Terkendala Pembiayaan, Kontribusi UMKM pada Ekspor Masih Kecil

NASIONAL110 Dilihat

InfoMalangRaya –
IMR, Jakarta: Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, meski jumlahnya banyak, kontribusi Usaha Mikro Kecil Menengah pada ekspor masih kecil. Kendalanya, karena akses pembiayaan untuk UMKM masih minim. “Kontibusi dari UMKM kita baru 15 persen terhadap total ekspor nasional, salah satu kendalanya adalah pembiayaan. Sebanyak 29,9 juta UMKM tidak mampu mengakses pembiayaan, karena akses itu terbatas atau karena tidak terjangkau,” kata Menkeu dalam acara BRI Macrofinance Outlook 2024 di Jakarta, Kamis (7/3/2024).Dari data yang disajikan Sri Mulyani, jumlah UMKM di Indonesia saat ini mencapai 65,5 juta UMKM. Dari jumlah itu, baru 10,3 juta atau sekitar 15,7 persen UMKM yang sudah mempu melakukan ekspor. “Saya berharap BRI bisa melakukan penetrasi hingga ke akar rumput. Sehingga bisa menjangkau 29,2 juta UMKM yang belum memiliki akses pembiayaan,” ucap Menkeu.Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, 47 persen kebutuhan pembiayaan UMKM belum terlayani oleh lembaga jasa keuangan. Saat ini, masih terdapat kesenjangan yang lebar  antara permintaan kredit dan ketersediaan kredit bagi UMKM.“Kajian yang dilakukan tahun 2023, menunjukkan adanya trend peningkatan kesenjangan antara permintaan dan ketersediaan pembiayaan. Di tahun 2026 mendatang, kebutuhan pendanaan mencapai 4.300 triliun rupiah dan suplainya hanya 1.900 triliun,” ujar Teten.Dia juga mengatakan, pembiayaan bagi UMKM sangat penting. Apalagi setengah dari jumlah UMKM di Indonesia bergerak di sektor produktif, seperti pertanian, perikanan, peternakan dan Perkebunan.“Tapi justru di sektor produktif itu serapan kredit untuk UMKM masih rendah. Misalnya di sektor pertanian serapan kreditnya baru 31 persen dan perikanan lebih kecil lagi, dua persen,” ucap Teten.Selama ini, sebagian besar kredit untuk UMKM disalurkan ke sektor perdagangan, karena potensi kredit macetnya kecil. Karenanya, Teten mengajak perbankan memberikan dukungan pembiayaan yang lebih besar, utamanya UMKM di sektor produktif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *