Pertumbuhan Urbanisasi di Kota Makassar
Kota Makassar, yang dahulu hanya sebagai pusat pemerintahan, kini telah berkembang menjadi pusat ekonomi dan sosial yang menarik banyak penduduk dari berbagai daerah. Daerah seperti Gowa, Jeneponto, Takalar, Pangkep, Maros, serta pelosok desa lainnya semakin ramai dikunjungi oleh warga yang ingin bekerja, tinggal, atau mencari penghidupan.
Meskipun pembangunan terus berkembang dan daya beli masyarakat meningkat, masalah kemacetan dan pengelolaan parkir tetap menjadi tantangan besar. Meski dalam laporan TomTom Traffic Index (2024) Makassar belum masuk lima besar kota termacet di Indonesia, warga tetap merasakan dampak kemacetan, terutama pada jam sibuk pagi dan sore hari.
Data Jumlah Kendaraan Bermotor di Makassar
Pada April 2025, jumlah kendaraan bermotor di Kota Makassar mencapai 2,11 juta unit, berdasarkan data dari Electronic Registration and Identification (ERI) Korps Lalu Lintas Polri. Dari jumlah tersebut, sepeda motor mendominasi dengan 1,65 juta unit, diikuti oleh mobil penumpang sebanyak 353.070 unit, mobil bermuatan 100.360 unit, bus 3.225 unit, dan kendaraan khusus (ransus) sebanyak 4.613 unit.
Pertumbuhan kendaraan ini tidak diimbangi dengan infrastruktur parkir yang memadai, sehingga menyebabkan berbagai masalah di jalanan kota. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa kurangnya perencanaan transportasi yang efektif juga menjadi salah satu penyebab utama masalah ini.
Solusi untuk Mengurangi Masalah Kemacetan
Pemerintah daerah seharusnya melakukan evaluasi terhadap kebijakan transportasi yang ada, serta merancang solusi inovatif. Salah satu cara adalah dengan membangun lebih banyak fasilitas parkir vertikal yang dapat menampung lebih banyak kendaraan dalam satu area. Selain itu, kampanye transportasi umum perlu ditingkatkan agar masyarakat lebih memilih angkutan massal daripada kendaraan pribadi.
Di beberapa daerah strategis seperti pusat perbelanjaan, pertokoan, atau kantor pemerintahan, sering kali ditemukan kendaraan yang diparkir di tempat yang dilarang. Hal ini tidak hanya menciptakan ketidaknyamanan, tetapi juga berpotensi menimbulkan masalah keamanan seperti pencurian kendaraan atau kerusakan pada kendaraan yang terparkir di lokasi yang tidak aman.
Pengelolaan Parkir yang Lebih Baik
Parkir liar tanpa bukti pembayaran juga semakin marak, sehingga memperburuk situasi. Untuk menghadapi tantangan ini, penting bagi semua pihak—termasuk pemerintah, masyarakat, dan para pengusaha—untuk berkolaborasi dalam merumuskan solusi yang berkelanjutan.
Salah satu solusi yang bisa diterapkan adalah sistem parkir berbasis teknologi. Dengan sistem ini, pengguna dapat menemukan dan memesan tempat parkir secara daring. Sistem Terminal Parkir Elektronik (TPE) merupakan inovasi yang sangat relevan dalam tata kelola parkir. TPE bukan hanya alat untuk mengatur parkir, tetapi juga pendekatan yang lebih luas dalam mengelola mobilitas perkotaan.
Keunggulan Sistem Terminal Parkir Elektronik (TPE)
Dengan memanfaatkan teknologi informasi, TPE memungkinkan pengguna untuk menemukan tempat parkir yang tersedia secara real-time. Real-time dalam konteks ini berarti data yang diperbarui secara langsung dan akurat saat itu juga. Ketika sebuah kendaraan keluar dari slot parkir, sensor yang terpasang akan segera mendeteksi perubahan dan mengirimkan informasi ke pusat data.
Informasi ini kemudian ditampilkan melalui aplikasi atau papan digital, sehingga pengguna lain dapat melihat bahwa slot tersebut kini tersedia. Dengan demikian, pengemudi tidak perlu lagi berputar-putar mencari tempat kosong secara acak, melainkan diarahkan langsung ke lokasi yang benar-benar tersedia.
Strategi Jangka Panjang untuk Kota Makassar
Pemerintah kota harus fokus pada solusi jangka panjang yang berkelanjutan. Penataan ruang kota yang lebih baik, pengembangan transportasi umum yang efisien, dan penerapan teknologi dalam pengelolaan lalu lintas dan parkir adalah langkah-langkah yang harus diambil secara simultan.
Hanya dengan pendekatan yang holistik, Kota Makassar dapat menghadapi tantangan kemacetan dan pengelolaan parkir dengan lebih baik. Dengan inovasi dan kolaborasi, kota ini dapat terus berkembang tanpa mengorbankan kenyamanan dan keamanan masyarakat.