InfoMalangRaya, Indonesia – AFC Ajax memulai musim ini dengan sangat baik. Dalam empat pertandingan di Eredivisie dan kualifikasi UEFA Conference League, De Godenzonen selalu meraih kemenangan. Namun, hal itu tak lantas membuat eks pemainnya, Wesley Sneijder, puas. Dia menilai tim asuhan Francesco Farioli belum enak ditonton.
Sneijder terang-terangan menyebut Ajax saat ini terlihat seperti kehilangan DNA-nya. Hal itu didasarkan pada skor yang diraih pada 4 laga awal di semua ajang. Dari 4 laga itu, 3 di antaranya dimenangi hanya dengan skor 1-0. Satu-satunya kemenangan dengan skor besar adalah 3-1 atas Vojvodina pada leg II putaran II kualifikasi Conference League.
“Itu bukanlah DNA Ajax. Para pemain Ajax tidak diajari untuk memburu clean sheet. Orang-orang ingin melihat Ajax memainkan sepak bola indah, mencetak gol-gol, dan menciptakan serangan-serangan. Itu jauh berkurang pada saat ini,” urai Wesley Sneijder seperti dikutip InfoMalangRaya dari Voetbal Primeur.
Hal serupa juga dirasakan legenda Ajax lainnya, Marco van Basten. Namun, dia cukup memakluminya. “Saya pikir, skuad Ajax masih semenjana, jadi tak bisa berharap lebih,” kata dia. “Mereka belum berjumpa lawan yang benar-benar bagus. Kita masih harus menanti. Masih jauh untuk melihat mereka bermain bagus karena kualitasnya.”
Pujian Wesley Sneijder
Meskipun mengaku belum dapat menikmati permainan AFC Ajax, Wesley Sneijder tetap mengapresiasi kinerja Francesco Farioli sebagai pelatih. Bagaimanapun, hasil akhir tetaplah yang terpenting. Dia juga melihat ada perkembangan signifikan sejak De Godenzonen ditangani pelatih asal Italia tersebut.
“Sejauh ini, memang belum menghibur, tapi sepak bola adalah soal hasil. Dalam hal ini, Farioli membuat kemajuan di Ajax. Dalam bertahan, dia telah memperbaiki beberapa hal. Dalam 3 musim terakhir, tak ada pemain yang mundur ketika lawan melakukan serangan balik. Dia memperbaiki hal ini,” ujar Sneijder.
Pada kesempatan yang sama, Sneijder juga mengomentari keluhan Farioli soal kebocoran informasi penting kepada media. Menurut dia, ada baiknya sang pelatih mengabaikan saja hal itu dan lebih fokus pada pekerjaannya memperbaiki permainan dan performa Ajax. Pasalnya, hal seperti itu bukanlah masalah baru.
“itu sudah berlangsung ratusan tahun. Ketika saya masih bermain, De Telegraaf dan Algemeen Dagblad selalu mendapatkan bocoran. Satu berita di sini, satu berita lain di sana. Itu mengesalkan. Namun, Ajax sudah menghadapi hal itu selama ratusan tahun. Mungkin pelakukan pemain cadangan. Pastinya, seseorang yang kecewa,” kata dia.