Waspada Kemungkinan DBD Memuncak pada April

admin 89 Views
2 Min Read

InfoMalangRaya –
​IMR, Jakarta: Pada bulan April 2024, Indonesia termasuk Jakarta diprediksi kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) meningkat. Hal ini disampaikan Kepala Seksi Pelayanan Medik RSUD Tamansari, dr. Ngabila Salama.Dalam upaya mengatasi hal ini, ia menegaskan perlunya menggencarkan Gerakan 1 Rumah 1 Kader Jumantik (G1R1J). Ia juga mengajak masyarakat untuk aktif dalam kegiatan pemberantasan sarang nyamuk Aedes aegypti.”Vektor penyakit DBD, dengan menunjuk seorang kader jumantik di setiap rumah, prinsip 3 x 10 menjadi pedoman utama dalam gerakan ini. Artinya dilakukan setiap Jumat pagi pukul 10.00 WIB selama 10 menit, minimal selama 10 minggu,” katanya.”Jam 10 pagi dipilih karena nyamuk DBD aktif pada rentang waktu tersebut, antara jam 8 hingga 10 pagi. Serta pada sore hari sekitar jam 15.00 hingga 17.00 WIB.”Masyarakat diimbau olehnya untuk memanfaatkan TOA di masjid, musala, atau rumah ibadah lainnya. Yakni untuk saling mengingatkan RT, RW, dan kader agar membantu warga dalam melakukan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M plus.”Jika seseorang mengalami demam selama 2 hari dan tidak membaik, disarankan untuk segera membawanya ke puskesmas terdekat. Di sana, pemeriksaan kesehatan dan pengobatan akan dilakukan secara gratis, termasuk pemeriksaan darah untuk deteksi dini DBD,” katanya.Ia mengatakan, gejala DBD pada orang dewasa mirip dengan infeksi virus lainnya. Seperti demam tinggi di atas 39 derajat celsius, demam naik turun, nyeri belakang mata.”Juga pegal sendi dan otot, mual, dan muntah. Pada anak-anak, gejalanya bisa tidak khas seperti batuk, pilek, diare, atau sulit buang air besar,” ujarnya.”Beberapa kasus juga dapat mengalami infeksi campuran dengan penyakit tipes.” Dia juga menyoroti pentingnya vaksinasi sebagai langkah pencegahan.”Jika sudah sembuh dari DBD, vaksinasi dengue bisa dilakukan tanpa menunggu. Untuk usia 6-45 tahun, diberikan 2 kali dengan selang pemberian 3 bulan,” ujarnya.Meskipun kasus DBD meningkat di semua kelompok usia, sekitar 70 persen kasus terjadi pada anak-anak. Yakni usia SD dan SMP di RSUD Tamansari.​

Share This Article
Leave a Comment