InfoMalangRaya – Tak cukup hanya bermodalkan percaya diri. Juga tidak hanya sekadar menang di laga sebelumnya. Sementara sang lawan, justru tak pernah menang dalam tiga laga terakhir.
Karena hasil di lapangan, tidak bisa dihitung secara matematis. Seperti yang terjadi di Stadion Demang Lehman, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Minggu (17/12/2023) malam.
Arema FC yang datang dengan kepercayaan diri tinggi, gegara Sabtu (9/12/2023) lalu, menang telak 3-1 atas Persis Solo. Nyatanya harus keluar lapangan dengan kepala tertunduk. Gol tunggal Bagus Kahfi menit ke-50, membuyarkan impiannya.
Padahal tuan rumah Barito Putera dilaga sebelumnya, harus tunduk telak dari Madura United. Skor 4-1 menjadikan tim asuhan Rahmad Darmawan ini, dibuat tak berkutik.
Singo Edan pun pantas dibuat frustasi dengan hasil akhir itu. Bagaimana tidak, dari statistik penguasaan bola, benar-benar dikuasai. Persentasenya 62:38. Sangat jomplang.
Tetapi Barito Putera juga memang pantas menang. Jika statistik juga menjadi ukuran. Tim berjuluk Laskar Antasari itu, melakukan delapan kali shoot on target. Satu diantaranya bisa membuahkan gol.
Sedangkan Arema FC, yang masih mempercayakan pada duet striker Dedik Setiawan dan Gilbert Alvares, hanya punya empat kali tendangan ke gawang.
Beberapa peluang, memang didapatkan pemain-pemain Arema FC. Bahkan salah satunya ketika Gilbert Alvares, striker asal Bolivia itu, sudah berhadapan dengan gawang yang kosong.
Sayangnya, tendangan pemain bernomor punggung 91 itu, hanya melenceng di samping kiri gawang Barito Putera, yang sudah ditinggalkan Ega Rizky Pramana.
Atau jika tidak begitu, tendangan keras Dedik Setiawan dari dalam kotak penalti. Masih bisa ditepis Ega Rizky. Bola muntah yang sudah di depan mata, ternyata tidak bisa dimanfaatkan Charles Lokoli Ngoy. Bola tandukannya hanya melebar ke atas.
Tercatat tiga kali dalam laga yang disaksikan 4.950 penonton itu, kiper Barito Putera tidak lekat dalam memenang bola. Masih beruntung tiga-tiganya tidak bisa dimanfaatkan pemain Arema FC.
“Arema FC tidak bisa hanya mengandalkan (Charles) Lokoli Ngoy dari sektor sayap. Memanfaatkan umpan-umpan lambung. Karena sangat mudah dibaca lawan. Terlalu monoton serangannya,” kata pengamat bola, Kusnaini, yang Minggu malam itu, menjadi komentator dalam siaran langsung.
Sementara kejelian Rahmad Darmawan, ketika mengubah pola serangan di babak kedua, justru menjadikan tim Galatama yang masih tetap bertahan di Liga 1, berhasil mempertahankan tiga poin kandang.
Kemenangan pertama setelah tiga laga terakhir tak pernah menang itu, diciptakan pemain muda yang jadi andalan timnas kelompok umur.
Mengetahui barisan pertahanan Arema FC cukup kokoh, Bagus Kahfi, mencoba keberuntungan dengan melakukan tembakan dari luar kotak penalti.
Tendangan pemain 21 tahun itu, sebenarnya tidak terlalu keras. Tetapi melintir dan berada di luar jangkauan kiper Julian Schwarzer. Bola pun bersarang di pojok kiri gawang Arema FC, menit ke-50.
Gol itu menjadi satu-satunya gol yang dihasilkan dalam laga yang dipimpin wasit Nendi Rohaendi tersebut. Termasuk juga hanya ada satu kartu kuning yang dikeluarkan. Untuk pemain pengganti Arema FC, Flabiola Soares di menit ke-90.
Dengan kekalahan tersebut, keinginan Arema FC untuk keluar dari zona degradasi, masih perlu waktu cukup panjang.
Padahal di jam sebelumnya, tim yang berpeluang digeser Arema FC, Persis Solo, justru dikalahkan Dewa United di kandang mereka. Dengan skor 1-2.
Andai saja Arema FC bisa menang, maka poin kedua tim sama-sama 24. Sayang peluang itu tak bisa dimaksimalkan Arema FC. (Ra Indrata)
The post Terlalu Percaya Diri, Arema FC Malah Kalah Tipis appeared first on infomalangraya.com.