Tara Basro: Kebaya Bukan Hanya Untuk Acara Formal
Aktris ternama Indonesia, Tara Basro, mulai mengenakan kebaya sebagai pakaian sehari-hari. Tidak hanya untuk acara formal seperti undangan pernikahan, kini ia juga memakainya dalam aktivitas santai. Hal ini disampaikan oleh Tara dalam sebuah talkshow yang berjudul “Berdaya Lewat Kebaya: Menjadi Sosok Otentik Perempuan Berkebaya” yang diadakan di Posco, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung.
Tara menjelaskan bahwa kebaya kini tidak lagi hanya identik dengan pakaian undangan. Banyak masyarakat yang mulai melirik kebaya sebagai pakaian harian. Dengan padu padan yang sesuai, kebaya bisa menjadi gaya yang unik dan tetap stylish, bukan sekadar gaya kuno.
“Setiap kali memakai kebaya, aku merasa bangga dan powerfull. Aura ku langsung terpancar,” ujarnya saat berbicara pada Sabtu (26/7).
Menurut Tara, tidak ada aturan khusus dalam memakai kebaya. Yang terpenting adalah menyesuaikan dengan acara yang dihadiri. Selain itu, kini semakin banyak brand fesyen yang menciptakan model kebaya dengan potongan yang lebih modern.
“Fesyen pasti berkembang, jadi selalu relevan. Gunakan kebaya sesuai dengan apa yang kamu inginkan, jangan terpaku pada aturan. Misalnya, kebaya tidak harus pakai kancing, terserah kamu ingin memakainya bagaimana,” jelasnya.
Tara juga menyampaikan rasa antusiasnya terhadap kreativitas orang-orang dalam menggunakan kebaya. Ia merasa lebih excited karena kini banyak orang yang memakai kebaya dengan cara yang berbeda dan menarik.
Kebaya Dalam Film Pendek ‘Kita Berkebaya’
Dalam rangka memperingati Hari Kebaya Nasional yang jatuh setiap 24 Juli, Tara Basro turut serta dalam film pendek berjudul “Kita Berkebaya” yang digagas oleh Bakti Budaya Djarum Foundation. Film ini bertujuan untuk membangkitkan kembali kecintaan terhadap kebaya sebagai busana khas perempuan Indonesia.
Tara mengaku sangat terharu dan bangga bisa terlibat dalam proyek ini. Salah satu hal yang ia ingat adalah partisipasi lebih dari 200 perempuan yang mengenakan kebaya dalam proses syuting.
“Prosesnya sangat menyenangkan. Mulai dari baca skrip hingga merasakan semangat dan kecintaan terhadap kebaya. Aku merasa bangga karena semua wanita bersatu. Di lokasi syuting, ada 200-an perempuan yang memakai kebaya, aku hampir menangis dan merinding karena semua orang menjadi satu,” ujarnya.
Film pendek ini diharapkan mampu menjadi wadah untuk menyebarluaskan gerakan budaya yang menumbuhkan kembali penghargaan terhadap kebaya. Tara berharap, dengan adanya film ini, masyarakat akan lebih menghargai dan memakai kebaya dalam kehidupan sehari-hari.
Pemakai Kebaya Bisa Lebih Kreatif
Tara Basro menegaskan bahwa pemakaian kebaya tidak harus terbatas pada acara tertentu. Ia menyarankan agar setiap orang bisa memakai kebaya sesuai dengan gaya dan kebutuhan mereka sendiri. Dengan demikian, kebaya tidak lagi menjadi simbol yang kaku, tetapi justru menjadi ekspresi diri yang unik dan menarik.
Ia juga menyoroti pentingnya adaptasi kebaya dengan tren fesyen modern. Dengan adanya desainer dan brand yang aktif menciptakan model kebaya yang lebih kekinian, kebaya bisa menjadi pilihan yang fleksibel dan cocok untuk berbagai kesempatan.
Tara berharap, dengan semangat seperti ini, kebaya akan terus hidup dan diterima oleh generasi muda. Ia percaya bahwa kebaya memiliki nilai budaya yang luar biasa dan bisa menjadi bagian dari identitas nasional yang kaya akan tradisi.