Info Malang Raya – Cuaca ekstrem kembali melanda wilayah Kabupaten Malang. Kali ini, angin kencang yang disertai hujan melanda Dusun Kerajan, Desa Pucang Songo, Kecamatan Pakis, pada Rabu (7/5/2025) sekitar pukul 14.45 WIB. Akibat kejadian tersebut, sejumlah rumah warga mengalami kerusakan, terutama pada bagian atap.
Informasi resmi diterima oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang dari perangkat desa setempat pada pukul 18.29 WIB. Sadono Irawan, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Malang, membenarkan bahwa angin kencang menyebabkan kerusakan di wilayah tersebut.
“Hujan dengan intensitas ringan hingga sedang disertai angin kencang terpantau terjadi di wilayah Pakis. Dampak terparah dirasakan di Desa Pucang Songo, tepatnya di RT 10. Beberapa rumah warga mengalami kerusakan atap,” ujarnya.# 10 Rumah Terdampak, 31 Warga Terkena Imbas
Hasil pendataan sementara menunjukkan bahwa 10 rumah rusak, dihuni oleh 10 kepala keluarga dengan total 31 jiwa, termasuk 3 balita. Meski tidak ada korban jiwa dalam insiden ini, warga mengalami kerugian material yang diperkirakan mencapai Rp19 juta.
Sadono menambahkan, saat ini kebutuhan mendesak bagi warga terdampak adalah terpal atau penutup atap dan bantuan logistik untuk kebutuhan dasar. “Warga membutuhkan setidaknya dua lembar terpal untuk melindungi rumah yang atapnya terbuka,” jelasnya.
Penanganan Cepat dan Kolaboratif
Tim BPBD Kabupaten Malang telah diterjunkan ke lokasi kejadian untuk melakukan pendataan, penanganan darurat, serta koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Muspika Pakis, Pemerintah Desa Pucang Songo, PMI Kabupaten Malang, FPRB, Tagana, dan relawan setempat.
Sebagian warga sudah mulai melakukan perbaikan secara mandiri dengan gotong royong. Namun, upaya tersebut sempat terhambat karena cuaca di lokasi masih diguyur hujan gerimis.
BPBD terus memantau perkembangan di lapangan dan memastikan penanganan pascakejadian berjalan maksimal. Warga pun diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem susulan, terutama saat pergantian musim.