Infomalangraya – MALANG KOTA – Ada pemandangan tak biasa di sepanjang koridor Perpustakaan Pusat Universitas Brawijaya (UB), kemarin (17/5). Deretan foto-foto jadul terpajang berjajar, khususnya foto para pemimpin UB.
Sejak berdiri pada 1963, UB sudah mengalami pergantian 14 rektor. Foto-foto rektor pertama hingga kini terpajang di lokasi tersebut. Pameran tersebut digelar dalam rangka Hari Kearsipan Nasional (HKN) ke-52 yang diperingati setiap 18 Mei. Momen itu sekaligus menjadi ajang untuk melihat kilas balik UB melalui pameran foto bertajuk ”Jejak Sang Pemimpin”.
Dalam peringatan Hari Kearsipan Nasional tersebut, Rektor UB Prof Widodo SSi MSi PhD mengajak kembali civitas akademika untuk mengingat sejarah. Mulai dari berdirinya UB hingga saat ini. Sebab, dia menilai di dalam sejarah terkandung sebuah pelajaran baik.
Widodo menyampaikan, sejarah kerap kali disusun oleh arsip. Hal itulah satu-satunya bukti otentik atas nilai yang terkandung dalam sejarah. ”Apabila arsip-arsip tersebut terdokumentasi dan tersusun dengan baik, maka sejarah akan mudah dilacak dan dipelajari dari generasi ke generasi,” ucap Widodo di sela-sela meninjau pameran.
Dia berharap Unit Kearsipan UB melakukan inovasi dalam bidang kearsipan. Sebab, lanjutnya, arsiparis tidak hanya mengumpulkan dokumen. Tapi juga berpikir merawat dan mengolaborasikan arsip tersebut agar bernilai edukasi dan rekreasi. Salah satunya dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi saat ini.
Menurut Widodo, kearsipan sudah seharusnya mengarah pada digitalisasi. Sehingga selain fisik, arsip juga akan tersimpan dalam bentuk digital. ”Sehingga kearsipan itu lebih aman dan bisa dipastikan keberadaannya,” kata dia. (dre/dan)