Angkat 500 Meter Kubik Material di Saluran Sasando

Oleh admin

Infomalangraya – MALANG KOTA – Survei tim ahli penataan drainase menyebut di Kota Malang terdapat 300 titik genangan yang menjadi kawasan rawan banjir pada musim hujan.
Untuk menekan jumlah potensi genangan itu, Pemkot Malang terus melakukan normalisasi saluran air.
Seperti kemarin (23/5), normalisasi dilakukan di saluran sepanjang 200 meter di Jalan Sasando hingga Jalan Bylira, Kelurahan Tunggulwulung, Kecamatan Lowokwaru.

Staf Seksi Drainase Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang Syamsu Ismail mengatakan, saluran di Jalan Sasando merupakan lokasi pengerukan ke-14.
Sebelumnya sudah dilakukan normalisasi saluran di sejumlah kawasan. Seperti di Jalan Bandulan, Jalan Sedudut, Jalan Terusan Dieng, Jalan Raya Langsep, dan Jalan Mayjen Sungkono.
DPUPRPKP Kota Malang juga mengagendakan normalisasi saluran di Jalan Bukit Dieng, Jalan Janti Selatan, Jalan Taman Gayam, Jalan Gadang Gang Dahlia, Perumahan Cempaka Putih I, dan Perumahan Cempaka Putih II.
Pengerukan juga akan dilakukan di Jalan Simpang Gajayana, Jalan Al Qorni, serta Jalan Ksatrian.
”Dalam setiap kegiatan normalisasi, kami biasanya mengangkut puluhan hingga ratusan meter kubik material. Khusus di Jalan Sasando hingga Jalan Bylira, perkiraan kami mencapai 500 meter kubik,” ujar Syamsu.
Menurutnya, normalisasi saluran di Jalan Sasando dilakukan karena di kawasan itu sering terjadi banjir saat musim hujan.
Sebab kondisi saluran di daerah itu sudah banyak yang rusak.
Bagian tanggulnya perlu mendapatkan perbaikan.
Saluran itu juga dipenuhi banyak material.
Mulai dari batu, tanah, hingga sampah rumah tangga.
Ifatul Khoiriyah, warga RT 4/RW 4 Kelurahan Tungulwulung, membenarkan bahwa di tempat dia tinggal sering tergenang air maupun banjir.
Area yang banjir biasanya di bagian tengah Jalan Bylira.
Ketinggian air bisa mencapai tulang kering kaki orang dewasa.
”Sepengetahuan saya, air mengalir dari arah SD Tunggulwulung 2 ke bawah,” terang perempuan yang sehari-hari berjualan di toko milik keluarganya itu.
Kontur jalan dari arah SD Tunggulwulung 2 yang terletak di Jalan Bawang Raya 98 memang menukik ke bawah.
Ada jembatan kecil yang menghubungkan dengan jalan di sana.
”Nah, di jembatan itu ada semacam pembatas. Jadi air tidak bisa langsung mengalir. Mungkin itu juga yang membuat banjir,” lanjut Ifa.
Analis Sumber Daya Air Bidang Bina Marga DPUPRPKP Kota Malang Yocky Agus Firmanda menambahkan, untuk saluran di Jalan Sasando sementara hanya dilakukan normalisasi berupa pengerukan.
Tujuannya memperlancar aliran air, sekaligus menghambat laju tambahan debit banjir ke Jalan Soekarno-Hatta.
”Kalau untuk mengurangi aliran banjir ke Jalan Soekarno-Hatta perlu dilakukan penyudetan ke Brantas. Tapi, karena melewati tanah milik warga, salah satunya di Jalan Sasando, tentu banyak pertimbangan sebelum pembuatan sudetan dilakukan,” terang dia.
Ke depan, Pemkot Malang juga akan survei kondisi saluran air di kawasan Jalan Letjen Sutoyo dan Letjen S. Parman.
Kendalanya, di kawasan itu banyak ruko, sehingga perlu izin dulu sebelum melakukan normalisasi. (mel/fat)

Kamu mungkin menyukai berita ini

Tinggalkan komentar