Malang- Walikota Malang, Drs.H. Sutiaji memberikan apresiasi kepada TOP 10 OPD KIPP tahun 2023. Termasuk di dalamnya sebuah sekolah berprestasi yakni SMPN 14 Kota Malang dengan program INDIGO Internal Dream Intervesion To Grow Obsession pada Senin,10/7/2023 saat menggelar apel di halaman Balai Kota Malang. Untuk mengulas lebih dalam tentang program INDIGO infomalangraya.com mengunjungi SMPN 19 Kota Malang pada Selasa 11/7/2023. Inisiator program INDIGO yaitu Angga Frendita yang berhasil mengharumkan Kota Malang melalui Dinas Pendidikan menjelaskan bahwa Program INDIGO ini berawal saat terjadi pandemi Covid 19.
Menurutnya siswa sekolah sebagai salah satu kelompok yang terkena dampak secara psikologis dikarenakan Pemerintah mewajibkan pihak sekolah untuk belajar daring (dalam jaringan-red) melalui platform meeting online.
Angga menjelaskan, saat masa pemulihan pasca pandemi Covid 19 dan kegiatan belajar mengajar di sekolah dibuka kembali, ditemukan fakta bahwa ternyata siswa siswi merasa canggung untuk memulai aktifitas di sekolahnya. “Untuk berangkat ke sekolah ini seakan canggung karena lamanya belajar melalui daring dan kami melihat selama masa belajar dirumah itu mereka minim karya. Menerima pelajaran tatap muka pun terlihat canggung dan kaget.”, katanya.
Lebih lanjut, “Apalagi SMPN 14 ini termasuk kawasan sekolah pinggiran kota, saya melihat aktivitas siswa ini terfokus dalam suatu aktivitas gerakan bukan terfokus dalam pendidikan. Bagaimana caranya anak anak ini belajar dengan nyaman dan tidak jenuh. akhirnya kami mencoba memberikan fasilitas yang dekat sama kegiatan mereka dengan memanfaatkan gadgetnya supaya bisa menjadi alat yang positif. Alhamdulliah beberapa sudah mulai berjalan dan sejumlah siswa juga saat ini sudah banyak yang berprestasi.”, terang Angga.
Menurutnya pencetus gagasan INDIGO ini terdiri dari tiga orang, yaitu Laila yang merupakan guru pengajar seni, Kresna dan Angga sendiri. “Tapi khusus untuk program dan konsepnya INDIGO, saya dan Ibu Guru Laila. Sedangkan untuk nametagnya atau jargonnya adalah saya sendiri.”, tambahnya.
Internal Dream Intervesion to grow Obsession atau disingkat INDIGO, adalah sebuah kegiatan internal yang digagas oleh SMPN 14 Kota Malang. Program ini adalah sebuah upaya untuk mengintervensi atau memotivasi siswa agar dapat menumbuhkan obsesi mereka (peserta didik SMPN 14-red). Para peserta didik tersebut akan dimotivasi dalam merancang cita cita dan mengembangkan minat atau bakatnya. “Tapi pihak sekolah belum mempunyai alat serta fasilitas pendukung seperti broadcasting, jurnalistik, podcast dan sebagainya. Kebetulan beberapa waktu yang lalu itu, saat launching MCC (Malang Creative Center) mereka open calling untuk kurator bisa masuk kesana H-1 itu sekolah sekolah diminta untuk mengajukan proposal dan ternyata SMPN 14 adalah satu satunya sekolah pertama yang bisa menggunakan fasilitas di MCC dan kita sudah MoU dan akhirnya dikembangkanlah yang pertama dari indogo ini adalah kegiatan poadcast dan bikin recording dan kemudian diupload di Youtube dan media sosial tapi yang di poadcastkan itu materi-materi yang bisa menanamkan nilai nilai siswa ” Ujar Angga
Pria asal Plaosan, Kecamatan Blimbing itu juga menjelaskan secara lebih mendalam selain memberikan ketrampilan juga mempersiapkan dan menggali kemampuan para siswa demi menyesuaikan perkembangan di era digital.
“Saat ini mereka yang awalnya malu-malu, sekarang bisa tampil dimuka umum. Mereka yang tidak bisa bikin film akhirnya sekarang sudah bisa. Selain itu kami juga memberikan suatu pemahaman soal bagaimana caranya membangun relasi, contohnya adalah kita menghubungkan dengan salah satu media penyiaran radio supaya broadcastingnya bisa mengisi di salahsatu stasiun penyiaran. Kita juga mengundang alumni alumni yang sudah sukses misalanya di kepolisian ataupun di TNI untuk mengisi disini sebagai kelas inspirasinya mereka untuk berbagi pengalaman agar siswa ini bisa menjadi termotivasi.”, sambungnya.
Masih ditempat yang sama, Angga juga menerangkan secara gamblang bahwa keberhasilannya dalam menuangkan programnya itu hampir mencapai 50%.
“Peserta didik di SMPN 14 sudah mengikuti arahan dan saat ini kami masih berproses dalam pengembangan lagi dengan mengembangkan masing masing minta bakat siswa diantaranya e-sport, music, animasi dan lain-lain. Tapi tentu saja tetap kami mengutamakan pendidikannya, harapan kami ketika siswa sudah lulus SMP mereka sudah punya bekal pengalaman saat nanti menempuh jenjang pendidikan selanjutnya di SMA atau di SMK karena mereka sudah memiliki kemampuan.”, ungkap Angga.
Dalam akhir keterangannya, Angga menyampaikan bahwa program podcast sudah diisi sekitar 20 siswa karena keterbatasan alat maka acara poadcast bisa bergantian mengisi justru saat ini ada sekitar 100 lebih siswa yang berminat mengikuti game dan untuk sementara khusus game kita internal dulu karena masih belum punya relasi dan kami hanya sebatas mengadakan lomba.
Penulis : Irfan
Editor. : Rudi Harianto