dan pelayanan pada jalan tol yang merujuk pada terpenuhinya indikator standar pelayanan minimal (SPM) rest area, seperti tersedianya toilet, area parkir, SPBU, tempat makan dan minum, musala, dan sebagainya.

Sedangkan fungsi pelengkap di rest area berupa indikator beyond SPM yang dapat mengoptimalkan pemanfaatan rest area seperti kebersihan rest area, manajemen pengelolaan sampah, branding ekonomi lokal melalui UMKM, kerja sama dengan pemerintah daerah dan masyarakat, penghijauan.

 

Tulang Punggung Kaltim

Direktur Teknik dan Operasi PT Jasa Marga Balikpapan-Samarinda Nanang Siswanto mengatakan, sejak beroperasi 2019 lalu, pihaknya selalu berupaya untuk mewujudkan aspek kelancaran, keselamatan, dan kenyamanan sesuai dengan standar pelayanan minimal jalan tol.

“Untuk mendukung program penghijauan dalam rangka menciptakan green toll road, telah dilakukan juga penanaman khususnya pada lereng-lereng jalan tol yang tandus, tetapi memang kondisi kemarin musim kemarau dan tanahnya mengandung batu bara, jadi ada beberapa titik yang kering,” kata Nanang.

Tol Balikpapan-Samarinda telah dilengkapi 48 unit CCTV pemantau 24 jam untuk memantau pergerakan kendaraan dan tujuh unit variable message sign (VMS). Selain itu kendaraan operasional, berupa enam kendaraan layanan jalan tol (LJT), empat ambulans, dua mobil rescue, delapan mobil derek, satu unit water tank, tiga mobil teknisi, lima mobil PJR, dan tiga unit mobil security.

Jalan Tol Balikpapan-Samarinda sepanjang 97,27 km memiliki 5 seksi, yakni Seksi 1 dan 5 ruas Balikpapan-Samboja memiliki panjang 32,40 km dan telah beroperasi pada 2021. Kemudian Seksi 2,3, dan 4 ruas Samboja-Samarinda sepanjang 64,87 km porsi Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Jasa Marga Balikpapan-Samarinda yang sudah beroperasi sejak Desember 2019 lalu.

Selain sebagai penghubung jalan tol menuju kawasan IKN Nusantara, jalan tol Balikpapan-Samarinda menjadi tulang punggung yang menciptakan kawasan perekonomian baru di Kalimantan Timur dengan memangkas biaya logistik barang dan jasa dan waktu tempuh antara Balikpapan-Samarinda dari semula sekitar 3–4 jam, menjadi hanya sekitar 1,5—2 jam. Tercatat rata-rata harian lalu lintas kendaraan yang lewat saat ini mencapai sekitar 9.000–11.000 kendaraan per hari.

 

Penulis: Dwitri Waluyo
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari


Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *