InfoMalangRaya.com— Juru bicara militer Brigade Martir Izzuddin al-Qassam, Abu Ubaidah melaporkan bahwa para mujahidin telah berhasil menghancurkan seluruh atau sebagian 20 kendaraan militer Israel dalam waktu 48 jam.
Dalam rekaman video yang ditayangkan TV Al Jazeera ia juga menyampaikan para mediator Qatar melakukan upaya untuk membebaskan perempuan dan anak-anak ‘Israel’ di Gaza, sebagai imbalan atas pembebasan anak-anak Palestina dan 75 tawanan perempuan Palestina, namun pihak penjajah justru menolaknya.
Ia menyebut bukti nyatanya adalah pembunuhan terhadap tawanan perempuan bernama “Faul Azai Mark Asiani”, yang ditangkap hidup-hidup dan meminta dibebaskan sejak awal perang tetapi dibunuh dalam serangan musuh beberapa hari yang lalu.
“Penjajah tidak peduli dengan pembunuhan para tawanannya,” ujar Abu Ubaidah sebagaimana dikutip Pusat Informasi Palestina (PIC) berbahasa Arab, Senin, 13 November 2023.
“Gencatan senjata untuk membebaskan sejumlah tawanan di Gaza mencakup gencatan senjata dan mengizinkan bantuan masuk ke Jalur Gaza, namun musuh mengulur waktu,” ujar pria yang selalu menutupi wajahnya ini.
“38 hari setelah dimulainya Pertempuran Tuafan (Banjir) Al-Aqsha, mujahidin kami terus menghadapi pasukan musuh, dengan meledakkan tank dan kendaraan lapis baja, dan menghancurkan dengan mortar,” katanya.”
Abu Ubaidah menekankan bahwa “pasukan penjajah akan tetap berada di bawah pukulan mujahidin kami di setiap langkah yang mereka ambil, dan bahwa impian para pemimpin perang Zionis untuk menghapus perlawanan kami adalah upaya untuk melarikan diri dari kekalahan besar,” katanya.
Pria yang kini menjadi banyak idola perlawanan ia mengingatkan para pemimpin dan tokoh Zionis di masa lalu yang sering bermimpi memberangus perlawanan dan para penjaga Masjidil Aqsha ini. Sayangnya impian mereka selalu gagal.
“Kami mengingatkan mereka yang berkhayal bahwa Yitzhak Shamir mencoba menekan perlawanan kami, begitu pula Rabin, yang ingin bangun dan melihat Gaza ditelan laut, dan pada saat itu batalyon kami hanya terdiri dari beberapa lusin dan dengan senjata ringan dan individual,” katanya.
Menurutnya, khayalan para pemimpin Zionis itu sudah masa lalu. Sebab saat ini kelompok perlawanan Palestina jauh lebih kuat dan lebih siap dari sebelumnya.
“Juga, Sharon, yang berjanji kepada Anda untuk melenyapkan Intifada dalam waktu 100 hari… Semua orang ini dibuang ke tong sampah sejarah dengan catatan panjang membunuh orang-orang tak berdosa, dan perlawanan kami tetap ada, tumbuh, dan menjadi lebih besar. Para pembunuh, tidak akan lebih beruntung dari mereka, dan Anda hanya akan mencapai kekecewaan dan kehancuran, Insya Allah,” tambahnya.
Dia mengingatkan kepada para Rezim teror ‘Israel’, bahwa setiap bom-bom yang dijatuhkan di Gaza akan mengancam nyawa tawanan (Israel, red) itu sendiri. “Musuh dan semua orang yang peduli dengan urusan para tawanan bahwa kelanjutan agresi udara dan darat pasti akan membuat nyawa para tawanan berada dalam bahaya besar setiap saat,” ujarnya.
Kemuliaan Syuhada dan Kewajiban Pembebasan Palestina
Ia menekankan bahwa keyakinan mutlak kemenangan datangnya dari Allah Swt. “Keyakinan mutlak kami adalah pada kemenangan dari Allah, pada keadilan perjuangan kami, dan kesucian pertempuran kami, yang merupakan induk dari segala pertempuran yang tidak bisa dibebaskan tanggungjawabnya dari kelompok umat Islam dari kewajiban mereka terhadap Palestina, karena hal ini merupakan tanggung jawab semua orang Arab, umat Islam, dan warga merdeka dunia.”
Meski Gaza saat ini terkucil dan dikucilkan dunia, Abu Ubaidah mengatakan, para pejuang tetap memperhatikan dan mengikuti perkembangan masyarakat dunia dan dampaknya.
“Semua orang merdeka di dunia, kami memperhatikan setiap tindakan Anda dan melihat sejauh mana pengaruhnya yang besar dan kebingungan terhadap agresor Zionis.”
Juru bicara al-Qassam menyadari telah banyak korban nyawa di Gaza atas kemuliaan kemerdekaan Palestina dan Masjidil Aqsha, yang kelak akan dicatat dalam sejarah.
“Wahai anak-anak bangsa kami, para syuhada kami yang bangkit setiap jam di Gaza akan diabadikan dalam sejarah sebagai syuhada terbesar dalam pertempuran paling suci dan panji-panji paling murni yang sedang berperang saat ini,” ujarnya.
Ia mengingatkan pada semua orang yang hanya menonton kezaliman terbesar ini pada keadilan Allah Swt kelak di pengadilan KerajaanNya.
“Berbahagialah anak-anak bangsa kami dan mujahidin kami atas kehormatan besar ini dan setiap penonton dari penderitaan yang dialami rakyat kami. Rasa malu akan menimpanya dan mempermalukannya, dan dia tidak akan berada di kerajaan Allah, kecuali apa yang Allah kehendaki,” katanya.
“Iman umat kami dan pesan-pesan mereka dari bawah reruntuhan adalah bukti terbaik kebesaran dan kebanggaan mereka serta pantasnya mereka mendapatkan lencana kehormatan karena membela misi Baginda Nabi kita ﷺ dan ribat di Tanah Suci yang Diberkati,” tutupnya.*