Workshop Tenun dan Tudung Manto untuk Santri dan Masyarakat Lingga

InfoMalangRaya.com – Generasi muda pemerhati budaya Lingga bekerjasama dengan Balai Pelestarian Wilayah IV menggelar acara workshop tenun serta tudung manto  di balai Lembaga Adat Melayu (LAM) Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau.
Workshop dengan tema, “Eksistensi Tenun dan Tudung Manto di Kalangan Santri maupun Masyarakat” ini digelar selama 2 hari, mulai dari Sabtu sampai Ahad, 4-5 November 2023.
Acara workshop dibuka oleh salah satu tokoh masyarakat Daik Kabupaten Lingga, sekaligus sebagai perwakilan dari LAM Kabupaten Lingga, yaitu Datok Amhar M. Zahid.
Dalam paparannya, Amhar berpesan kegiatan workshop seperti ini bisa dilakukan secara berkesinambungan. Loka-karya seperti ini harapannya bisa digelar kembali sebagai upaya pelestarian Melayu khususnya seni tekstil di wilayah Lingga. Ia juga
Berharap, acara workshop ini bisa dijadikan sebagai ajang silaturahmi pengenalan budaya Melayu.
“Kami dari pihak panitia penyelenggara workshop pengenalan tenun serta tudung manto ini mengucapkan terima kasih kepada Datok Azmi sebagai Ketua Lembaga Adat Melayu Kabupaten Lingga yang telah mensuport kegiatan ini dengan fasilitas balai adat yang ada,“ kata ketua pelaksana workshop, Muh Hamka Syaifudin.
Dalam sambutannya, Hamka menjelaskan, bahwa kegiatan pengenalan tenun dan tudung manto ini merupakan salah satu upaya guna mengenalkan budaya Melayu kepada santri serta masyarakat Lingga. Selain itu, lanjutnya, juga menumbuhkan motivasi kecintaan terhadap tekstil Lingga, seperti tenun maupun tudung manto.
“Kegiatan ini tidak hanya untuk kalangan pelajar, tetapi juga guru pesantren yaitu ibu-ibu guru agar mereka jadikan sebagai salah satu bahan pembelajaran. Setelah mengikuti workshop ini semoga menjadi motivasi bagi peserta,” harap Hamka.
Hadir sebagai pemateri, Yuliati Amd. Sn., seorang penggiat seni Lingga, sekaligus pengrajin tudung manto di Rumah Tekat Tudung Manto Halimah. Ia menjelaskan tentang kecintaannya terhadap budaya Melayu khususnya tenun, ketika memulai pemaparannya.
“Masyarakat Lingga bisa menjadikan Janji sebagai motivasi dalam budaya Melayu, mengingat seperti Siak yang sudah menggiatkan kegiatan Janji di daerahnya,” ujar Yuliati.
Selain Yulati, ada juga pemateri lainnya, Djamisah. Seorang pelatih tudung manto yang telah terbiasa mengenalkan tudung Manto sebagai identitas budaya Melayu khususnya Kabupaten Lingga.
Dalam pemaparannya, Djamisah mengatakan, tudung manto tidak hanya sebagai nilai budaya, melainkan dalam sisi ekonomi juga punya peran tersendiri terutama tentang nilai jual dari suatu seni menekat tudung manto tersebut.
“Generasi muda hendaknya ikut dan mampu melestarikan tudung manto sebagai warisan budaya yang ada,” harap Djamisah. Turut hadir dalam kegiatan ini, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Lingga, yakni Ustadz Badi’ul Hasani. *Ditulis oleh Hamka untuk hidayatullah.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *