InfoMalangRaya.com– Sinkhole, lubang besar yang muncul tiba-tiba akibat permukaan tanah ambles, sudah ada selama berabad-abad di Konya, daerah subur yang dikenal sebagai lumbung pangan negara Turki. Namun, tahun-tahun terakhir kemunculannya semakin banyak seiring dengan penggunaan besar-besaran air tanah untuk irigasi, menurut para ahli.
Setiap kali petani Fatih Şık mengendarai traktornya di ladang jagung, dia sadar bahwa sewaktu-waktu secara tiba-tiba dia dapat tertelan bumi.
Dua sinkhole sudah muncul di lahannya di Konya.
“Kapan saya saya dapat tenggelam, hal itu selalu terbayang di benak saya. Dan saya tahu saya akan mati terperosok ke dalam lubang,” kata petani berusia 45 tahun itu kepada AFP.
“Tapi saya harus tetap bekerja, kalau tidak keluarga saya akan kelaparan,” ujarnya seperti dilansir AFP Rabu (3/7/2024).
Banyak sinkhole memiliki kedalaman yang dapat membuat orang pusing ketika berusaha melongoknya ke bawah, sampai sekitar 50 meter. Tidak tampak dari kejauhan, orang tiba-tiba bisa menjumpainya ketika berjalan-jalan di tengah ladang jagung, bit, gandum, dan semanggi yang tersebar di Konya.
Sinkhole atau lubang ambles terjadi ketika air melarutkan batuan dasar di bawah permukaan tanah, sehingga menyebabkannya runtuh atau ambles. Sinkhole dapat terbentuk akibat sebab alami atau melalui sebab “antropogenik”, karena tindakan langsung atau tidak langsung dari manusia.
Sinkhole bisa terbentuk secara perlahan-lahan atau dalam hitungan beberapa menit saja alias tiba-tiba.
Tahun lalu, Adem Ekmekçi menyaksikan sebuah lubang besar terbuka yang menelan beberapa pohon aprikot dan murbei saat sedang berjalan melewati ladangnya.
“Kaki saya tiba-tiba terpeleset… Saya melihat ke bawah dan melihat ada retakan di tanah,” kata petani berusia 57 tahun itu.
Saat ini di lahan perkebunannya seluas 10 hektar terdapat 2 sinkhole yang masing-masing memiliki garis tengah sekitar 50 meter.
“Salah satu faktor utama terjadinya sinkhole adalah perubahan iklim,” kata Arif Delikan, profesor madya di Konya Technical University, yang menghitung sejauh ini ada 640 sinkhole di Konya, lebih dari 600 di antaranya berada di distrik Karapınar saja.
“Sekitar 20 lubang muncul kurun waktu setahun terakhir ini di Karapınar saja,” katanya.
Dia dan dinas penanggulangan bencana setempat sudah mengidentifikasi 2,700 cekungan pada permukaan tanah yang berpotensi akan ambles menjadi sinkhole.
Sepanjang musim dingin terakhir, curah hujan 40 persen di bawah rata-rata di Konya, sehingga petani banyak mengandalkan air tanah untuk irigasi lahan pemasok 36 persen kebutuhan gandum Turki dan 35 persen kebutuhan bit negeri itu.
Sebagian petani secara ilegal membuat sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air bagi lahan mereka. Namun, sumur bor ini dapat melemahkan lapisan bebatuan sehingga meningkatkan risiko terjadinya sinkhole.
Di sisi lain, sebagian pengusaha melihat peluang kolam duit tercipta dari kemunculan sinkhole.
Pekan lalu, Cem Kınay membuka sebuah penginapan mewah berkapasitas 13 kamar berupa Seljuk caravanserai, penginapan pinggir jalan tradisi orang Seljuk berusia 800 tahun. Penginapan itu didirikan di dekat sinkhole tertua dan paling terkenal di Turki.
Diisi dengan air, sinkhole tersebut menjadi kelihatan seperti danau.
“Kita perlu mengubah ketakutan ini menjadi sesuatu yang positif,” kata Kınay, pengusaha berusia 66 tahun, kepada AFP.*