InfoMalangRaya.com—Sebuah sumber dari pejabat Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) menyatakan, Washinton memberikan dukungan terbaru kepada penjajah ‘Israel’ berupa tambahan Iron Dome.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal InfoMalangRaya (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Seperti yang telah kami katakan sebelumnya, AS akan mengalirkan dukungan tambahan Iron Dome ke ‘Israel’,” kata pejabat itu dilansir Defense News, Rabu, (25/10/2023).
“Sebagai hasilnya, Departemen Pertahanan saat ini terlibat dalam perencanaan untuk mendukung penyediaan baterai Iron Dome AS ke ‘Israel’,” sambungnya.
Sebelumnya, Angkatan Darat AS membeli dua sistem Iron Dome – yang diproduksi oleh perusahaan pertahanan ‘Israel’ Rafael Advanced Defense Systems dan dikembangkan bersama oleh RTX – atas permintaan Kongres Amerika beberapa tahun lalu.
Pembelian tersebut dimaksudkan untuk mengisi kesenjangan dalam pertahanan rudal jelajah sementara Angkatan Darat.
Namun pihak AS tidak berencana untuk membeli lebih banyak Iron Dome atau mengintegrasikan sistem tersebut ke dalam arsitektur pertahanan udaranya, kata para pejabat Angkatan Darat kepada Defense News.
Angkatan Darat AS hampir tidak menggunakan dua baterai yang dimilikinya. Personil Angkatan Darat dilatih dengan sistem Iron Dome di Fort Bliss, Texas, sebelum satu sistem dikerahkan ke Guam pada akhir tahun 2021 untuk latihan dua minggu.
Pejabat tersebut, juga tidak mengatakan apakah baterai tersebut akan dikembalikan ke AS jika baterai tersebut bertahan dalam pertempuran.
Iron Dome ‘Israel’ adalah salah satu sistem pertahanan udara yang dianggap paling efektif di planet bumi. Senjata menyerupai sistem Kubah Besi ini sejak lama digunakan melindungi warga ‘Israel’ dari serangan kelompok pejuang kemerdekaan Palestina, termasuk dari serangan mujahidin Al-Qassam.
Namun menariknya, Iron Dome milik zionis yang dianggap paling canggih justru dilaporkan gagal membendung roket-roket pejuang Palestina yang notabene buatan dalam negeri.
Diketahui, Brigade Izzuddin Al-Qassam, saya militer Hamas meluncurkan sekitar 5.000 roket ke wilayah Palestina yang dicaplok ‘‘Israel’’ dalam waktu kira-kira 20 menit saat ‘Operasi Taufan Al-Aqsha’ (Operasi Badai Al-Aqsha), Sabtu, (7/10/2023).
Menurut analis senior strategi pertahanan Australian Strategic Policy Institute, Malcolm Davis sistem tersebut gagal memotong serangan kelompok pejuang.
“Anda melihat rekaman sistem pencegah [milik ‘Israel’] yang berupaya membendung roket Hamas di udara. Namun jumlah rudal pencegat terbatas pada satu waktu,” ungkap Davis kepada ABC, belum lama ini.*