InfoMalangRaya.com– Para ilmuwan iklim memperkirakan bahwa pada tahun 2030 sekitar 25 persen penduduk Malaysia akan mengungsi akibat dampak perubahan iklim.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal InfoMalangRaya (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Menurut analisis yang dilakukan oleh United Nations Children’s Fund (UNICEF) terhadap data dari Internal Displacement Monitoring Centre (IDMC), Malaysia menyaksikan 354.000 pengungsian internal terkait perubahan iklim antara tahun 2016 dan 2021.
“Situasinya meningkat pada tahun 2021 ketika bencana banjir saja sudah memicu sekitar 129.000 pengungsi internal, melonjak dari 24.000 pengungsi yang tercatat pada tahun sebelumnya.
“Pada tahun 2022, IDMC mencatat 156.000 orang mengungsi akibat banjir, tanah longsor, dan badai, menegaskan tanda-tanda perubahan iklim yang tidak dapat disangkal,” kata UNICEF dalam laporannya.
Laporan berjudul “Children Displaced in a Changing Climate” itu menemukan bahwa anak-anak memiliki risiko tinggi mengalami cedera dan kematian saat terjadi badai dan banjir, serta lebih rentan terhadap infeksi penyakit yang ditularkan melalui vektor.
Laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa bencana terkait cuaca menyebabkan 43,1 juta anak mengungsi di 44 negara antara tahun 2016 dan 2021, yang berarti sekitar 20.000 anak mengungsi setiap harinya.
Meskipun Malaysia tidak termasuk dalam laporan global tersebut, negara jiran ini menghadapi ancaman nyata berupa pengungsian akibat banjir.
“Perubahan iklim adalah masalah hak-hak anak. Perubahan iklim merampas masa depan seluruh generasi mereka. Anak-anak dan remaja memahami bahwa bencana dan perubahan iklim akan berdampak signifikan terhadap kehidupan mereka. Mereka bukan sekedar penerima manfaat dari aksi iklim. Dengan alat, sumber daya, dan dukungan yang tepat, mereka dapat bertindak, mengadvokasi, dan melindungi teman, keluarga, dan komunitas mereka dari kerusakan lingkungan,” kata perwakilan UNICEF Malaysia Robert Gass dalam pernyataannya hari Jumat (6/10/2023) seperti dilansir Bernama.
Direktur eksekutif UNICEF Catherine Russell mengungkapkan keprihatinannya mengenai dampak psikologis dan emosional yang dialami anak-anak pengungsi.
“Sangat menakutkan bagi anak mana pun ketika kebakaran hutan yang ganas, badai, atau banjir melanda komunitas mereka. Bagi mereka yang terpaksa mengungsi, ketakutan dan dampaknya bisa sangat menghancurkan, yaitu kekhawatiran apakah mereka akan dapat kembali ke rumah, melanjutkan sekolah, atau terpaksa mengungsi lagi.”
Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, UNICEF mendesak pemerintah, donor, mitra pembangunan, dan sektor swasta untuk segera mengambil tindakan guna melindungi anak-anak dan remaja yang berisiko menjadi pengungsi di masa depan, termasuk mereka yang sudah menjadi kehilangan tempat tinggalnya.*